Site icon nuga.co

Barca Dihajar Empat Gol Bayern Muenchen

Gemuruh tetabuhan tambur dan “koor” nyanyian “Uber Alles,” khas paduan musik dan hentakan langkah dari  sepatu lars Bavaria, mengisi langit Allianz Arena sepanjang Rabu dinihari WIB.  Gemuruh yang menyertai “perkelahian” Catalonia dengan disiplin “militeristis” Otto van Bismarck untuk sebuah janji penaklukan.

Bayern Muenchen, yang Bavaria itu memang sebuah postur kekuatan fisik, ketika di sebuah malam, Selasa waktu Munich, mengusir aura magis Barcelona yang menjadi “hantu” tiki taka selama satu dekade terakhir lewat empat gol tanpa balas. Muenchen memang perkasa sebagai kekuatan tim yang mempertontonkan perpaduan antara “save attractive defence,” yang membendung laju serangan di dua pertiga blok tengah dan “attacking  pressure” di wilayah gawang lawan.

Bayern memang sebuah bangunan tim yang sangat padu dalam mengintegrasikan permainan antar blok. Perpaduan lewat perhitungan detik terakhir ketika harus membangun serangan dan menyelaraskan pertahanan dalam kesempatan pertama. Dan tak salah bila Joseph “Pep” Guardiola” mau “turun gunung” untuk memilih kepelatihan di Bayern Muenchen di musim mendatang.

Bayern, seperti dikatakan Heynckes, pelatih gaek yang akan pensiun di penutup musim, sudah menemukan jatidirinya sebagai tim Bavaria yang tak pernah menempatkan kata menyerah dalam sebuah pertandingan. “Hari ini kami membuktikan bahwa kekuatan Barca hanya pepesan kosong. Kami akan datang ke Nou Camp untuk kembali berkelahi pekan depan. Masih ada waktu sembilan puluh menit lagi untuk sebuah laga prestise,” kata Heynckes dengan bangga.

Mantan kiper Bayern Munich, Oliver Kahn, kepada “Bild” mengatakan, laga pertama di  Allianz Arena ini memang sebuah jawaban dari teka teki kekuatan tim Europa. Muenchen musim lalu telah melucuti Madrid. Tahun ini giliran Barca. Bukan sebuah kebetulan ketika Ribery atau pun Arjen Roben, serta Thomas Mueller bisa mengatakan, Espana boleh menuai membanggakan dua tim “el clasico” tapi “uber alles” hanya milik Bavaria.

Kahn yang berwajah keras, khas “face” anak Bavaria, dan hanya memilih “Die Rotten,” selama karir sepakbolanya, tahu dengan kualitas Bayern dan Barca. Ia tahu juga ketika Barca memegang bola lebih dominan. Tapi ia persis tahu Muenchen adalah raksasayang  tidak akan pernah mau menahan diri untuk menyerang guna memastikan satu tempat di laga puncak.

“Saya sudah katakana musim ini Barcelona begitu rentan di lini belakang. Heynckes mendiskusikannya dengan kami. Saya terbiasa menyaksikan sebuah jalan pertandingan dari bawah mistar. Untuk itu saya tahu Barca bisa dikalahkan. Hapuskan Messi dari memori pemain,” ungkap Kahn usai kemenangan Bayern kepada  di situs resmi UEFA.

“Menurut opini saya, pertandingan mala mini milik Bayern. Mereka berani bermain  terbuka.  Saya tahu Barca memendam  kekecewaan yang mendalam bagi fans dan setelah menyadari kekalahan empat kosong. Dan musim ini merupakan sebuah momen yang tepat bagi Bayern,” kata mantan kapten Bayern ketika  meraih trofi Liga Champions di musim 2000-2001 itu.

Karl-Heinz Rummenigge, mantan pemain Bayern yang kini menjadi “CEO”  klub Bavaria itu, menerawang ketika pertandingan usai. Ia sulit menerima kenyataan bahwa Bayern bisa memenangkan laga ini dengan empat gol. “Barcelona merupakan tim terbaik dunia saat ini. Saya seperti  bermimpi ketika melihat ke papan skor  angka  4-0,” kata mantan gelandang itu.

“Menang 4-0 atas tim terbaik di dunia, rasanya seperti mimpi. Kami menampilkan permainan yang indah serta tak memberi kesempatan kepada lawan. Saya rasa Barcelona tak pernah menjalani pertandingan yang tak memberikan mereka terlalu banyak peluang,” ujar Rummenigge.

Bayern, yang diawal pertandingan “mencuri” start serangan menyadari betapa dahsyatnya umpan pendek dari perpaduan “touching” satu dua dan “wall pass” bersisian yang membentuk kerapian bangunan serangan segi tiga Barca. Bayern menghadang tiki taka ini dengan membentuk “zona marking” di blok tengah lapangan.

Pelatih Heynckes memang sudah mengatakan di kamar ganti ketika timnya turun ke lapangan. “Bangun zona marking di blok tengah dan perpendek aliran serangan. Dan pemain Bayern mematuhinya. Buktinya gol pertama  Thomas Mueller pada menit ke-25 sebagai jawabannya.

Sebuah umpan silang dari Arjen Robben dibelokkan Dante ke arah Mueller yang berada di sudut tiang  gawang. Mueller menyundul bola ke arah gawang. Valdes melakukan antisipasi, tetapi tak cukup untuk mencegah bola masuk. Itulah gol yang membunuh karakter permainan Barca.

Terbunuhnya karakter Barca ini mempermudah Bayern melakukan serangan cepat dan akurat. Empat menit usai istirahat, Bayern mendapatkan gol kedua dari Mario Gomez. Dari jarak dekat, Gomez meloloskan bola ke gawang Barcelona, memanfaatkan umpan Mueller.

Angka di papan skor diubah oleh Arjen Robben menjadi 3-0 pada menit ke-73. Setelah menguasai umpan Bastian Schweinsteiger, Robben menggiring bola masuk ke gawang dan, berkat bantuan Mueller, berhasil melewati Jordi Alba. Robben mengakhiri pergerakannya dengan melepaskan tembakan akurat dari sudut sempit, yang gagal dihalau Valdes.

Pesta gol Bayern ditutup oleh Mueller pada menit ke-82. Bayern membangun serangan melalui sektor kanan pertahanan Barcelona, yang berujung lepasnya umpan silang dari David Alaba. Mueller memenangi perebutan posisi dengan seorang pemain lawan sehingga bisa menyepak bola masuk ke gawang.

Secara umum, Barcelona mendominasi penguasaan bola, tetapi pemain-pemain Bayern membangun komunikasi dan koordinasi yang solid sehingga mampu memangkas umpan-umpan final Barcelona.

Di tengah kesulitan itu, Barcelona mencoba memecah kebuntuan dengan melepaskan sejumlah tembakan, tetapi tak cukup ampuh bagi Manuel Neuer.

Pada menit ke-69, misalnya, Lionel Messi melepaskan tembakan jarak dekat, tetapi diblok oleh Dante. Tak lama setelahnya, Marc Bartra melakukan usaha serupa, tetapi tak membuahkan gol akibat langkah antisipasi Neuer.

Di sisi lain, Bayern selalu berusaha mengalirkan bola dengan cepat ke lini pertahanan lawan melalui sektor sayap. Dengan permainan umpan silang ditambah keunggulan postur badan, Bayern mampu menyulitkan lini belakang lawan dalam menutup ruang dan menentukan siapa pemain yang perlu dikawal.

 

Exit mobile version