close
Nuganomics

Emas Global dan Lokal Kembali Terhenyak

Setelah moncer satu hari sebelumnya, hari ini, Selasa, 21 November, harga emas kembali terhenyak sebesar satu persen di Comex Merchantil Exchange, New, York, setelah menguat dollar.

“Harga emas turun lebih dari satu persen, mengalah seiring penguatan dolar Amerika Serikat serta prediksi Bank Sentral kembali menaikkan kenaikan suku bunga acuan,” tulis laman “bloomberg,” Selasa pagi WIB

Harga emas di pasar spot turun satu koma empat persen  per ounce.

Harga emas turun dari posisi puncak pada Jumat atau terkuat sejak 16 Oktober

Adapun emas berjangka AS turun satu koma enam persen  per ounce.

Harga emas dipengaruhi dolar yang kembali perkasa.

Dolar menyentuh posisi tertinggi terhadap mata uang lainnya hampir seminggu.

Seperti terhadap euro yang melemah di tengah kegagalan Merkel membentuk pemerintah koalisi tiga arah.

Di sisi lain, ekuitas global naik seiring kepercayaan atas pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia dan gagalnya pembicaraan pemerintah Jerman.

“Pembalikan ini tidak terlalu mengejutkan karena pernah terjadi,” kata Rob Haworth, Ahli Strategi Investasi Senior Bank Wealth Management AS.

“Dolar menguat … dan kemungkinan tingkat suku bunga kembali naik. Saya pikir kita  pada bulan Desember akan melihat dua atau tiga tahun depan,” dia menambahkan.

Federal Reserve diprediksi akan kembali menaikkan tingkat suku bunganya pada pertemuan Desember.

Goldman Sachs mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan pasar tenaga kerja yang ketat dan gambaran inflasi yang lebih normal akan mendorong the Fed menaikkan suku bunga keempat kalinya pada tahun depan.

Sehari sebelumnya, Senin, harga emas naik seiring dolar Amerika Serikat  dan wall street yang tertekan.

Harga emas itu termasuk di level tertinggi sejak awal Juni.

Pergerakan indeks dolar AS membayangi harga emas. Indeks dolar AS turun

Tekanan indeks dolar AS juga diikuti dengan bursa saham AS yang tertekan.

Adapunn bursa saham AS atau wall street yang merosot membuat emas lebih menarik. Ini dapat mengangkat harga emas.

Pada awal perdagangan dolar AS sempat menguat dan harga emas tertekan di kisaran sempit.

Ini seiring sentimen pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump membuat kemajuan untuk reformasi pajak sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun momentum tersebut melambat seiring Donald Trump siap untuk menutup pemerintahan.

Langkah ini agar mendapatkan pendanaan untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko.

Selain itu, pelaku pasar juga hati-hati jelang pertemuan bank sentral di Jackson Hole. Pasar akan mencari petunjuk soal perubahan kebijakan moneter bank sentral terutama AS dan Eropa.

Tingkat suku bunga lebih tinggi cenderung mendorong dolar AS. Selain itu mengurangi permintaan emas.

“Pasar akan melihat lebih banyak aksi lagi pada Jumat. Ketika kita akan mendapatkan pidato “duel” dari Draghi dan Yellen,” ujar Edward Meir, Konsultan INTL FCStone

Ia menuturkan, harga emas akan bergerak lebih tinggi jika kedua bankir tersebut menyatakan pandangan lebih lembut.

Ini lantaran kekhawatiran inflasi yang melambat.