close
Nuganomics

Emas Cuma Naik Rp 1.000 Per Gram

Hari ini, Jumat, 09 Mei 2014, harga emas diperdagngan lokal, yang dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, cuma naik Rp 1.000 per gram, setelah Kamis kemarin “runtuh” sebesar Rp 8.000 per gram.

Kenaikan harga emas hari ini belum mengompensasi penurunan yang sangat tajam sehari sebelumnya.

Seperti dikutip “nuga.co” dari dari situs resmi Logam Mulia Antam, Jumat pagi, harga emas batangan Antam dijual Rp 530.000 per gram. Naik dibandingkan sehari sebelumnya yaitu Rp 529.000 per gram.

Untuk harga pembelian kembali atau dikenal dengan sebutan “buyback” emas Logam Mulia Antam tidak berubah, atau tetap pada angka Rp 470.000 per gram.

Dengan kenaikan ini maka harga emas Antam untuk semua ukuran mengalami kenaikan sangat tipis. Untuk emas ukuran 500 gram Antam menjualnya dengan patokan harga Rp 245.300.000, 250 gram: Rp 122.750.000, 100 gram: Rp 49.150.000, 50 gram: Rp 24.600.000, 10 gram: Rp 4.960.000, 5 gram: Rp 2.505.000 dan satu gram: Rp 530.000

Di pasar global, harga emas berjangka, terutama di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun untuk sesi ketiga berturut-turut pada Jumat pagi WIB, seiring dengan turunnya klaim pengangguran mingguan AS.

Kontrak emas yang paling aktif untuk penyerahan Juni turun 1,2 dollar AS atau 0,09 persen, menjadi ditutup pada 1.287,7 dollar AS per ounce.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, klaim pengangguran awal turun 26.000 ke penyesuaian musiman 319.000 dalam pekan yang berakhir 3 Mei, tingkat terendah dalam sebulan terakhir.

Penurunan klaim pengangguran mingguan AS telah memicu kenaikan pasar saham AS dan mengurangi daya tarik emas sebagai sebuah cadangan “safe haven”.

Namun demikian, Bank Sentral Eropa mengisyaratkan kemungkinan keputusan tentang pelonggaran ekonomi lagi pada pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya, yang menahan kejatuhan emas lebih lanjut.

Berkat komentar optimis Ketua Federal Reserve Janet Yellen tentang perekonomian, emas telah kehilangan hampir 22 dollar AS dalam tiga sesi terakhir. Beberapa analis pasar percaya bahwa ekonomi AS sedang berada di jalur pertumbuhan kuat dan bahwa pasar kerja sedang mengalami kemajuan.

Tetapi emas masih memiliki peluangnya. Analis pasar percaya bahwa ketegangan geopolitik di Ukraina bisa menjadi tali penolong untuk emas kembali meningkat.

Tentang penyebab kenaikan emas Kamis kemarin yang cukup tinggi, Bambang Widjanarko, Marketing Manajer PT Logam Mulia, mengatakan disebabkan oleh pemaparan “The Fed,” tentang ekonomi Negeri Paman Sam menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan solid dalam waktu yang tidak terlalu lama.

“Pernyataan Yellen ini diterjemahkan sebagai indikasi kemungkinan dipercepatnya pengakhiran stimulus moneter dan kenaikan suku bunga pada musim gugur tahun ini,” kata Bambang.

Ini membuat investor cenderung kembali ke instrumen investasi yang aman (safe haven), yaitu yang berbasis dolar AS. Penguatan dolar AS menyebabkan harga emas terkoreksi menjadi di bawah level psikologis US$ 1.300 per troy ons.

Faktor kedua, lanjut Bambang, datang dari Rusia. Presiden Vladimir Putin memerintahkan untuk menarik kembali pasukan dari perbatasan Ukraina dan menyerukan separatis pro-Rusia di bagian timur dan selatan untuk menunda pemungutan suara pada 11 Mei.

“Putin menyerukan untuk mengakhiri kekerasan di Ukraina dan bertemu dengan ketua Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut. Meredanya konflik antara Rusia dan Ukraina juga membuat kebutuhan emas sebagai safe haven menurun,” papar Bambang

Faktor ketiga, tambah Bambang, datang dari pasar sendiri. “Mekanisme sell yang di-set otomatis oleh para pelaku pasar ketika harga turun mendekati US$ 1.300 per troy ons membuat harga semakin turun akibat aksi jual,” katanya.

Antam melalui unit bisnis Logam Mulia, kata Bambang, juga akan mengutamakan permintaan dari dalam negeri. “Walau banyak sekali permintaan emas dari luar negeri, terutama India, kami tetap mengutamakan untuk memenuhi permintaan dalam negeri,” kata Bambang.