close
Nuganomics

Hari Ini Emas Antam Kembali Bersinar

Setelah terpuruk sebesar Rp 8.000 per gram dalam pembukaan perdangan mingguan, kemarin, hari ini, Selasa, 01 Maret 2016, emas batangan yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, kembali menggeliat dengan kenaikan sebesar Rp 6.000 per gram

Dengan kenaikan ini emas Antam kembali ke posisi “mahal,” dan bertengger di angka Rp 573 000 per gram. Sedangkan pada perdagangan sehari sebelumnya emas Antam di level 564.000 per gram.

Sementara harga pembelian kembali juga naik Rp 6.000 menjadi Rp 522.000 per gram dari Rp 516,000 per gram.

Harga pembelian kembali ini artinya jika Anda menjual emas yang dimiliki, Antam akan membelinya di harga Rp 522.000 per gram.

Adapun pembayaran buyback dengan volume di atas 1 kilogram (kg) akan dilakukan maksimal 2 hari setelah transaksi dengan mengacu kepada hargabuyback hari transaksi.

Antam menjual emas dengan ukuram mulai 1 gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08.32 WIB, seluruh ukuran emas Antam masih tersedia.

Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal 150 nomor antrean per hari.

Di pasar global, bersamaan dengan menggeliatnya harga emas Antam, logam mulia ini kembali menguat karena data ekonomi Amerika Serikat mengecewakan investor dan juga China mengumumkan langkah-langkah stimulus lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pelaku pasar kembali mengoleksi emas yang menjadi instrumen safe haven.

Mengutip Wall Street Journal, Selasa pagi WIB, harga emas berjangka naik lebih dari satu persen per ounce di New York Mercantile Exchange.

Harga emas berjangka telah melonjak hingga lebih dari enam belas persen pada tahun ini di tengah kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.

Kenaikan harga emas kali ini didorong oleh penurunan yang lebih besar dari yang diperkirakan angka aktivitas bisnis di Midwest, AS, dan juga Chicago purchasing manufacturers index yang jatuh

Sebenarnya analis juga memperkirakan terjadi penurunan tapi penurunan tersebut hanya di angka lima puluh dua saja.

Selain itu, angka penjualan rumah di AS juga merosot pada Januari lalu. Hal tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga rumah.

Data-data yang melemah tersebut dijadikan oleh pelaku pasar sebagai indikator di awal tahun bahwa ekonomi Amerika telah melambat.

“Ada kurang kepercayaan dari bank sentral di seluruh dunia bahwa ekonomi telah pulih,” jelas analis iiTrader in Chicago, Bill Baruch.

“Kenaikan harga emas tahun ini juga telah didukung oleh pembelian fisik yang sangat kuat di tengah kekhawatiran ekonomi global serta meningkatkan kemungkinan bahwa akan ada resesi di Amerika Serikat,” kata analis Warren Kreyszig, Julius Baer

Emas menutup pergerakan mingguan dan akhir perdagangan bulan Februari dengan mendapat keuntungan lebih tinggi dari sepuluh persen dan hal itu merupakan kinerja terbaik bulanan sejak Januari 2012.

Data ekonomi AS yang pada umumnya melembut terus membebani perkiraan kenaikan suku bunga the Fed lain pada bulan Maret.

Dari Eropa, data inflasi konsumen jatuh di bulan Februari, sehingga menambah kecenderungan bahwa ECB akan memberikan kebijakan stimulus lanjutan pada bulan Maret.

Anggota dewan ECB yang merupakan Gubernur Bank of France Francois Villeroy mengatakan, “jika kita melihat Eropa sekarang, bahaya yang kita lihat adalah deflasi dan bukan inflasi”.

Bank sentral telah menyerukan bahwa kebijakan stimulus lanjutan ketika fase deflasi terlihat akan menambah risiko tetapi dengan kondisi suku bunga di bawah nol dan QE yang sedang berlangsung.

Pertanyaannya apakah masih ada kebijakan yang masih tersedia ? maka jawabannya adalah suku bunga negatif dan pembelian aset yang lebih.

Memburuknya sentimen di Jepang, tekanan deflasi terus-menerus telah membuat yen menguat yang memacu harapan bahwa BoJ akan menawarkan akomodasi lanjut pada bulan Maret.

Komentar hawkish The Fed adalah tetap menahan suku bunga ketika bank sentral lainnya mendorong kebijakan stimulus lanjutan.

Jika the Fed terus menaikkan suku bunga sedangkan ECB, BoJ dan PBoC terus melakukan kebijakan stimulus dengan suku bunga negative maka perang mata uang akan terjadi dan membuat warna emas akan semakin menguning.