Site icon nuga.co

Brasil Oleng Tanpa kehadiran Neymar

Brasil, untuk pertama kalinya, sejak menetapkan Neymar da Silva sebagai kapten tim, beberapa jam mendatang dipastikan, untuk pertama kalinya, tidak diperkuat oleh wingernya itu, yang juga pemain Barcelona, ketika menghadapi Venezuela di laga terakhir grup C Copa America.

Pertandingan ini menjadi menarik dan akan berlangsung di Estadio David Arellando, Senin dinihari WIB, 22 Juni 2015.

“Kami akan bermain tanpa Neymar, sehingga laga ini akan sulit. Namun kami harus siap,” kata pelatih Brasil, Carlos Dunga, seperti dikutip dari TV Globo, Sabtu waktu setempat, 20 Juni 2015.

Neymar tak bisa diturunkan karena mendapat kartu merah saat Brasil ditekuk dengan skor satu gol oleh Kolombia, Kamis, 18 Juni 2015. Ia dihukum tak boleh main dalam empat laga, sehingga harus absen hingga akhir turnamen.

Ini menjadi pukulan telak bagi Brasil. Sebab Neymar adalah pemain depan paling kreatif yang dimiliki Dunga. Ia bisa bermain sebagai pemain sayap maupun striker dengan sama baik.

Kalaupun Neymar tidak mencetak gol, kehadirannya di lini depan cukup ampuh untuk memecah konsentrasi para pemain belakang lawan.

Namun, apa boleh buat, kartu merah tak bisa dicabut dan Neymar harus manut. Carlos Dunga pun tak ingin buru-buru melempar handuk putih.

“Kami pernah bermain tanpa Neymar dan berhasil menang dengan skor dua saat melawan Meksiko,” kata Dunga.

“Saya hanya perlu mencari taktik yang tepat.”

Dunga ada kemungkinan mengandalkan permainan kolektif dibanding memanfaatkan skill individu para pemain. Dengan taktik ini, Brasil bisa meminimalkan risiko kehilangan bola.

“Kami akan bermain secara tim,” kata Dunga. Sebenarnya, sejak diambil alih oleh Dunga, permainan Brasil memang lebih mirip dengan tim-tim Eropa yang menggandakan kolektivitas.

Dalam sepuluh laga uji coba sebelum Copa America 2015, sangat terlihat betapa Dunga telah mengubah gaya bermain Brasil. Banyak yang mengkritik karena Brasil kehilangan keindahan permainan yang selama ini menjadi ciri khas mereka.

Namun kemenangan sepuluh kali secara beruntun dalam laga uji coba membungkam kritik tersebut. Sebab, bermain seindah apa pun, akan sia-sia kalau pada akhirnya mereka kalah.

Dan, Senin nanti, Brasil tak boleh kalah. Sebab persaingan di Grup C saat ini sangat panas. Bayangkan saja, semua tim di grup ini sama-sama memiliki tiga poin.

Dengan demikian, bila kalah dalam laga ini, langkah Brasil bisa saja terhenti di Copa America. Venezuela bukan tim yang bisa dianggap enteng. Akhir pekan lalu, mereka membungkam Kolombia dengan skor satu gol.

Gelandang serang Brasil, Philippe Coutinho, mengatakan timnya akan tetap bermain bagus dan mampu mengatasi absennya kapten tim, Neymar, menjelang laga terakhir Grup C Piala Amerika 2015 melawan Venezuela, Senin dinihari, 22 Juni 2015, waktu Indonesia barat.

“Setiap pemain sudah siap dan fokus sesuai dengan yang kami inginkan. Kami kehilangan Neymar, tapi semua pemain fokus menutupi absennya untuk pertandingan berikutnya,” kata Coutinho dilansir dari Marca, Minggu.

Pengatur serangan Liverpool, Coutinho, dijagokan menjadi pengganti Neymar karena mampu bermain di posisi sayap, playmaker, atau penyerang kendati pelatih Carlos Dunga belum mengumumkan skuad resminya pasca-hukuman yang diterima Neymar.

Coutinho yang berharap Brasil lolos ke perempat final Piala Amerika mengatakan semua pemain di tim siap menyambut Neymar jika kembali seusai menjalani hukuman larangan bertanding.

Sementara itu, pelatih Uruguay, Oscar Tabarez, tidak ingin ikut campur untuk hukuman kartu merah yang diterima striker Brasil, Neymar da Silva Jr di Copa America 2015.

Dia juga tidak ingin membandingkan dengan hukuman Luis Suarez di Piala Dunia 2014.

Neymar harus menjalani sanksi empat pertandingan di Copa America 2015 dan denda sebesar USD100 ribu.

Hukuman itu karena ulahnya di lapangan yang terlibat keributan dengan pemain Cile, Carlos Bacca di akhir pertandingan. Ditambah, pemain berusia 23 tahun itu memaki wasit Enrique Osses yang memberikannya kartu merah saat keduanya bertemu di lorong menuju ruang ganti.

“Di berbagai pertandingan apapun selalu ada wasit yang mengambil tindakan disiplin sesuai dengan peraturan. Tentang Neymar saya tidak ingin berkomentar,” kata Tabarez seperti dikabarkan Soccerway, Minggu, 21 Juni 2015.

Tabarez berharap kejadian yang menimpa Neymar dan Suarez bisa menjadi pelajaran bagi pemain lainnya. Kehilangan pemain bintang memang merugikan dari sisi teknis maupun nonteknis.

“Saya melihat apa yang terjadi dalam pertandingan. Saya tidak ingin membuat perbandingan. Tapi saya pikir kami tidak boleh melakukan hal kasar kepada pemain lain, seperti yang dilakukan Suarez,” tandasnya.

soccerway, marca dan o’globo

Exit mobile version