close
Nuganomics

Harga Emas Capai Titik Paling Rendah

Harga emas lokal, terutama yang dijual PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, hari ini, Rabu, 14 Desember 2016, mencapai titik terendahnya sepanjang setahun terakhir dan berada di posisi Rp 584.000 per gram.

Harga ini memang sama dengan harga jual kemarin, namun untuk pembelian kembali Antam menurunkannya hingga Rp 3.000 per gram atau Rp 494.000.

“Ini harga termurah sepanjang tahun,” tulis blog Antam pagi ini.

Harga jual dan pembelian kembali ini merupakan harga patokan di butik emas Logam Mulia Antam Pulogadung, Jakarta.

Antam menjual emas dengan ukuran 1 gram hingga 500 gram. Hingga menjelang siang WIB, beberapa ukuran emas Antam tidak tersedia.

Ukuran emas Antam yang tidak tersedia antara lain ukuran 2 gram, 50 gram, 100 gram dan 250 gram.

Untuk peradagngan global investor emas terus memantau pertemuan dari Komite Pasar Terbuka Federal atau FOMC AS karena pertemuan tersebut sangat diantisipasi dimana ada kemungkinan suku bunga AS akan dinaikan.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena investasi emas tidak memberikan keuntungan atau bunga.

Meningkatnya imbal hasil obligasi AS dan pergerakan saham juga dipandang sebagai area negatif untuk pergerakan logam emas.

Kenaikan suku bunga merupakan tekanan untuk emas tetapi investor harus mencatat bahwa sejak kenaikan suku bunga pertama kali pada bulan Desember 2015 dari siklus pengetatan.

Emas telah meningkat lebih dari dua puluh persen

Potensi kenaikan suku bunga mendatang juga telah diantisipasi oleh pelaku pasar selama beberapa waktu dari sekarang. Sebagian besar peluang kenaikan di bulan Desember telah terjadi pada harga emas.

Menyusul kemenangan presiden Donald Trump. Dolar AS terus menguat dan membuat kemungkinan kenaikan suku bunga Fed juga terus menguat walaupun arah penurunan emas secara lebih lanjut masih dalan tekanan bearish. Harga emas telah jatuh 9% sejak kemenangan Trump.

Inflasi dapat dipahami sebagai kehancuran daya beli mata uang.

Untuk mengatasi hal ini, maka investor, bank sentral secara historis akan menyimpan sebagian dari kekayaan dalam bentuk emas.

Sejak Presiden AS terpilih Donald Trump menang sebulan yang lalu, mata uang lira Turki telah jatuh terhadap penguatan dolar AS dan mendorong Presiden Recep Erdogan mendesak sektor bisnis, warga negara dan lembaga untuk mengkonversi semua valuta asing menjadi lira atau emas untuk membantu mendukung mata uang jatuh lebih dalam.

Harga emas terjatuh pada perdagangan Selasa. Kejatuhan harga emas tersebut seiring dimulainya pertemuan dua hari dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (the Fed).

Mengutip Wall Street Journal, Rabu pagi WIB), harga emas untuk pengiriman Februari ditutup turun nol koma enam6 persen ke level US$ 1.159 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Dalam beberapa hari terakhir memang kepercayaan investor terus menuju bahwa Bank Sentral AS akan segera menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya di tahun ini.

Dari hasil survei menunjukkan mayoritas dari analis dan ekonom yakin bahwa Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kali ini.

Kenaikan suku bunga tersebut setelah beberapa data ekonomi yang keluar menunjukkan adanya perbaikan ekonomi AS sehingga mendorong the Fed untuk mengetatkan kebijakan moneter.

Angka pengangguran terus menurun dan inflasi sesuai dengan target.

Seiring perbaikan tersebut, harga emas pun tertekan.

Alasannya, dengan kemungkinan kenaikan suku bunga tersebut membuat emas harus bersaing dengan instrumen investasi lain yang memberikan imbal hasil yang lebih baik karena kenaikan suku bunga.

Saat ini, harga emas telah turun sekitar enam belas persen dari harga tertinggi karena rencana reformasi fiskal yang akan dilakukan oleh Presiden Terpilih AS Donald Trump.

“Harga emas sepertinya sulit untuk mampu kembali naik sebelum ada kepastian dari Bank Sentral AS mengenai suku bunga,” tutur analis HSBC dalam catatannya kepada investor.