close
Nugatama

Lorenzo dan Vinales Jengkel Marc Juara

Berlainan dengan Valentino Rossi, dua pebalap MotoGP lainnya,  Jorge Lorenzo dan Maverick Vinales tak menyambut gembira kemenangan Marc Marquez di Motegi Circuit yang sekaligus mengunci perebutan juara dunia untuk dirinya.

Lorenzo, kepada “spedweek,” Senin, 17 Oktober 2016, menuding ban  Michelin sebagai biang dari gagalnya dia mencapai finis karena terjatuh.

“Performa cengkraman ban produksi Michelin bermasalah. Dan ini yang menjadi  faktor utama kegagalan saya menyelesaikan GP Jepang,”ujar Lorenzo.

Pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Motegi itu, Lorenzo sebenarnya berpeluang mendapatkan podium dua.

Akan tetapi, lima putaran jelang berakhirnya balapan, ia tergelincir keluar ketika hendak menikung.

Lorenzo mengatakan bahwa faktor ban membuatnya kesulitan sepanjang balapan.

“Ada banyak sekali getaran, plus saya juga tak boleh terlambat mengerem, hal ini karena saya sangat sukar mendapatkan suhu ban yang sesuai,” kata Lorenzo seperti juga  dikutip dari GP One.

Menurut Lorenzo, ia sempat melihat Andrea Dovizioso mengejarnya sehingga berusaha untuk memacu kendaraan lebih cepat lagi.

a kemudian kehilangan kendali ban depannya dan tergelincir keluar lintasan.

“Saya tak mengendarai motor dengan baik karena ban depan. Saya memang bisa bersaing ketika berakselerasi, tapi saya kehilangan kepercayaan diri di zona pengereman.”

“Ini sangat disayangkan, karena kami memiliki peluang besar untuk menang di sini. Ban memang membatasi kondisi kami.”

Lorenzo berharap agar kondisi ban inilah yang di kemudian hari diperbaiki Michelin — produsen ban yang menggantikan Bridgestone sebagai pemasok MotoGP mulai musim ini.

“Saya kira Michelin mengeluarkan upaya yang hebat, tapi belum cukup. Ada banyak sekali kecelakaan dan juga masalah daya cengkram ban. Saya harap segera akan ada perbaikan.”

Kegagalan Lorenzo dan rekan setimnya, Valentino Rossi, kemudian membuat Marc Marquez dengan nyaman mengamankan perburuan gelar juara dunia.

Total poin yang dimiliki Marquez tak mungkin lagi terkejar oleh Rossi atau pun Lorenzo dengan hanya tiga balapan tersisa.

Marquez mengamankan gelar juara dunia kelima dalam kariernya — ketiga di kelas premier. Lorenzo menyebut kompatriotnya pantas jadi juara dunia.

“Ia menunjukkan bahwa dirinya adalah yang terbaik, konsisten, dan sangat cepat. Saya kira pantas memenangi Kejuaraan ini.”

Bukan hanya Lorenzoi pebalap yang paling kecewa melihat Marc Marquez menjadi juara dunia MotoGP adalah  Maverik

Sudah tidak menjadi rahasia kalau ambisi Vinales di ajang MotoGP adalah mengalahkan Marquez.

Maklum, keduanya sudah menjadi rival di level junior

Karier Marquez melesat lebih cepat daripada Vinales.

Direkrut Repsol Honda  Marquez langsung menjadi juara dunia MotoGP di dua musim pertamanya.

Sementara Vinales baru masuk kelas MotoGP 2015 setelah direkrut Suzuki.

Ketika Marquez merebut gelar juara dunia MotoGP ketiganya setelah memenangi balapan GP Jepang di Sirkuit Motegi,  Vinales terlhat beberapa kali menunjukkan tatapan kosong.

Dalam konferensi pers usai balapan, Vinales sering kali menundukkan kepala. Seakan memberi tanda kalau ia  kecewa melihat Marquez kembali menjadi juara dunia MotoGP.

Meski begitu, Vinales tetap memberikan selamat kepada Marquez. Saat kedua pebalap berada di parc ferme, Vinales memberi ucapan selamat dan menjabat tangan Marquez.

Vinales juga memberikan pujian kepada Marquez yang dianggapnya sebagai pebalap yang jauh berbeda musim ini dengan perhitungan yang lebih matang.

“Marquez menjalani musim dengan pintar. Dia menekan ketika diharuskan, dan tenang di sejumlah balapan, seperti di Misano ketika dia lebih memilih finis di posisi keempat. Saya pikir Honda pantas mendapatkannya,” ujar Vinales.

Rivalitas Vinales dan Marquez sendiri sudah berlangsung sejak keduanya masih tampil di ajang mini motor.

Juara dunia kelas bawahi, Sito Pons, mengungkapkan salah satu titik kebangkitan rivalitas antara Marquez dengan Vinales.

“Saya lihat dua anak kecil yang balapan. Mereka masih muda, sangat mudah. Mereka membuat saya terkesan, jadi usai balapan saya menemui kedua anak kecil ini,” ujar Pons.

“Satu anak menangis karena kalah. Anak kecil yang menang itu Marquez, dan yang menangis adalah Vinales. Saya bilang ke Vinales untuk tetap tenang, karena rivalitas mereka lebih besar daripada sepeda motor yang mereka gunakan.”

Menariknya Vinales memilih hengkang ke Movistar Yamaha musim depan demi mendapatkan sepeda motor yang bisa membuatnya mengalahkan Marquez dalam perebutan gelar juara dunia.

Jadi, rivalitas Marquez dan Vinales musim depan dipastikan akan lebih menarik.