close
Nugatama

“Hanya Satu Kata untuk Israel, Biadab!!”

“Satu kata untuk Israel, biadab.!!” Itu yang diteriakkan dengan nyilu oleh Malek Mansour, reporter jaringan Televisi “Al-Jazzera,” dari sudut desa Beit Hanun, Gaza Utara, saat meliput seorang wanita hamil dan seorang bocah yang tewas dalam serangan brutal Yahudi itu, Rabu dinihari WIB, 23 Juli 2014.

“Biadab!” seru Malek dengan suara terbata-bata sembari melelehkan air mata, dan wajah pucat kelelahan menyaksikan peristiwa tragis itu.

“Ini tragedi. Terkutuk. Jangan pernah memaafkannya,” tutur Malek Mansour menggenggam mik dengan tangan kirinya serta menyapu wajahnya dengan “kafeyeh” di tengah “close up” kamera yang bisa disaksikan puluhan juta pasang mata dalam siaran “live” Al Jazzera itu.

Dengan suara lirih di ujung kemarahannya Mansour menunduk, bersujud dan melafazhkan kata-kata Allahu Akbar secara berulang-ulang.

Itulah sebuah “snapshot” tayangan televisi Al Jazzera terbaru ketika serangan Israel di wilayah Gaza kembali merenggut korban jiwa hari ini. Salah satu korbannya adalah wanita hamil!

Lainnya, seorang anak dan tiga wanita juga tewas dalam dua serangan udara terpisah di Jalur Gaza.. Satu dari ketiga wanita itu tengah mengandung.

Juru bicara dinas urusan darurat Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu dinihari WIB, 23 Juli 2014, dua wanita tewas dalam serangan udara di distrik Zaitun, Gaza timur. Sementara seorang wanita hamil dan seorang bocah tewas dalam serangan kedua di Beit Hanun, Gaza utara.

Terkait konflik Gaza, para pemimpin dunia telah mendesak kelompok Hamas untuk menerima proposal gencatan senjata yang ditawarkan Mesir. Namun Hamas bersikeras menolak gencatan senjata dengan Israel jika tanpa syarat-syarat tertentu. Hamas menginginkan Israel dan Mesir mencabut blokade atas wilayah Gaza sebagai syarat gencatan senjata tersebut.

Sejauh ini, hampir enam ratus warga Palestina telah tewas dan lebih dari 3.600 terluka selama operasi militer Israel yang telah berlangsung sejak 08 Juli 2014 lalu.

Di pihak Israel, tiga belas tentara tewas dalam pertempuran dengan para pejuang Hamas pada Senin, 21 Juli. Sehingga sejauh ini sudah 25 tentara Israel yang tewas selama operasi militer di Gaza.
Angka ini dua kali lipat lebih dari jumlah korban Israel selama serangan darat di Gaza pada tahun 2009 lalu.

Berita terbaru dari medan tempur Gaza mengatakan, seorang tentara Israel dilaporkan menghilang dalam operasi militer melawan Hamas. Diduga kuat tentara tersebut telah tewas namun jasadnya belum ditemukan oleh otoritas Israel.

Dilaporkan media Israel, Channel 10 News seperti dilansir Reuters, militer Israel meyakini bahwa tentara yang hilang tersebut tewas bersama enam tentara Israel lainnya dalam serangan terhadap kendaraan lapis baja pada Minggu. Namun otoritas Israel hanya mengidentifikasi enam jasad tentara saja.

Diduga jasad tentara ketujuh yang masih hilang ini berkaitan dengan klaim Hamas atas penangkapan seorang tentara Israel. Dalam pengumumannya, Hamas tidak menyebutkan lebih lanjut apakah tentara Israel tersebut dalam keadaan hidup atau sudah tak bernyawa.

Hamas hanya menunjukkan foto identitas tentara Israel tersebut dan nomor seri militernya, tapi tidak menampilkan fotonya kepada publik seperti yang sering mereka lakukan jika menyandera tentara musuh.

Dalam pernyataannya, militer Israel menyatakan telah menyelesaikan proses identifikasi enam jasad tentara yang tewas dalam pertempuran. Militer Israel telah mengumumkan tentara ketujuh yang menjadi korban tewas pada Minggu (20/7), namun tidak merilis dengan segera nama tentara tersebut.

“Upaya untuk mengidentifikasi jasad tentara ketujuh masih terus berlangsung dan belum bisa ditentukan,” demikian pernyataan militer Israel.

Di berbagai kota belahan dunia para pemimpin dunia seperti membiarkan pembanataian di Gaza terus berlangsung. Mereka hanya melakukan kecaman dan mereorikakan kutukan. Di Paris, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius pun menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas guna menghentikan konflik di Gaza.

“Di Israel dan di Gaza, situasinya sangat sulit,” tutur Fabius setibanya di Brussels, Belgia untuk mengikuti pertemuan para menlu Uni Eropa.

Fabius pun mengecam pembantaian warga sipil yang terus terjadi di Gaza. “Tak ada hal yang bisa menjustifikasi serangan dan pembantaian yang terus berlangsung, yang tak ada manfaatnya kecuali hanya merenggut korban-korban baru dan meningkatkan ketegangan, kebencian,” imbuhnya.

“Prancis akan bertindak tegas untuk mendesak gencatan senjata segera,” tegas Fabius seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu, 23 Juli 2014.

Sekjen PBB, Ban Ki-moon mengeluarkan pesan terbarunya baik untuk Israel maupun Palestina agar menghentikan pertikaian. Ki-moon menyeru keduanya untuk memulai pembicaraan damai.

“Pesan saya untuk Israel dan Palestina adalah sama: Berhentilah bertikai, mulailah pembicaraan dan mencari akar masalah dari konflik sehingga kita tak lagi berada di situasi ini pada enam bulan ke depan atau setahun ini,” kata Ki-moon sebagaimana dilansir AFP, Rabu, 23 Juli 2014.

Di Kairo, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry masih berdiskusi soal pengajuan gencatan senjata dengan Presiden Mesir Abdel Fatttah Al Sisi. Keduanyaa menyeru mengakhiri aksi kekerasan itu.

Namun tak satupun dari keduanya menunjukkan keinginan untuk menarik, dengan Israel yang tak menunjukkan kemauan untuk menghentikan serangan darat. Israel ingin menghancurkan terowongan jalur lintas perbatasan yang digunakan para militan.

Tags : slide