close
Nugatama

Dietlah dengan Paparan Sinar Matahari Pagi

Setelah menjadi perdebatan tentang efek sinar matahari pagi terhadap metabolisme tubuh dikaitkan dengan program diet, seorang peneliti dari University of Malaga, Spanyol, Dr Manuel Macias-Gonzales, menegaskan eratnya kaitan keduanya.

Ia mengungkapkani bahwa vitamin D yang dimiliki cahaya di pagi hari itu memiliki hubungan yang erat terhadap metabolisme glukosa dari kondisi obesitas.

Penelitian yang telah dirilis laman situs “Endocrine Society Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism” juga menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dan obesitas memiliki sinergitas untuk meningkatkan risiko diabetes dan gangguan metabolisme lainnya.

Dikutip dari situs Daily Mail, apabila seseorang sadar telah jarang melakukan aktivitas di bawah sinar matahari, menyantap makanan seperti telur dan ikan yang berminyak seperti salmon dan sarden jangan dilupakan.

Sebab kedua jenis makanan ini memiliki kandungan vitamin D yang cukup tinggi, yang juga baik untuk kesehatan tulang

Menurutnya, risiko mengidap diabetes tipe dua akibat kelebihan berat badan atau obesitas dapat dicegah dengan menjaga pola makan yang sehat serta aktif melakukan aktivitas fisik di bawah sinar matahari pagi.

Ilmuwan ini menganjurkan setiap orang memanfaatkan sinar matahari pagi karena menurut penelitian sebanyak satu miliar orang di seluruh dunia memiliki tingkat vitamin D yang rendahi.

Bahkan, risiko mengidap sindrom metabolic, kombinasi diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas, akan terbuka lebar bagi individu yang takut berhadapan dengan sinar matahari pagi di sepanjang hidupnya.

Bila positif mengidap kondisi ini, menempatkannya pada risiko yang lebih besar mengidap penyakit jantung, stroke, dan kondisi lainnya yang memengaruhi pembuluh darah.

Menurutnya pula, efek negatif dari paparan sinar matahari secara langsung bisa menimbulkan kanker kulit tubuh. Ini desebabkan perlindungan alami dari paparan sinar matahari adalah adanya melanin pada kulit.

Melanin dapat menyerap sinar ultraviolet, sehingga saat bereaksi dengan sinar matahari, kulit akan menjadi berwarna coklat.

Untuk menghindarkan akibat paparan ini Jennifer Russo seperti dikutip dari Allhealth.com, Rabu , 25 Februari 2015 menyarankan untuk menjjauh dari paparan matahari secara langsung pada jam sepuluh pagi hingga pukul lima belas sore, karena pada saat ini sinar matahari sedang panas-panasnya.

Selain itu ia menganjurkan untuk menggunakan krim tabir surya meski saat mendung sekalipun, sebab sinar ultraviolet tetap masuk meski sedang mendung. Bahkan kalau bisa, pilihlah tempat duduk yang menggunakan tirai penutup.

Jika kulit Anda sensitif atau mudah terbakar, gunakan pakaian yang tertutup dan hindari terpapar matahari secara langsung.Bisa juga menggunakan lip balm yang mengandung tabir surya, karena bibir Anda tidak mengandung melanin, sehingga lebih mudah terbakar

Anjuran lainnya, gunakan pakaian yang tenunannya sangat rapat, sehingga sinar matahari sulit masuk dan usahakan untuk menghindari pantulan dari permukaan air atau pasir yang dapat memantulkan sebanyak delapan puluh lima persen dari sinar matahari.

Diperingatkan untuk hati-hatilah terhadap beberapa obat-obatan, termasuk beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan sensitivitas matahari, dan jangan lupakan mata Anda.

Gunakan kacamata hitam yang seratus persen dapat melindungi mata dari sinar ultraviolet, untuk mencegah katarak yang dapat menimbulkan kebutaan.