Site icon nuga.co

Erick Thohir Presiden Inter Milan

Erick Thohir, Jumat, 15 November 2013, malam WIB, resmi menjadi Presiden Inter Milan usai menguasai saham mayoritas tim asal Serie A tersebut, setelah Massimo Moratti menolak melanjutkan kepemimpinannya dan lebih gembira menempati posisi “presiden kehormatan.”

Moratti yang mewarisi kepemilikan Inter dari ayahnya, telah 18 tahun menguasai klub “La Beneamata” itu, dan tahun-tahun terakhir dilanda krisis keuangan yang memaksanya untuk menjual saham mayoritasnya untuk menyelamatkan keberadaan klub Kota Milano itu.

Rapat rapat umum luar biasa. Inter menunjuk Thohir, yang merupakan pengusaha asal Indonesia itu menjadi presiden klub yang baru. Thohir bersama dua rekan bisnisnya, Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo, mengakuisisi tujuh puluh persen saham Inter.

Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa itu, Erick dan dua rekannya masih menawarkan posisi presiden pada Moratti. Tapi, sebagai seorang pengusaha yang tahu etika Morrati menolaknya dengan alasan bahwa Thohir berhak memegang kendali tim yang sukses meraih 18 kali gelar scudetto itu.

“Saya merasa orang yang bertanggung jawab atas operasional klub ini juga harus menjadi presiden klub,” ujar Moratti kepada “Football Italia.” “Mr. Thohir dan rekannya meminta saya atau anak saya yang menjadi presiden. Namun, saya pun berterima kasih kepada mereka atas tawaran itu.”.

“Kami merasa bahwa melakukan sesuatu dengan meletakkan kewajiban pada bahu orang lain tidak akan baik. Benar bahwa posisi itu adalah sangat prestise, di mana mewakili kewenangan klub dan harus dijabat oleh mereka yang memiliki klub ini,” sambungnya.

Meski begitu, pria berusia 68 tahun itu berjanji akan tetap berada di lingkungan klub dengan jabatannya sebagai Presiden Kehormatan. Anak dari Moratti pun menempati i wakil presiden.

“Menjadi presiden kehormatan bagi saya dan juga anak saya menjadi wakil presiden masihlah berharga untuk kami. Itu membuat kami tetap dekat dengan tim dan juga klub, sambil menghormati peran dari pemilik baru,” paparnya.

“Saya sangat gembira sudah mendapatkan pemilik baru untuk klub luar biasa ini. Saya yakin mereka sudah amat siap untuk terus membawa kesuksesan ke warna tercinta kita. Secara pribadi saya bangga bisa menjadi presiden Inter selama bertahun-tahun,” ujar Moratti di situs Inter.

Rapat pemegang saham tersebut juga sudah memilih Dewan Direksi baru, yang terdiri dari delapan anggota: Erick Thohir, Rosan Roeslani, Handy Soetedjo, Thomas Shreve, Hioe Isenta, Angelomario Moratti, Rinaldo Ghelfi, dan Alberto Manzonetto. Erick Thohir lalu terpilih menjadi presiden dari direksi tersebut. Sedangkan Moratti kini menduduki kursi sebagai presiden kehormatan klub.

“Saya ingin mengucapkan rasa terima kasih khusus kepada teman dan mitra baru kami Massimo Moratti atas kepercayaan dan dukungannya, dan saya juga berterima kasih kepada mitra saya Rosan dan Handy yang sudah saya kenal selama lebih dari 20 tahun. Saya juga mau berterima kasih kepada keluarga kami. Tapi yang utama, terima kasih kepada para penggemar kami di seluruh dunia,” kata Erick Thohir.

“Hari ini adalah hari spesial dalam hidup saya. Inter mencerminkan kisah luar biasa mengenai hasrat, sebuh tradisi untuk menang, dan ambisi kuat untuk sukses. Seperti yang pernah dikatakan Giacinto Facchetti, ‘Rahasia untuk setiap kesuksesan terletak pada keyakinanmu sendiri’. Keyakinan kami terletak pada semangat, yang mana akan membuka jalan buat Inter untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Forza Inter,” serunya melanjutkan.

Melepas Inter ke pengusaha asing jadi langkah besar buat Moratti. Inter. Klub yang pimpin sejak 1995, adalah warisan dari ayahnya Angelo Moratti. Mungkin, karena alasan yang sangat emosional itulah Moratti, dalam akusisi dengan Erick, membuat semacam jaring pengaman agar La Beneamata tidak terpuruk setelah berpindah tangan.

Dikutip dari “La Gazzetta dello Sport,” Moratti secara khusus meminta pengacaranya membuat klausul buyback saat bertransaksi dengan Thohir dkk. Klausul tersebut membuka peluang Moratti untuk membeli kembali 70% saham Inter yang sudah dilepas dengan harga lebih murah.

Disebutkan, klausul tersebut akan berlaku jika tidak pemilik baru tidak memenuhi janji melakukan investasi pembelian pemain sampai akhir musim 2014-2015. Investasi pemain baru disebut dalam klausul tersebut perlu dilakukan demi menjaga Inter terus bersaing di papan atas.

Exit mobile version