Site icon nuga.co

Brasil Gagal Tebar Ancaman Di “Tour Europe”nya

Brasil gagal menebar ancaman sebagai tim berbahaya di Piala Dunia 2014, setelah di dua laga persahabatannya, melawan tim tangguh Europa, Italia dan Rusia, hanya membawa pulang angka seri
Pekan lalu, di Geneva, Swiss, pelatih Felipe Scolari yang memanggil kembali Kaka untuk bergabung dengan Neymar dan Hulk hanya bisa bermain seri, 2-2, melawan “Gli Azzuri” Italia. Sedangkan Selasa dini hari WIB, di Stamford Bridge, Inggris, Brasil hampir saja tersandung dengan Rusia, yang kini di latih Fabio Capello, dan pertandingan berakhir 1-1.

Scolari yang mematangkan timnya dengan menggabungkan kematangan pengalaman Kaka dan Ronaldinho dengan “excelency technical” dan “straight football” Neymar, Fred dan Hulk, sepertinya ingin mengembalikan Brasil kepada “khitah” permainan 4-3-3 yang “hatam” di Piala Dunia 2014 Brasil.

Scolari merombak tipikal 4-3-3 Brasil sebelumnya, yang lebih “dalam” untuk bertahan, dan menggelembungkan keseimbangan blok yang mengutamakan prinsip menyerang adalah pertahanan yang baik.

Dalam dua laga melawan Italia dan Rusia, Scolari menemukan hambatan pertahanan blok dengan grendel setengah hati dari kedua tim itu. Italia masih memadukan system bertahan dengan mengganbungkan peran gelandang bertahan yang berfungsi sebagai bek “second line.” Pada tim Rusia, yang kini dilatih mantan manajer AC Milan, Real Madrid dan “Three Lions” Inggris, Fabio Capello, Scolari menemukan sentuhan “cattennacio” yang lebih lembut lewat perpaduan menyerang yang apik dan bertahan secara diagonal.

Menghadapi kedua tim, Scolari dihadapkan kepada kenyataan, belum hafalnya Neymar tentang sepakbola Europa yang membunuh pergerakan di garis kedua. Memang ada Hulk yang bisa menggeber sektor kanan pertahanan Rusia, tapi ia dihajarkan secara “pressing” begitu menguasai bola.

Dani Alves yang diharapakan Scolari untuk membangun “attacking start” di garis kanan lapangan ternyata belum “chun up” mensejajarkan umpannya dengan Hulk dan Neymar. Alves kagok dengan gaya akselarasi kedua pemain itu. Padahal di Barcelona Alves merupakan titik temu di antara titik serangan balik.

Dalam pertandingan melawan Rusia, Selasa dinihari, Di Stamford Bridge, kandang Chelsea, yang merupakan akhir lawatan Brasil ke Eurpa di dua laga berbeda, Fred menyelamatkan timnya dari kekalahan. Fred mencetak gol pada menit-menit akhir untuk menyamakan kedudukan.

Pada pertandingan kali ini, Rusia mampu tampil menekan lebih dulu. Laga baru berjalan sembilan menit, Sergei Ignashevich hampir membuat pendukung Rusia bersorak jika saja bola tendangan bebasnya tidak mampu dihalau kiper Brasil, Julio Cesar.

Sepanjang babak pertama, Rusia yang dipoles dengan perpaduan gaya “Italiano” yang terkenal sebagai pembunuh dipadukannya dengan kecepatan ala “Britain” yang mengutamakan kecepatan umpan panjang terlihat lebih mendominasi jalannya pertandingan.

Brasil, yang mulai menemukan jawaban permainan polarisasi menyerang yang konstan di pertengahan babak pertama memang mampu menciptakan sejumlah peluang dengan permainan cepat yang menjadi ciri khas skuad asuhan Felipe Scolari itu. Peluang terbaik Brasil di babak ini diperoleh Neymar pada menit ke-20. Sayang, bomber Santos itu gagal mengontrol bola umpan David Luiz dengan baik sehingga kesempatan itu pun terbuang sia-sia.

Usai turun minum, Brasil terlihat mencoba keluar dari tekanan. Beberapa kali kombinasi Kaka, Neymar, dan Fred mampu menciptakan peluang berbahaya di depan gawang kiper Rusia, Vladimir Gabulov. Menit ke-56, misalnya, ketika Kaka mampu melewati barisan pertahanan Rusia usahanya itu gagal karena bola tendangannya masih dapat dihalau Gabulov sehingga hanya menghasilkan tendangan pojok.

Rusia di bawah asuhan Capello memang terlihat berubah. Mereka berani lebih masuk ke dalam ruang tembak lewat umpan pendek. Bahkan, pada menit ke-73, Rusia berhasil memecah kebuntuan, setelah Victor Faizulin mampu membuat timnya unggul 1-0. dari kemelut di depan gawang, dan Faizulin melepaskan tendangan keras yang tak dapat ditepis Cesar.

Tertinggal 0-1 Brasil meningkatkan serangan. Walhasil, usaha mereka akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-90. Berawal dari kerja sama satu duanya dengan Hulk, Marcelo melepaskan umpan tarik ke tengah yang langsung disambar Fred untuk mengubah kedudukan menjadi 1-1. Skor itu pun bertahan hingga laga usai dan Scolari yang pernah melatih di tim Portugal dan klub “The Blues” Chelsea, paling tidak telah member tahu timnya bahwa sepakbola Europa telah mengalami revisi dan harus dihadapi dengan kombinasi pola yang konsisten.

Exit mobile version