close
Nuganomics

Harga Emas Global Berpotensi Terus Naik

Harga emas diperkirakan masih menguat selama sepekan ini akibat sentimen geopolitik yang akan mendominasi laju harga komoditi itu.

Bersamaan dengan itu, rencana bank sentral Amerika Serikat  atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga pada  Juni hanya berdampak terbatas terhadap gerak harga emas.

Pada pekan lalu, harga emas untuk pengiriman Juni ditransaksikan naik satu persen.

Transaksi perdagangan akan singkat pada pekan ini.

Investor diperkirakan fokus melihat rilis data ekonomi AS.

Sejumlah analis menilai kalau momentum harga emas secara teknikal dan minat safe haven akan mendominasi pasar pada pekan ini.

Vice President RMB Group Barry Potekin menuturkan, harga emas berpeluang ke level US$ 1.300 per ounce dalam waktu dekat.

Saat ini menurut dia ada sejumlah hal yang dikhawatirkan investor.

Salah satunya rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserve. Akan tetapi, Potekin melihat the Federal Reserve belum akan menaikkan suku bunga dua puluh lima basis poin  melihat ketidakpastian global.

“Jika harga emas bergerak kembali di atas US$ 1.300 maka level harga emas akan mencapai US$ 1.400,” kata dia, seperti dikutip dari laman Kitco, hari ini, Senin, 29 Mei.

Analis London Capital Group Jasper Lawler menuturkan, tak hanya sentimen the Federal Reserve yang pengaruhi harga emas.

Gejolak politik di AS dan ketidakpastian yang berkembang seputar pemilihan di Inggris pada Juni juga akan membantu harga emas dalam waktu dekat.

“Risiko berkelanjutan seputar kepemimpinan di dua negara besar ini akan terus bagus untuk emas. Ketidakpastian geopolitik telah mendorong harga emas di atas US$ 1.260,” kata dia.

Ia pun memperkirakan harga emas berpotensi kembali naik pada pekan ini bila harga emas berada di atas level US$ 1.260.

Sementara itu, Ekonom senior CIBC World Markets Nick Exarhaos menuturkan, pelaku pasar sudah melihat ada kenaikan suku bunga the Federal Reserve pada Juni membuat dampaknya kecil terhadap harga emas. Selain itu, ia juga menambahkan sulit melihat katalis baru untuk mendorong dolar AS lebih tinggi. Ini jadi sentimen positif untuk emas.

Lawler mengatakan, kalau level resistance berikutnya harga emas di kisaran US$ 1.280 per ounce pada pekan ini.

Bila level itu ditembus maka dapat mencapai level tertinggi baru pada tahun ini di kisaran US$ 1.300.

Chris Beauchamp, Analis IG juga mengamati gerak harga emas bakal di level US$ 1.280 per ounce. Ia pun pertahankan prospek naik untuk harga emas dalam pekan ini.

Sementara gejolak geopolitik tetap menjadi kekuatan pendorong untuk harga emas. Investor juga dilihat masih akan fokus perhatikan data ekonomi pada pekan ini.

Data tenaga kerja AS terutama data gaji non sektor pertanian AS akan menjadi perhatian pada Jumat pekan ini. Selain itu juga ada data manufaktur pada Mei dan jumlah lapangan kerja sektor swasta.

Dalam pekan ini, diperkirakan, harga emas stabil karena  terpicu gejolak politik di Pemerintahan Presiden Amerika Serikat yang mendorong harga logam kuning menuai keuntungan.

Melansir laman Reuters,  harga emas pasar spot  hampir tak berubah setelah sempat turun di awal sesi.

Pemerintah Trump terus digonjang gejolak.

Pada hari Jumat pekan lalu, muncul kabar jika orang yang masuk dalam penyelidikan terkait dugaan kolusi dengan Rusia selama kampanye merupakan penasehat senior di Pemerintahan Trump.

“Kami akan menganjurkan untuk mengesampingkan anjuran sebelumnya baru-baru dan sebaiknya membeli emas pada setiap penurunan signifikan yang terjadi  karena pasar semakin bersatu terkait kemungkinan gagasan kelumpuhan lanjutan di Washington,” ujar Analis INTL FCStone Edward Meir.

Sementara Dolar beringsut lebih tinggi meski masih berada di posisi terendah dalam enam bulan terhadap sekeranjang mata uang terdampak dari gejolak politik di Amerika Serikat.

“Prospek emas masih belum jelas pada titik ini di tengah kekhawatiran geopolitik kemungkinan meningkat,” jelas Analis OCBC Barnabas Gan dalam sebuah catatan.

Hal ini antara lain dipicu kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS pada pertengahan tahun ini

Suku bunga yang lebih tinggi cenderung untuk meningkatkan dolar dan mendorong tekanan pada harga emas.