close
Nugatama

Temuan Terbaru Pluto Ubah Isi Buku Teks

Setelah ditemukan delapan puluh lima tahu lalu oleh Clyde William Tombaugh, astronom Amerika Serikat, semua asumsi tertulis tentang planet Pluto gugur dan dimentahkan oleh temuan terbaru Badan Antariksa Amerika Serikat, atau NASA, lewat pencitraan gambar yang dilakukan pesawat penjelajah New Horizons.

Selama puluhan, di dalam buku pelajaran, Planet Pluto digambarkan sebagai planet yang jauh dari matahari, paling gelap, berukuran kecil dan mengerikan.

Asumsi yang menjadi pegangan para ilmuwan itu ternyata keliru, kecuali mengenai jaraknya dengan Matahari.
Planet Pluto tidak gelap, tak kecil-kecil amat dan memiliki permukaan yang eksotik dengan bukit dan gunung es yang menarik.

Bantahan dari asumsi “buku” pelajaran tentang Pluto dihasilkan lewat fakta terbaru dari pesawat penjelajah New Horizons yang sedang mendekati Planet Pluto setelah ‘berkelana’ di luar angkasa selama sembilan setengah tahun.

Dari jarak terdekatnya baru-baru ini, New Horizons mengirimkan foto terdetail dari Pluto. Pegunungan setinggi sekitar sepuluh ribu kaki yang terekam di planet itu diduga mengandung es.

Foto yang dikirimkan New Horizond itu sepuluh kali lebih detail ketimbang foto Pluto mana pun.

Foto yang memperlihatkan gunung-gunung yang mengandung es di Pluto, dirilis oleh NASA, dan menjadi sati item dari bantahan yang mengatakan planet ini mengerikan karena datarannya yang compang camping.

Foto yang dirilis juga termasuk foto area baru yang telah dinamai oleh para ilmuwan dengan nama Tombaugh Regio, diambil dari nama Clyde William Tombaugh, astronom Amerika Serikat yang menemukan Pluto pada 1930.

Para ilmuwan cukup kaget mendapati minim sekali kawah di Pluto. Sehingga diduga pegunungan yang lebih banyak mengandung es ketimbang batu itu sudah terbentuk tak lebih dari seratus juta tahun lalu.

“Ini adalah permukaan yang termuda yang pernah kita lihat di Tata Surya,” kata Jeff Moore, dari tim Geologi, Geofisika, dan Imaging di New Horizons.

Perjalanan New Horizons sudah melintasi tiga miliar mil jauhnya dari Bumi. Ia diluncurkan pada pertengahan Januari sembilan tahun lalu.

Horizons terbang dengan kecepatan lima puluh dua ribu mil per jam sebelum melakukan terbang melintas dari jarak dekat, sekitar delapan ribu mil jauhnya dari planet itu atau sekitar sepertiga puluh jarak Bumi ke Bulan.

Setelah melintasi Pluto dari dekat, New Horizons melanjutkan perjalanannya ke ujung Tata Surya.
New Horizons akan menuju Kuiper Belt, sebuah kawasan yang penuh dengan benda misterius yang belum pernah terungkap selama ini.

Misi New Horizons milik NASA telah memperlihatkan banyak ruang yang lebih besar di Pluto. NASA mengatakan Pluto ternyata memiliki diameter lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya

NASA menambahkan, penentuan ini dibuat menggunakan gambar yang dikumpulkan oleh probe Long Range Reconnaissance Imager.

“Ukuran Pluto telah diperdebatkan sejak penemuannya delapan puluh lima tahun lalu. Kami sangat senang akhirnya perdebatan tersebut berakhir,” kata ilmuwan Bill McKinnon dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari Cnet.

NASA mencatat telah lama kesulitan mencari tahu ukuran yang akurat untuk Pluto karena rumitnya beberapa faktor dari atmosfer planet tersebut.

New Horizons diluncurkan sebagai misi bernilai miliaran mil untuk mempelajari Pluto dan bulan-bulannya.

Misi ini telah terbang ke lintasan terdekat pada Selasa lalu. NASA berharap untuk belajar lebih banyak tentang planet kerdil dan satelit mungil sebagai probe bergerak untuk gambar yang lebih baik dan putaran baru pengumpulan data.

Sebelumnya juga, New Horizons berhasil mengungkap warna asli dari Planet Pluto yang selama ini salah diterka oleh banyak orang. Ternyata, Pluto berwarna merah berpasir.

Mengutip dari situs resmi NASA, pemandangan dari foto tersebut memperlihatkan sisi Pluto yang didominasi oleh tiga wilayah luas dari berbagai tingkat kecerahan.

Hal paling menonjol adalah corak gelap yang memanjang di khatulistiwa, yang secara informal dikenal sebagai “the whale”.

Tak hanya itu, di sana juga ada area luas nan terang yang berbentuk hati berukuran sekitar dua ribu kilometer

di sepanjang kawasan bagian kanan Pluto. Di atasnya adalah kawasan kutub yang juga cukup terang.
Penjelajah Pluto, New Horizons dari NASA dalam hitungan jam bakal berada di orbit terdekatnya dengan sang planet kerdil.

Sudah banyak temuan baru mengenai Pluto, dari mulai warna hingga ukurannya. Namun, bagaimana soal tingkat kecerahan di Pluto mengingat letaknya paling jauh dari Matahari?

Cahaya Matahari yang sampai di Pluto tentu lebih lemah dari Bumi. Letaknya yang miliaran kilometer dari Matahari, tak heran banyak yang beranggapan bahwa Pluto adalah planet gelap. Nyatanya tidak.

NASA melalui laman situsnya yang khusus membahas soal sistem tata surya mengatakan, saat menjelang fajar dan senja tiap hari di Bumi, tingkatan kecerahannya ternyata sesuai dengan waktu siang hari di Pluto. NASA menamakannya Pluto Time.

NASA kemudian mengimbau masyarakat untuk ke luar rumah saat menjelang fajar atau senja apabila penasaran mengenai seberapa terang waktu siang hari di Pluto.

“Dunia di sekitar Anda akan sama terangnya dengan permukaan di Pluto pada siang hari,” tulis NASA.

Melalui tautan http://solarsystem.nasa.gov/plutotime/, NASA memberikan kesempatan siapapun untuk memasukan lokasi Pluto Time masing-masing.

Bisa dari informasi letak garis lintang dan garis bujur ataupun langsung mengetik tempat lokasi untuk bisa mendapat kode geografis. Setelah itu, NASA akan memberi informasi kapan waktu Pluto Time yang tepat di lokasi kita.

Tags : slide