close
Nuganomics

Hari Ini Harga Emas Cetak Rekor Baru

Harga emas kembali melonjak naik dan mencetak level tertinggi dalam dua pekan ini pada perdagangan Selasa waktu New York atau Rabu pagi WIB, 19 Juli..

Kenaikan harga emas ini karena permintaan fisik yang menguat sekaligus pelemahan nilai tukar dolar AS.

Seperti ditulis  Reuters,  harga emas di pasar spot naik nol koma tujuh persen setelah sebelumnya sempat menyentuh level level tertinggi sejak 30 Juni.

Sedangkan harga emas di pasar berjangka naik  dalam posisi yang sama.

Kenaikan harga emas ini karena adanya kenaikan permintaan akan emas fisik atau emas batangan.

Data dari konsultan komoditas GFMS menunjukkan bahwa impor emas India naik pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk semester pertama tahun nini impor emas India di angka 514 ton.

Angka tersebut naik sangat tinggi yaitu mencapai seratus enam puluh satu persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Analis GFMS mengatakan bahwa lonjakan tersebut disebabkan oleh konsumen India terus memborong emas menjelang kenaikan pajak barang dan jasa di bulan Juli ini.

Pajak untuk emas akan naik menjadi tiga persen dari sebelumnya di kisaran satu koma dua persen.

“Kami melihat harga emas akan berada di kisaran US$ 1.300 per ounce. pada kuartal ketiga dan selanjutnya nanti,” kata analis komoditas ING, Warren Patterson.

“Impor India terus meningkat setelah tahun lalu tidak terlalu cerah. Kami berharap tren ini terus berlanjut dengan perubahan kebijakan pajak,” tambah dia.

Selain karena impor India, kenaikan harga emas juga disebabkan pelemahan nilai tukar dolar AS ke level terendah dalam sepuluh bulan terhadap sekeranjang mata uang utama dunia.

Pelemahan dolar AS ini membuat harga emas lebih murah bagi para pedagang yang bertansaksi menggunakan mata uang di luar Dolar AS.

Pelemahan dolar AS ini terjadi karena kepercayaan masyarakat ke Presiden AS Donald Trump merosot dan kegelisahan atas alur jalan kebijakan Bank Sentral AS.

“Kegagalan Senat untuk mencabut Obamacare memperkuat persepsi dari masyarakat bahwa agenda dari Trump sulit untuk diterapkan,” jelas analis logam mulia BMO Capital Markets, New York, AS, Tai

Sehari sebelumnya, harga emas di Comex juga naik akibat pelemahan dolar.

Sementara itu, kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terus meningkat.

Harga emas tetap naik meskipun data menunjukkan sektor manufaktur masih lemah dan harga konsumen yang datar.

Seperti ditulis kantor berita  Reuters, hari ini, harga emas di pasar spot naik setengah persen  per ounce.

Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus juga naik dalam posisi yang sama.

“Dolar terus turun demikian pula imbal hasil dan ini menuju kembali ke posisi relative mereka yang agak tinggi akhir-akhir ini,” kata Analis Mitsubishi, Jonathan Butler di London.

Dia menilai, jika harga emas tetap posisi US$ 1.230 atau lebih tinggi, ada risiko short yang membalikan harga emas. Harga emas meraup keuntungan di tengah melemahnya Dolar AS.

Dolar melemah terkait angka inflasi dan permintaan domestik dan di tengah kemungkinan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.

Pelemahan dolar mendukung harga emas, karena investor menjadi lebih murah menguasai komoditas ini.

“Sentimen investor (untuk emas) telah meningkat cukup dramatis selama seminggu terakhir, terutama dengan data yang lemah dari Amerika Serikat pekan lalu, ” jelas Analis ANZ Kata Daniel Hynes.

Kenaikan terbaru harga logam mulia terjadi setelah indeks manufaktur lebih lemah dirilis pada kemarin

Indeks manufaktur Empire State dari The Fed New York jatuh ke angka yang disesuaikan secara musiman.

Statistik resmi juga menunjukkan bahwa indeks harga konsumen, atau biaya hidup, tidak berubah pada Juni.

Semua ini diyakini memberikan dukungan yang tidak mencukupi bagi Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga lagi tahun ini. Akibatnya, emas berjangka sedikit lebih tinggi untuk sesi kedua berturut-turut.