close
Nuganomics

Harga Emas Dunia Hari Ini Kembali Berkibar

Sehari setelah ambruk akibat penguatan dollar, hari ini, Rabu, 08 Agustus, harga emas di Comex Merchantil Exchange, New York, menanjak ke atas bersamaan dengan makin kentalnya perang dagang Amerika Serikat melawan Cina.

Menurut laman keuangan dan ekonomi “Bloomberg,” Rabu pagi WIB, harga emas naik hampir satu persen

Pada perdagangan Selasa  emas sempat  mengalami tekanan yang cukup dalam.

Menurut “Bloomberg,”  pendorong penguatan harga emas adalah pelemahan dolar AS terhadap yuan China dengan latar belakang ketegangan perdagangan  kedua negara.

Hharga emas di pasar spot naik  nol koma tiga persen  per ounce pada penutupan perdagangan .

Sementara untuk harga aemas berjangka untuk pengiriman Desember ditutup naik enam puluh sen atau nol koma satu persen  per ounce.

Dolar AS mengalami tekanan terhadap yuan China dan juga beberapa mata uang utama dunia.

Pelemahan dolar AS ini sebagai akibat kekhawatiran dari pelaku pasar akan adanya perang dagang antara AS dengan China.

Pelemahan dolar AS ini memberikan tenaga bagi emas karena harganya akan lebih murah bagi investor yang melakukan transaksi dengan mata uang di luar dolar AS.

“Saya kira harga emas akan cukup lama bertahan di atas level seribu dua ratus dollar per ounce karena kemungkinan besar tidak akan terjadi aksi jual di saat ada ketegangan seperti ini,” jelas analis komoditas ABN Amro, Georgette Boele.

Ia melanjutkan, saat ini emas lebih sensitif terhadap yuan China daripada dolar AS. Jadi jika dolar AS menguat tetapi tidak melawan yuan China maka harga emas stabil.

“Korelasi dengan yuan hampir satu banding satu,” lanjut Georgette Boele.

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas jatuh akibat penguatan dolar AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve AS atau The Fed, mengimbangi sanksi AS ke Iran.

AS akan secara agresif memberlakukan sanksi ekonomi yang diterapkan kembali pada Iran pekan ini dan berharap langkah-langkah tersebut berdampak signifikan terhadap ekonomi Iran, kata pejabat administrasi senior AS.

Sanksi tersebut termasuk dikenakan pada logam mulia, baja dan batu bara.

Orang-orang di Iran membeli emas untuk menopang mata uang mereka, kata George Gero, Direktur Pengelolaan RBC Wealth Management.

“Tapi permintaan emas di Iran tidak mengimbangi penjualan emas di negara-negara Barat karena suku bunga AS yang lebih tinggi  dan penguatan dolar AS,” Gero menjelaskan.

Chief New York Fed Markets Simon Potter pada hari Jumat menegaskan kembali niat bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga.

Harga emas sensitif terhadap suku bunga AS yang lebih tinggi karena akan membuat investor beralih ke instrumen investasi lain yang menawarkan pembayaran bunga.

Tags : slide