Site icon nuga.co

Clasico, Ancelotti: Wasit Menangkan Barca

Real Madrid mengenyampingkan “gentlement agreement” sportifitasnya dengan “menganulir” kemenangan Barcelona di laga “clasico one series,” di Nou Camp, Sabtu malam WIB, setelah pelatih Carlo Ancelotti dengan nada marah menuduh kepemimpinan wasit yang “bodoh.”

Sikap serupa juga pernah menjadi alasan mantan pelatih “El Real,” Jose Mourinho, yang menuduh kepemimpinan wasit sebagai biang kekalahan klub Los Blancos itu. “Saya tak habis pikir kenapa wasit tak memberi penalti kepada Madrid. Ini sikap bodoh. Barca dimenangkan oleh ketololan wasit,” ujar Ancelotti dengan muram.

Kubu Madrid memang merasa berhak atas dua penalti pada pertandingan di Camp Nou, Sabtu malam WIB. Penalti pertama karena bola yang menyentuh tangan Adriano, sementara yang kedua karena Javier Mascherano mendorong Cristiano Ronaldo hingga terjatuh di area terlarang.

Tapi, dua klaim penalti yang diajukan Madrid ditolak oleh wasit Undiano Mallenco. Madrid akhirnya kalah dengan skor 1-2 pada laga paling mahal, paling hebat dan paling provokatif itu. Satu gol Los Merengues dicetak oleh Jese, sementara dua gol Barca diciptakan Neymar dan Alexis Sanchez.

“Dalam opini saya itu merupakan penalti yang jelas. Saya pikir seluruh dunia melihatnya kecuali wasit, yang tidak memberikan hadiah penalti,” ujar Ancelotti di situs resmi Madrid, merujuk pada dorongan Mascherano terhadap Ronaldo.

Terkait bola yang mengenai tangan Adriano, Ancelotti tidak terlalu yakin.

“Saya tak akan berkomentar soal handball karena sangat sulit membuat keputusan terkait kejadian itu. Itu adalah momen penting di dalam pertandingan dan kalau dia memberi penalti maka saya pikir hasil pertandingan akan berbeda,” katanya.

Tidak hanya Ancelotti yang bersuara lantang. Bek Real Madrid Sergio Ramos sama sebangun dengan sang pelatih mengungkapkan kekecewaannya usai kalah dari Barcelona. Ia pun kemudian menyoroti kepemimpinan wasit di laga tersebut.

Menurutnya, Madrid harus mendapatkan dua tendangan penalti, dari handball Adriano dan pelanggaran terhadap Cristiano Ronaldo. “Ada hal-hal yang tidak bisa kami lawan,” kata Ramos di Football Espana.

“Ada dua penalti yang terlihat jelas dan sebuah handball. Di pertandingan semacam ini Anda bahkan tak bisa berbicara ke wasit,” sesalnya.

Bagi Barca, protes Madrid tidak mengubah hasil pertandinga. Kemenangan Barca di laga “el clasico” pertama musim ini merupakan jawaban paling tuntas dari kesiapan tim menghadapi laga-laga keras di La Liga. Dan kemenangan ini makin menjauhkan jarak Barca dengan Madrid dalam perolehan angka di klasemen BBVA.

Bagi Barca kemenangan atas Madrid, sang rival sejati, di Camp Nou, Minggu dinihari WIB harus diartikan juga pengembalian citranya sebagai pilar sepakbola Spanyol. Dalam tiga “clasico” terakhir Barca dibuat menderita oleh Madrid leat kekalahan beruntun.

“Perasaan kami setelah memenangi El Clasico selalu menyenangkan,” ujar Direktur Olahraga Barca Andoni Zubizarreta di Football Espana.

Di laga tersebut Neymar membuka kemenangan Barca lewat golnya di menit ke-19 dan Alexis Sanchez di menit ke-78. Sedangkan Madrid baru membalasnya melalui gol Jese di “injury time.”

“Di babak pertama kami tampil bagus secara taktis. Di babak kedua Madrid memiliki beberapa peluang, tapi kami mengatasinya dengan gol Alexis.”

“Terlepas dari golnya, Neymar tampil amat bagus. Sikapnya fantastis,” puji Zubizarreta.

Hasil tersebut mengokohkan posisi Barca di puncak klasemen dengan 28 poin dari 10 laga, unggul empat poin dari Atletico Madrid yang ada di posisi dua dan baru memainkan sembilan laga, dan enam angka dari Madrid di posisi tiga. Sampai jornada 10 Barca juga masih menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan di ajang La Liga Primera.

Namun demikian, Zubizarreta menegaskan bahwa musim masih panjang dan hasil di El Clasico kali ini belum menentukan dalam perebutan titel juara.

“Belum ada yang pasti pada bulan Oktober. Kami tentu suka unggul enam angka, tapi masih ada banyak pertandingan yang harus dimainkan,” tegasnya.

Exit mobile version