close
Nuganomics

Di Januari Emas Naik Rp 28.000 Per Gram

Selama dua pekan perdagangan emas domestik, terutama yang dikendalikan oleh PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, harga emas batangan sudah melonjak sebesar Rp 28.000 per gram

Di akhir perdagangan emas kemarin, atau dikenal dengan penutupan perdagangan mingguan, Jumat, 16 Januari 2015, harga emas Antam tercatat Rp 553.000 per gram atau melonjak Rp 28.000 per gram dibandingkan perdagangan di awal tahun.

Menurut situs resmi Logam Mulia Antam, perdagangan emas di awal tahun yaitu Jumat 02/ Januari 2015, harga emas Antam tercatat Rp 525.000 per gram. Turun sebesar Rp 1.000 nper gram dibandingkan perdagangan pada 31 Desember 2014 yang masih Rp 529.000 per gram.

Jumat, 16 Januari 2015, pekan terakhir minggu kedua Januari, harga emas “menggila” dengan melakukan lompatan harga Rp 12.000 per gram dan bertengger pada angka Rp 553.000 per gram di banding Rp 541.000 per gram.

Kenaikan harga emas di dalam negeri tidak lepas dari harga di pasar internasional. Saat ini, harga emas dunia memang tengah dalam tren menanjak dan sudah mencapai di atas US$ 1.250 per troy ons.

Mengutip data perdagangan Reuters, harga emas di pasar komoditas Comex berada di posisi US$ 1.259 per troy ons.

Ariston Tjendra, Kepala Riset Monex Investindo Futures, mengatakan, kenaikan harga emas tidak lepas dari kebijakan bank sentral Swiss yang memberlakukan suku bunga negatif dan melepas batasan mata uang franc Swiss di satu koma dua per uero yang sudah berlaku sejak 2011.

“Kemarin ada kebijakan kejutan dari bank sentral Swiss. Kekhawatiran melanda pasar keuangan, dan investor beralih ke aset-aset aman seperti emas,” kata Ariston.

Bursa saham dunia, lanjut Ariston, saat ini ‘berguguran’. “Dow Jones, Hang Seng, KOSPI, Nikkei, semua jatuh sementara harga emas naik. Ini menunjukkan peralihan investasi ke safe haven,” katanya.

Faktor fundamental yaitu peningkatan permintaan, tambah Ariston, tidak banyak mempengaruhi pergerakan harga emas. Dia menilai harga emas lebih banyak dipengaruhi sentimen-sentimen yang beredar di pasar.

“Belakangan ini harga emas naik ketika ada sentimen negatif. Misalnya isu keluarnya Yunani dari Uni Eropa dan sekarang kebijakan bank sentral Swiss. Di luar itu sepertinya tidak ada,” paparnya.

Oleh karena itu, Ariston memperkirakan lonjakan harga emas sulit bertahan lama. Kemungkinan besar pekan depan harga bisa terkoreksi karena aksi ambil untung.

“Kemungkinan kenaikan ini hanya temporer. Pasar masih mencari titik harga yang rasional,” ujarnya.
Lonjakan harga logam mulia di Jakarta, itu, terutama yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, adalah sebagai respon membaiknya kinerja emas di pasar global.

Di pasar global, emas hampir mencapai level tertinggi selama empat bulan, pada perdagangan hari ini. Investor memilih instrumen yang lebih aman setelah Bank Swiss memotong suku bunga.

Emas di pasar Spot sempat menyentuh harga US$1.261 per ounce pada pagi tadi.

Harga emas batangan Antam ukuran satu gram dijual Rp 553.000, setelah kemarin dipatok Rp 541.000.
Untuk emas ukuran 5 gram menjadi Rp2.620.000, ukuran 10 gram, per batang emas dihargai Rp5.190.000.
Sedangkan ukuran 25 gram Rp12.900.000, ukuran 50 gram Rp25.750.000, dan ukuran 100 gram dijual Rp51.450.000.

Harga emas ukuran 250 gram dipatok pada level Rp128.500 dan ukuran 500 gram Rp256.800.000.

Pada perdagangan Jumat kemarin, emas Antam ukuran 5, 10, 25, dan 50 gram masing-masing dipatok dengan harga Rp2.560.000, Rp5.070.000, Rp12.600.000, dan Rp25.150.000.

Sedangkan ukuran 100 gram dijual Rp50.250.000. Sementara ukuran 250 dan 500 gram masing-masing dibanderol Rp125.500.000 dan Rp250.800.000.

Harga beli kembali “buyback” dipatok hanya naik Rp2.000 menjadi Rp489.000 per gram.
Dengan kenaikan harga emas di pasar global ini makan logam mulia itu sudah mendekati level harga tertinggi dalam empat bulan.