Site icon nuga.co

Barca Kritis dan Diambang Bahaya

Naiknya Real Madrid ke puncak klasemen La Liga, dari dua kekalahan beruntun yang dialami Barcelona di La Liga, dari Real Madrid dan Celta Vigo, membunyikan tetabuhan komentar dari Johan Cruyff, mantan pemain dan pelatih, yang meletakkan dasar sepakbola tiki taka di Nou Camp.

Genderang komentar ini tidak seperti biasanya. Gaduh dan menuding. Kali ini, legenda hidup Blaugrana ini menganggap serangkaian hasil buruk yang dituai Barca karena faktor non teknis.

Mantan pemain Ayax dan Tim “Oranye” yang membuat sepakbola dunia terkesima di masa jayanya dengan pola permainan “total football” gaya Rinus Michels, menganggap masalah demi masalah di luar lapangan telah membuat Barcelona kehilangan wibawa.

Termasuk diantaranya skandal korupsi transfer Neymar dan larangan transfer pemain hingga 2015.

Bahkan mantan presiden Barca, Josep Luis Nunez kini juga tengah terancam dijebloskan ke penjara karena kasus korupsi. Rentetan masalah di luar lapangan ini yang dianggap Cruyff membuat Barca kehilangan citra baiknya.

“Saya minta maaf harus melihat Barcelona dengan cara ini. Kami telah kehilangan wibawa di dunia. Dengan kerja sama bersama Unicef, ini seperti sebuah mutiara di dunia dan semua orang tentu ingin melihat Barca,” kata Cruyff dilansir Soccerway.

“Siapapun yang mencintai klub ini akan sangat tidak bahagia dengan apa yang terjadi sekarang. Banyak ujian-ujian dan kini seorang presiden tengah terancam penjara,” lanjut Cruyff.

Namun dalam kesempatan itu, Cruyff tetap menaruh keyakinan dengan trio Lionel Messi, Neymar dan Luis Suarez. Menurut Cruyff, waktu akan segera membuktikan trio penyerang ini akan kembali mengangkat pamor Barca.
Cruyff menuding, naiknya Madrid ke puncak klasemen sementara La Liga tak terlepas dari hasil memalukan itu yang berujung kekalahan klub di hadapan pendukungnya di i Camp Nou, dari tim “biasa”, Celta Vigo.

Pada laga itu, seperti biasa, Barcelona mampu menguasai jalannya pertandingan dan terus memberi tekanan ke daerah pertahanan Celta. Namun, trio lini depan, yang kembali diisi Neymar, Lionel Messi, dan Luis Suarez kerap tak mampu memanfaatkan peluang yang ada.

Hasil itu seakan menunjukkan kalau Barcelona belum bisa “move on” dari hasil buruk di El Clasico, pada 25 Oktober lalu. Terlebih, kekalahan ini terjadi di markas mereka, Camp Nou, dari tim yang tak begitu diperhitungkan. Celta sendiri tim yang dilatih Enrique musim lalu.

Sebagai catatan, ini merupakan kekalahan kandang pertama Barcelona dari Celta, dalam empat puluh enam laga terakhir. Selain itu, Barcelona juga mengakhiri catatan selalu mencetak gol di kandang sejak 2011.

Dan itu diperparah dengan fakta bahwa untuk pertama kalinya sejak Mei 2009, Barca menelan kekalahan dua kali beruntun di La Liga.

Usai pertandingan, pelatih Barcelona, Luis Enrique menyesalkan segala yang terjadi pada laga kontra Celta. Kendati demikian, secara permainan, dia puas dengan apa yang telah ditunjukkan oleh Sergio Busquets dan kawan-kawan. Hanya, kurang beruntung.

“Kami punya sembilan belas tendangan dan membentur mistar gawang empat4 kali. Beberapa hal bisa berlangsung lebih baik. Namun, tim terus berjuang sampai akhir. Kami punya banyak peluang, namun bola tidak mau masuk,” kata Enrique seperti dilansir Football Espana.

“Apakah saya suka atau tidak, kami hanya kurang efektif. Saya cemas terhadap dinamika tim saya. Sekarang, tergantung pada kami apakah siap menghadapi situasi ini,” lanjut pelatih asal Spanyol, yang juga pernah membesut AS Roma tersebut.

Sementara itu, bek sayap Blaugrana, Dani Alves seakan tak percaya timnya banyak membuang peluang. Namun, pemain asal Brasil tersebut tak mau terpengaruh dengan posisi di klasemen, dan tetap yakin segalanya akan kembali normal.

“Pertandingan yang gila. Tapi, kami hanya memikirkan diri sendiri, bukan tim-tim lain. Kami harus memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan,” ucap pemain yang juga pernah memperkuat Bahia dan Sevilla tersebut.

Hasil tersebut membuat Blaugrana terlempar dari singgasana klasemen sementara La Liga, dan terpaksa menduduki posisi tiga terpaut dua poin dari Madrid dan Atletico di posisi dua.

Selain itu, dua kekalahan beruntun di La Liga juga menjadi peringatan bagi Barcelona. Sebab, jika tergelencir lagi, bukan tak mungkin mereka akan ditinggal tim-tim lain, mengingat persaingan La Liga musim ini begitu ketat.

Exit mobile version