close
Nugatama

Niantic Bisa Maafkan Gamer Tak Curang

Setelah datang dengan kebijakan keras lewat aksi blokir secara permanen para pemain yang melakukan kecurangan pada game Pokemon Go,  hari ini, Niantic, pemilik game itu,  memberi kesempatan bagi pemain yang ingin mengaktifkan kembali akun mereka.

Pengguna bisa mengajukan banding untuk membuka blokir permanen jika merasa akun yang mereka pakai tidak melakukan kecurangan, atau Niantic telah melakukan kesalahan blokir.

“Jika Anda yakin bahwa akun Anda telah dibekukan karena kesalahan tidak benar, Anda dapat mengajukan banding pemutusan bahwa melalui formulir ini,” tulis pihak Niantic.

Banding itu bisa dilakukan dengan mengisi formulir yang telah disiakan Niantic pada tautan ini.

Pengguna diminta untuk mengisi alamat email, nama panggilan, alasan banding, dan lampiran jika ingin disertakan.

Niantic pada dasarnya melacak setiap riwayat akun pemain Pokemon Go. Jika ditemukan keganjilan, perusahaan pimpinan John Hanke itu akan melakukan evaluasi dan mengambil sikap blokir.

Pemblokiran bisa dilakukan jika pemain tertangkap memalsukan lokasi, menggunakan emulator, melakukan modifikasi peranti lunak secara tidak resmi, atau mengakses sistem Pokemon Go secara ilegal, dan termasuk memakai peranti lunak pihak ketiga.

Saat ini, Niantic berjuang melawan para peretas yang membuat alat curang untuk Pokemon Go.

Permintaan untuk berhenti menipu permainan telah disuratkan, tetapi kenyataannya proses “kejar-kejaran” antara Niantic dan kelompok peretas tersebut belum berhenti sampai di sini

Kebijakan baru Niantic melakukan pemblokiran permanen terhadap setiap pemain yang pernah atau sedang melakukan kecurangan dalam game Pokemon Go, telah memakan “banyak korban” dan terpaksa diambil demi asas keadilan.

Perdebatan soal metode blokir yang ditetapkan Niantic pun muncul ke permukaan. Ada yang mengatakan pemblokiran didasarkan pada pelacakan alamat internet protokol, berdasarkan akun, dan juga perangkat.

Keinginan untuk menguji tarung monster-monster terkuat yang dimiliki, dan ambisi menguasai Pokegym, merupakan alasan terbanyak yang ditemukan

Masa-masa untuk jalan mencari Pokemon dan mampir ke Pokestop sudah lewat.

Niantic pada dasarnya melacak setiap riwayat pemain Pokemon Go.

Jika ditemukan keganjilan, perusahaan pimpinan John Hanke itu akan melakukan evaluasi dan mengambil sikap blokir.

Pemblokiran bisa dilakukan jika pemain tertangkap memalsukan lokasi, menggunakan emulator, melakukan modifikasi peranti lunak secara tidak resmi, atau mengakses sistem Pokemon Go secara ilegal, dan termasuk memakai peranti lunak pihak ketiga.

Niantic sampai sekarang belum menjelaskan metode apa yang mereka pakai dalam melakukan pemblokiran. Sejumlah pengguna bahkan sengaja melakukan berbagai kecurangan, untuk mengetahui dan mengungkap metode yang dipakai Niantic.

Niantic tentu saja tak tinggal diam atas “gangguan” dari ahli pemrogram komputer yang menyediakan alat curang Pokemon Go.

Permintaan untuk berhenti menipu permainan telah disuratkan, tetapi kenyataannya proses “kejar-kejaran” antara Niantic dan kelompok peretas tersebut tak berhenti sampai di sini.

Ada saja peretas yang berhasil memecahkan sepotong kode pemrograman Pokemon Go untuk diintegrasikan pada sebuah bot curang.

Ada juga pemain yang memakainya demi mendapatkan banyak Pokemon, melakukan evolusi monster, dan jadi penguasa di sebuah Pokegym.

Di sisi lain, masih ada orang di luar sana yang menikmati perjalanan mencari Pokemon kendati level ala kadarnya, combat power koleksi monster masih r’ecehan’, dan percaya monster andalan bisa pulih jika kalah bertarung.

Dalam syarat dan ketentuan baru yang dibuat Niantic, perusahaan itu menulis bahwa “cara yang curang, sayangnya, dibatasi oleh imajinasi orang yang berlaku curang.”

“Jangan lakukan itu. Bermain yang adil,” pinta Niantic