close
Nuganomics

Investor Pesimis Investasi Emas

Setelah terjun bebas sebesar Rp 7.000 per gram, harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk atau dikenal dengan Antam pagi ini bergerak naik dan menguat Rp 1.000 dibanding dengan penutupan perdagangan pekan lalu.

Dari logammulia.com, Senin 24 Juni 2013 kondisi harga emas yang dijual untuk ukuran 1 gram, Antam mamasang harga Rp 502.000, sementara harga pembelian kembali atau dikenal dengan sitilan buy back naik sebesar Rp 9 ribu menjadi Rp 415 ribu per gram.

Untuk harga emas 2 gram Antam menjualnya Rp 964.000, yang berate harga per gramnya senilai Rp 482.000. Lalu, harga emas 3 gram dipatok Rp 1.428.000 dengan harga Rp 476.000 per gramnya. Harga emas 4 gram senilai Rp 1.892.000, dengan harga per gram Rp 473.000.

Selain itu, harga emas 5 gram ditetapkan Rp 2.365.000 dengan harga per gramnya Rp 473.000. Harga emas 10 gram dipatok Rp4.680.000, dengan harga per gram Rp468.000.

Sementara, harga emas 25 gram Rp 11.625.000, dengan harga per gram Rp 465.000. Harga emas 50 gram sebesar Rp 23.200.000, dengan harga per gram Rp464.000.

Sedangkan, harga emas 100 gram sebesar Rp 46.350.000, dengan harga per gram Rp 463.500 dan harga 250 gram mencapai Rp 115.750.000, dengan harga per gramnya dihargai Rp 463.000. Harga emas 500 gram Rp231.300.000, dengan harga per gramnya Rp462.600 per gram.

Setalah aksi penjualan besar-besaran beberapa waktu lalu, para trader emas semakin pesimistis terhadap pergerakan emas. Hasil survei Bloomberg menunjukkan, 15 trader meramalkan harga emas akan merosot pada pekan depan. Sementara itu, enam trader optimistis harga emas akan naik dan lima lainnya memilih netral.

Seperti diberitakan, “blomberg” harga emas terperosok di bawah 1.300 dollar AS per troy ounce untuk kali pertama sejak September 2010 lalu.

Aksi jual besar-besaran terhadap emas tersebut dipicu oleh langkah Federal Reserve yang menyatakan akan mulai mengurangi nilai stimulusnya mulai akhir tahun ini dan menghentikan stimulus pada pertengahan tahun depan.

Pernyataan dari The Fed menjadi sinyal bahwa bullish pada harga emas sudah berakhir. Salah satu faktor yang mendongkrak pesona emas, khususnya pada 2008 lalu, adalah quantitative easing.

“Jika QE dikurangi atau bahkan dihentikan, hal itu bukan sinyal yang baik bagi harga emas,” papar Frederique Dubrion, President and Chief Investment Officer Blue Star Advisors SA, yang berbasis di Geneva.