close
Nuganomics

Hari Ini Harga Emas Tak Banyak Berubah

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) susut Rp 2.000 menjadi Rp 590 ribu per gram pada perdagangan Selasa (13/6/2017). Kemarin, harga emas Antam di posisi Rp 592 ribu per gram.

Namun harga buyback atau pembelian kembali emas turun hingga Rp 3.000 di posisi Rp 538 ribu per gram. Terakhir, harga buyback emas Antam dibanderol Rp 541 ribu per gram.

Harga buyback ini artinya jika Anda menjual emas yang dimiliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 538 ribu per gram.

Harga jual dan pembelian ini merupakan harga patokan di butik emas Logam Mulia Antam Pulogadung, Jakarta. Sedangkan harga di butik emas logam Mulia lainnya bisa berbeda.

Pembayaran buyback dengan volume di atas 1 kilogram (kg) akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.

Antam menjual emas dengan ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08.10 WIB, seluruh ukuran emas Antam sudah tidak tersedia.

Harga emas diperkirakan masih bisa  menguat

Sentimen geopolitik akan mendominasi laju harga emas sedangkan rencana bank sentral Amerika Serikat  atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga pada Juni ini  hanya berdampak terbatas terhadap gerak harga emas.

Transaksi perdagangan akan singkat pada pekan ini.

Investor diperkirakan fokus melihat rilis data ekonomi AS.

Sejumlah analis menilai kalau momentum harga emas secara teknikal dan minat safe haven akan mendominasi pasar pada pekan ini.

Vice President RMB Group Barry Potekin menuturkan, harga emas berpeluangnaik alam waktu dekat.

Saat ini menurut dia ada sejumlah hal yang dikhawatirkan investor.

Salah satunya rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserve. Akan tetapi, Potekin melihat the Federal Reserve belum akan menaikkan suku bunga melihat ketidakpastian global.

Analis London Capital Group Jasper Lawler menuturkan, tak hanya sentimen the Federal Reserve yang pengaruhi harga emas.

Gejolak politik di AS dan ketidakpastian yang berkembang seputar pemilihan di Inggris pada Juni juga akan membantu harga emas dalam waktu dekat.

“Risiko berkelanjutan seputar kepemimpinan di dua negara besar ini akan terus bagus untuk emas. Ketidakpastian geopolitik telah mendorong harga emas di atas US$ 1.260,” kata dia.

Sementara itu, Ekonom senior CIBC World Markets Nick Exarhaos menuturkan, pelaku pasar sudah melihat ada kenaikan suku bunga the Federal Reserve pada Juni membuat dampaknya kecil terhadap harga emas.

Selain itu, ia juga menambahkan sulit melihat katalis baru untuk mendorong dolar AS lebih tinggi. Ini jadi sentimen positif untuk emas.

Sementara gejolak geopolitik tetap menjadi kekuatan pendorong untuk harga emas. Investor juga dilihat masih akan fokus perhatikan data ekonomi pada pekan ini.

Data tenaga kerja AS terutama data gaji non sektor pertanian AS akan menjadi perhatian pada  pekan ini.

Hari ini di pasar global, harga emas hanya sedikit berubah pada penutupan perdagangan Selasa pagi WIB

Para analis melihat bahwa ada kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga secara agresif di tengah tahun ini.

Mengutip Reuters, Selasa pagi, harga emas di pasar spot naik, setelah sebelumnya mengalami tekanan hingga melemah lebih dari satu persen

Sedangkan harga emas berjangka AS turun tipis .

Saat ini seluruh pelaku pasar sedang menunggu the Fed melangsungkan rapat untuk menentukan arah kebijakan moneter.

Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bahwa the Fed akan segera menaikkan suku bunga di tengah tahun ini.

Kenaikan suku bunga ini tentu saja akan berdampak kepada kenaikan nilai tukar dolar AS yang membuat harga emas tertekan.

Para pedagang emas yang bertransaksi dengan mata uang di luar dolar AS akan merasa membeli emas lebih mahal jika nilai tukar dolar AS menguat.

Para analis memperkirakan harga emas mencoba level resistance di bawah US$ 1.300 per ounce.

Analis mencatat, dolar Amerika Serikat  menguat jelang pertemuan the Federal Reserve menekan euro dan mata uang Inggris pound sterling. Penguatan dolar AS ini menekan emas.

“Saya rasa pasar sudah mengharapkan kenaikan suk bunga tidak terlalu tajam. Indeks dolar AS juga sekarang berada di sembilan puluh tujuh jelang kenaikan suku bunga. Jelang kenaikan suku bunga pada Maret lalu, dolar AS berada di kisaran seratus dua,” ujar Colin Cieszynski, Analis Senior CMC Markets, seperti dikutip dari laman Kitco.

Walau harga emas akan tertekan dalam jangka pendek, Cieszynski masih yakin harga emas menguat untuk jangka panjang.

Ia melihat peluang untuk membeli saat harga emas merosot. Ia menambahkan, pihaknya tidak akan terkejut bila harga emas mencoba level rata-rata harian atau moving average dua ratus harian di kisaran US$ 1.252 per ounce.