close
Nuganomics

Perdagangan Emas Masuki Fase Labil

Harga emas memasuki fase labil sepanjang pekan kedua Januari 2015, dan berlanjut di hari-hari awal perdagangan Februari 2015.

Selama dua hari pembukaan perdagangan bulan Februari, Senin dan Selasa, harga emas naik turun secara tajam. Hari Senin, 02 Februari 2015, harga emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, menjulang dengan kenaikan Rp 11.000 per gram.

Namun begitu, pada hari Selasa, 03 Februari 2015, emas Antam yang dijual unit pengolahan dan penjualnnya, Logam Mulia, kembali ambruk sebesar Rp 3.000 per gram.

Seperti dikutip “nuga” dari situs resmi Logam Mulia Antam, Selasa pagi, harga emas Antam tercatat Rp 558.000 per gram. Turun dibandingkan kemarin yang mencapai Rp 561.000 per gram.

Sementara harga buyback hari ini turun dari Rp 498.000 per gram menjadi Rp 496.000 per gram.
Dengan penurunan harga ini makan harga emas yang dijual Antam menyesuai. Berikut daftar harga emas Antam hari ini.

Untuk pecahan 500 gram Antam menjualnya dengan patokan Rp 259.300.000, 250 gram Rp 129.750.000, 100 gram Rp 51.950.000, 50 gram Rp 26.000.000, 25 gram Rp 13.025.000 dan 10 gram Rp 5.240.000.

Untuk ukuran yang lebih kecil, seperti 5 gram di jual Rp 2.645.000, 4 gram Rp 2.116.000, 3 gram Rp 1.596.000, 2,5 gram Rp 1.335.000, 2 gram Rp 1.076.000 dan 1 gram Rp 558.000.

Meskipun selama dua pekan terakhir harga emas anjlok lebih dari dua persen ke posisi terendah, namun masyarakat diimbau tidak perlu panik dan terburu-buru dalam menjual emas. Sebab, emas diprediksi tetap akan mengalami kenaikan harga.

“Kalau emas prospeknya bagus ke depan. Meskipun tidak dapat dilihat dalam jangka waktu pendek,” kata seorang pengamat.

Ia menuturkan, harga emas memang mendapatkan tekanan jual belakangan ini. Sehingga berada kisaran USD1.200 hingga USD1.300 per troy ons.

“Kalau dulu itu kan USD1.900 per troy ons. Tapi sekarang jadi USD1.200 hingga USD1.300,” katanya.
Meskipun demikian, ia yakin bahwa prospek harga emas akan segera membaik. Hal ini berdasarkan pengalaman dari yang ada.

“Kalau kita perhatikan pengalaman, harga emas nantinya akan relatif naik. Kita jangan panik untuk buru-buru menjual supaya tidak rugi,” ungkapnya.

Harga emas di pasar global, jatuh untuk ketiga kalinya dalam empat sesi karena kekhawatiran bahwa para pembuat kebijakan AS akan menaikkan suku bunga di tengah tanda-tanda pertumbuhan ekonomi.

Harga Emas pada awal bulan Februari terlihat terkoreksi, setelah mengalami penguatan bulanan terbesar dalam 3 tahun di bulan sebelumnya. Harga logam emas naik 8,4% di bulan pertama tahun ini.

Keuntungan emas yang terjadi pada tahun ini terutama didorong oleh meningkatnya risiko, seperti pertumbuhan ekonomi global dan deflasi yang mendorong bank sentral global untuk melakukan kebijakan pelonggaran moneter.

Saat ini, pasar yang masih menunggu apakah the Fed akan menaikkan suku bunga pada semester awal tahun ini. Mengingat beberapa data ekonomi AS yang melemah baru-baru ini, membuat kenaikan suku bunga akan dilakukan pada semester kedua tahun ini.

Laporan GDP AS Q4 yang dirilis naik pada pekan lalu terlihat mengecewakan pasar. Data menunjukkan bahwa ekonomi melambat lebih cepat dari yang diperkirakan.

Pasar saat ini, fokus pada laporan pekerjaan AS yang akan dirilis pada hari Jumat.

Diperkirakan nonfarm payrolls AS berada di sekitar + 230K, sementara tingkat pengangguran AS diperkirakan akan tetap stabil pada kisaran 5,6%.

Ada yang menganggap beberapa risiko downside pada sector tenaga kerja akan terlihat seiring memudarnya momentum ekonomi dan jatuhnya harga minyak.