close
Nuganomics

Hari Ini Harga Emas Kembali Tergelincir

Harga emas dunia, terutama yang diperdagangkan oleh Comex Exchange Mercantil, New York, hari ini, Kamis, 28 September kembali  tergelincir usai bursa saham dan dolar Amerika Serikat menguat.

Rencana reformasi pajak menjadi sentimen bayangi harga emas.

Sehari sebelumnya, Rabu, harga emas juga terhempas.

Harga emas untuk pengiriman Desember turun lebih dari satu persen  per ounce.

Harga emas itu terendah sejak Agustus.

“Pergerakan harga emas tidak menunjukkan level support. Namun, kedua kali harga emas sentuh level terendah . Sedangkan area itu sebelumnya level resistance,” kata Fawad Razaqda, Analis Teknikal Forex.com, seperti dikutip dari laman Marketwatch

Indeks dolar AS pun menguat ke level tertinggi dalam satu bulan jelang keterangan proposal Partai Republik soal reformasi pajak.

Indeks dolar AS naik terhadap mata uang utama lainnya dengan mendaki nol koma empat persen

Dengan dolar AS menguat membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Kenaikan dolar AS juga didorong pernyataan Pimpinan Bank sentral AS atau the Federal Reserve Janet Yellen soal suku bunga.

Kemungkinan suku bunga the Federal Reserve kembali naik pada akhir tahun ini. Selain itu, data ekonomi AS menunjukkan sinyal kenaikan suku bunga.

Pesanan baru barang AS naik pada Agustus. Kenaikannya mencapai satu koma tujuh persen dari perkiraan pasar satu persen.

Bursa saham AS yang menguat mendorong pelaku pasar mengalihkan investasi emas ke saham cenderung stabil.

Kemarin, Rabu, 27 September, harga emas dunia, terutama yang diperdagangkan Comex Exchange, New York, kembali terperosok usai pidato Janet Yellen

Yellen menyatakan akan melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga secara bertahap meskipun angka inflasi cukup lemah.

Seperti ditulis kantor berita “reuter” pagi ini,   harga emas di pasar spot langsung ambruk sebesar satu koma tiga persen per ounce

Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun hampir satu  persen  per ounce.

“Apa yang diungkapkan oleh Yellen tersebut bukan yang diharapkan oleh pelaku pasar,” jelas managing director RBC Wealth Management, New York, AS, George Gero.

Harga emas sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga.

Jika bunga naik maka emas harus bersaing dengan instrumen keuangan yang memiliki dua keuntungan yaitu kenaikan harga dan juga memberikan bunga.

Padahal sebenarnya pada perdagangan sebelumnya harga emas naik terdorong risiko geopolitik yang membuat pembelian safe haven melaju.

Pada perdagangan sebelumnya harga emas naik karena meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho mengatakan Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan perang terhadap negaranya.

Pyongyang berhak mengambil tindakan pencegahan, termasuk menembak pembom AS.

“Meningkatnya tekanan AS-Korea Utara akan menciptakan pergeseran aktiva. Orang akan keluar dari aset seperti S&P 500 dan masuk ke safe havens seperti emas, perak, ”