close
Nuganomics

Harga Emas “Hinggap” di Posisi Tertinggi

Harga emas dunia hari ini, Rabu, 06 September, mencatat lompatan paling tinggi dan merupakan yang paling top selama setahun terakhir.

Seperti ditulis laman ekonomo bisnis internasional “boomerang,” harga emas naik ke level tertinggi dalam satu tahun terpicu melemahnya dolar Amerika Serikat dan pulihnya permintaan safe haven di tengah keprihatinan terkait uji coba nuklir Korea Utara.

Harga emas di pasar Spot naik nol koma enam persen menjadi  per ounce setelah mencapai puncaknya

Ini merupakan harga tertinggi sejak 8 September 2016.

Sementara harga emas berjangka AS mengakhiri sesi naik satu persen .

Pasar emas dipengaruhi Dolar yang melemah usai muncul komentar resmi Federal Reserve tentang inflasi AS yang rendah.

Dolar mencapai titik terendah satu minggu melawan yen Jepang dan berada di jalur penurunan terbesar dalam delapan hari terhadap sekeranjang mata uang.

Harga emas juga dibayangi kesepakatan Korea Selatan dengan Amerika Serikat untuk merespons ancaman dari Korea Utara setelah Pyongyang melakukan uji coba nuklir terbesar untuk keenam kalinya, dua hari lalu.

“Emas masih menuai permintaan sebagai safe haven,” kata Commerzbank
dalam sebuah catatan.

Sebagian besar menguatnya harga emas baru-baru ini dikaitkan dengan
ketidakpastian geopolitik yang telah dipicu kejadian di semenanjung Korea.

Namun, Goldman Sachs mengatakan bahwa peristiwa di Washington selama dua bulan terakhir, memainkan peran yang jauh lebih besar dalam laju harga emas baru-baru ini diikuti oleh melemahnya dolar.

Di antara logam mulia lainnya, harga perak sedikit berubah

Palladium turun  setelah mencapai tertinggi sejak Februarienam belas tahun silam

Sehari sebelumnya memang telah muncul isyarat tentang lompatan harga emas ini.

Harga emas menguat ke posisi tertinggi  di tengah pelemahan dolar.

Sementara Euro naik setelah Kepala Bank Sentral Eropa  atau ECB menjelaskan tentang pemulihan ekonomi zona euro pada pertemuan para bankir sentral.

Pada pertemuan di Jackson Hole, Wyoming, Kepala ECB Mario Draghi mengatakan kebijakan moneter ultra-longgar sedang berjalan di Eropa dan pemulihan ekonomi zona euro terus berlanjut.

Hal ini mendorong euro ke level tertinggi dalam lebih dari dua setengah tahun terhadap dolar AS, sementara indeks dolar turun terendah sejak Mei tahun lalu.

“Draghi tidak menyebut penguatan euro sebagai rem normalisasi kebijakan. Inilah yang memicu reli  laju Euro dan reaksi harga emas,” ujar Analis ​​Carsten Menke, Julius Baer.

Di Jackson Hole, Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen juga tidak memberikan acuan tentang kebijakan moneter AS, namun berfokus pada peraturan keuangan. Pedagang mengharapkan kenaikan suku bunga akan lebih lambat.

“Saya pikir itu mungkin membuat investor lebih nyaman. Kemudian soal inflasi juga membuat keraguan apakah The Fed akan menaikkan suku bunga, “kata Ryan McKay dari TD Securities.