close
Nugatama

Air Mata Kemenangan untuk Enrique

Luis Enrique pantas untuk  senang  ketika timnya berhasil lolos dari babak enam belas besar Liga Champions untuk musim kesepuluh kalinya  secara beruntun.

Bukan hanya itu. Musim ini juga adalah  tahun terakhir Enrique di Barcelona

Pasalnya sang pelatih itu telah memutuskan  untuk pergi dan tak akan memperpanjang kontrak

Oleh karena itulah  ketika timnya dipastikan lolos ke perempat final Liga Champions  Enrique pun  meluapkan kebahagiaannya di pinggir lapangan.

Dan itu terjadi ketika ketika Sergi Roberto mencetak gol keenam ke gawang PSG di masa akhir injury time babak kedua.

Golini adalah penentu lolosnya Blaugrana ke perempat final

Gol-gol ini juga merupakan jawaban Barcelona untuk  membalikkan keunggulan empat gol PSG  yang didapat pada leg pertama. Itu pun menjadi sejarah baru dalam Liga Champions.

“Ini malam yang luar biasa. Kami memenangkan pertandingan yang saya pikir mustahil,” kata Enrique usai pertandingan seperti dikutip dari Goal. “Ketika mereka membuat skor jadi tiga banding satu, itu terlihat seperti akhir. Namun, akhir pertandingan ini sangat spektakuler. Kami sangat bahagia.”

“Ketika anda memiliki tim seperti ini, yang terdiri atas para juara, yang telah memenangkan setiap titel, segalanya akan menjadi mungkin.”

Enrique pun kini berpeluang mengawinkan tiga gelar di akhir musim karena timnya masih melenggang di Liga Champions. Selain itu di kancah domestik, Barca akan menghadapi Alaves di final Piala Raja, dan saat ini berada di peringkat pertama klasemen La Liga.

Masih ingin lanjut di Barcelona berkaca pada hasil positif tersebut? “Keputusan sudah diambil,” tegas Enrique.

Sementara itu, pelatih PSG Unai Emery menyatakan kesebelasannya membuang hasil kerja keras dari leg pertama.

Dengan keunggulan empat gol  di pertandingan sebelumnya, PSG memang punya peluang besar untuk lolos, tapi mereka gagal menjaga konsentrasi jelang pertandingan berakhir.

“Di menit-menit terakhir, kami kehilangan segala yang telah kami bangun dengan kerja keras. Tak ada penjelasan soal yang terjadi di menit-menit akhir,” kata Emery kepada media.

“Kami harus menerima bahwa kami punya kesempatan untuk berkembang setelah bermain dengan bagus di leg pertama. Kami juga mendapatkan kepercayaan diri, dan kami tidak mengambilnya.”

“Di masa depan, Anda akan belajar dari pengalaman negatif dan ini adalah pengalaman yang sangat negatif untuk para pemain kami. Untuk saya dan juga para staf.”

Gol penentu lolosnya Barca ini menjadikan Enrique tak memedulikan apa-apa dan  Enrique langsung berlari ke lapangan dan meluncur dengan lututnya, kedua tangan terkepal di udara, seolah mengembalikan waktu di masa-masa ia merayakan gol saat masih menjadi pemain.

Sesaat kemudian, ia berlari kembali ke arah bangku cadangan dan memeluk satu per satu stafnya dengan gembira.

“Ini sangat sukar dijelaskan dengan kata-kata,” kata Enrique dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan, seperti dikutip dari The Guardian.

“Ini adalah olahraga untuk orang-orang yang gila, olahraga yang unik. Setiap anak yang malam ini berada di Nou Camp akan mengingatnya seumur hidup. Ini adalah sebentuk badai perasaan.”

Gol Sergi Roberto itu memang menjadi tanda pencapaian bersejarah dalam lembaran buku Barcelona. Untuk kali pertama di kompetisi Eropa, suatu tim mampu lolos ke fase selanjutnya setelah tertinggal 0-4 di leg pertama.

Kemenangan bersejarah itu sangat membekas dalam diri Enrique yang akan meninggalkan Barcelona di akhir musim.

Ia bahkan menyebut atmosfer di laga semalam sebagai yang terbaik selama ia menangani Azulgrana.

Hanya saja, Enrique tak bisa menangis karena hal ini.

“Saya tak menangis. Saya memang ingin menangis, tapi air mata saya tak mau keluar. Namun saya menikmati pertandingan ini seperti halnya yang lain. Saya menikmatinya seperti mereka yang menangis.”

Pelatih 46 tahun itu kemudian memberikan pujian bagi para pendukung Barcelona yang terus ada di stadion hingga menit terakhir untuk memberi semangat pada para pemainnya.

“Saya ingin mendedikasikan kemenangan ini untuk seluruh penggemar Barcelona, terutama bagi mereka yang terus memberikan dukungan setelah skor 0-4. Pada hari Valentine itu kami berduka.”

“Hari ini kami tak punya risiko kehilangan apapun karena kami sudah kehilangan segalanya di Paris. Tapi ini adalah olahraga yang unik, Anda selalu mendapatkan kesempatan untuk balas dendam.”