Site icon nuga.co

Final Menyedih bagi MU di Liga Europa

Tak bisa dipungkiri Manchester United mengalami kesedihan yang luar biasa menjalang laga finalnya melawan Ayax di Liga Europa usai tragedy buruk bom yang mengguncang konser Ariana Grande yang berlokasi di Manchester Arena.

Terhadap tragedy itu, manajer Manchester United Jose Mourinho mengakui bahwa timnya berangkat ke final Liga Europa melawan Ajax Amsterdam dengan perasaan sedih .

Dua hari sebelum final Liga Europa yang berlangsung di Friends Arena, Solna, Swedia, bom membunuh dua puluh dua orang dalam peristiwa tersebut.

“Kami semua sangat sedih atas peristiwa tragis yang terjadi. Hati dan pikiran kami ada bersama para korban dan keluarga.”

“Namun masih ada tugas yang harus kami lakukan dan kami akan terbang ke Swedia untuk itu. “

“Sungguh sedih kami tak bisa terbang dengan perasaan gembira seperti yang kami lakukan sebelum menghadapi sebuah laga besar,” ujar Mourinho seperti dikutip dari situs resmi klub.

Namun Mourinho sendiri yakin bahwa kota Manchester akan kembali bangkit usai teror ini.

“Saya tahu, meskipun saya baru ada di kota ini dalam waktu singkat, bahwa para penduduk Manchester akan bangkit dan bersatu bersama-sama,” kata Mourinho.

Sebelum laga final Liga Europa nanti, ada prosesi mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertandingan dilangsungkan.

Tak hanya itu, para pemain juga akan mengenakan ban hitam tanda duka cita mereka terhadap tragedi tersebut.

Duel final Liga Europa musim ini diisi oleh dua klub raksasa Eropa, Manchester United dan Ajax Amsterdam.

Kedua tim punya motivasi besar untuk mengakhiri dahaga mereka akan titel turnamen eropa.

Manchester United terakhir kali jadi juara di benua Eropa adalah ketika mereka memenangi Liga Champions di musim delapan  tahun silam

Itu berarti sudah delapan musim mereka gagal merengkuh trofi bergengsi di Eropa.

Sementara itu Ajax sudah lebih lama puasa gelar di Eropa.

Usai meraih titel Liga Champions dua puluh satu tahun lalu, Ajax menjalani musim-musim berikutnya tanpa pernah sekalipun jadi yang terbaik di kawasan Eropa.

Meskipun kali ini mereka bermain di Liga Europa, kasta kedua kompetisi Eropa, hal itu tentu tak menyurutkan ambisi mereka untuk jadi juara.

Sejumlah fakta menarik jelang final Liga Europa bisa diungkapkan

Jose Mourinho memenangkan seluruh duel dalam enam kali kesempatan beradu taktik melawan Ajax Amsterdam.

Semua duel itu terjadi ketika Mourinho masih melatih Real Madrid.

Penyerang Ajax, Amin Younes berhasil melakukan dribble sukses sebanyak tujuh puluh tiga kali.

Jumlah itu nyaris dua kali lipat lebih banyak dibandingkan pemain termahal dunia milik Manchester United, Paul Pogba yang ada di tempat kedua dengan tiga puluh tujuh kali dribble sukses.

Ajax Amsterdam punya jeda sebelas hari dari laga terakhir yang mereka mainkan menuju laga final melawan Manchester United. Sementara itu ‘Setan Merah’ hanya punya jeda empat hari.

Manchester United dan Ajax Amsterdam belum pernah mengangkat trofi Liga Europa sepanjang sejarah mereka.

Saat turnamen ini masih bernama Piala UEFA, Ajax sempat jadi juara pada dua puluh lima tahun silam sedangkan Manchester United tak pernah sekalipun mengecap gelar ini.

Hanya ada dua kali drama adu penalti dalam enam belas laga final terakhir di ajang Liga Europa. sepuluh laga lainnya berakhir dalam waktu sembilan puluh menit menit sedangkan empat sisanya selesai di babak perpanjangan waktu

Exit mobile version