close
Nuganomics

Harga Emas Kembali Dekati Level Tertinggi

Hari ini, Kamis, 18 Januari, harga emas kembalo moncreng dan melonjak untuk mendekati level tertinggi dalam empat bulan terakhir akibat pelemahan dolar Amerika Serikat

Nilai tukar dolar AS tergelincir terhadap sekeranjang mata uang dunia.

Seperti ditulis laman “bloomberg” Kamis pagi WIB, harga emas di pasar spot bergerak naik  tipis, nol koma satu  persen per ounce dan  mendekati level tertinggi yang dicetak pada Senin lalu.

Emas berjangka AS untuk pengiriman Februari juga ditutup naik nol koma persen.

Dolar AS tertekan cukup dalam terhadap beberapa mata uang utama dunia lainnya. “Euro menekan dolar dan menjadi tenaga bagi emas,” jelas analis U.S. Global Investors di San Antonio, Michael Matousek.

Harga emas telah naik sebesar 8 persen sejak pertengahan Desember, terangkat karena dolar AS melemah ke level terendah dalam tiga tahun terhadap sekeranjang mata uang utama.

“Untuk saat ini sepertinya emas berniat menantang level tertinggi sejak tahun lalu,” kata Daniel Ghali, analis komoditas di TD Securities di Toronto.

Harga emas akan melanjutkan penguatan pada 2018. Pendorong penguatan harga emas adalah suku bunga riil yang masih rendah dan juga ketidakpastian politik yang berlangsung di Amerika Serikat dan juga Eropa.

Bank yang berkantor pusat di Jerman, Commerzbank, memperkirakan rata-rata harga emas akan berada di kisaran US$ 1.325 per ounce pada tahun ini.

Dengan rincian, untuk kuartal pertama dan kedua akan berada di US$ 1.300 per ounce dan pada kuartal ketiga dan keempat akan berada di kisaran US$ 1.350 per ounce.

Untuk diketahui, sepanjang tahun lalu, harga emas mampu naik delapanpersen.

“Harga emas akan berlanjut menguat dan kenaikan tersebut sudah dimulai sejak dua tahun lalu,” jelas analis Commerzbank dalam risalahnya, seperti dikutip dari Kitco.

Faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah kebijakan moneter dari beberapa bank sentral yang masih sangat longgar.

Hal tersebut mendorong emas lebih memberikan imbal hasil yang memuaskan bagi investor.

“Hampir semua bank sentral utama masih memberikan suku bunga yang rendah,” tulis risalah tersebut.

Selain itu, ketidakpastian politik juga masih membayangi harga emas.

Ketidakpastian politik ini seperti pembentukan pemerintahan di Jerman dan juga pemilihan parlemen di Italia. Isu separatis Catalonia dan Brexit juga akan menjadi fokus pasar.

“Selain itu, tidak ada yang mengasumsikan pada tahun kedua pemerintahan Presiden Donald Trump bisa berjalan lancar,” tulis Commerzbank.