close
Nuganomics

Harga Emas Berpotensi Terus Menguat

Harga emas menguat usai naik ke level tertinggi dalam enam minggu terpicu  data pekerjaan yang mengecewakan meredam kemungkinan Bank Sentral AS menaikkan tingkat suku bunganya secara agresif.

Meskipun tidak mungkin pula untuk mencegah terjadinya kenaikan suku bunga pada Pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan ini.

Seperti ditulis laman Reuters,  hari ini, Selasa, 06 Juni, harga emas di pasar Spot  stabil di posisi

Harga emas mencapai posisi puncak di awal sesi, level tertingginya sejak 21 April.

Sementara emas berjangka AS naik nol koma dua persen .

Pertumbuhan pekerjaan AS melambat pada Mei dan kenaikan lapangan kerja di dua bulan sebelumnya tidak sekuat data yang dilaporkan.

Ini menghilangkan momentum di sektor pekerjaan.

Analis memperkirakan suku bunga berjangka AS akan sedikit berubah sebagai ukuran terkait aktivitas industri jasa yang turun pada Mei.

Penurunan untuk pertama kalinya sejak Februari tahun lalu.

Pedagang melihat peluang kemungkinan The Fed menaikkan suku bunganya mencapai 96 persen, pada pertemuan yang berlangsung minggu depan.

Suku bunga yang lebih tinggi akan memberi tekanan pada harga emas.

“Laporan data ketenagakerjaan As yang lebih lemah dari perkiraan, saat dirilis pada awal  Juni membuat harga emas menguat.”

“ Harga kemungkinan juga belum tentu kembali tergelincir seiring kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan FOMC di Juni,” tulis Analis Standard Chartered dalam sebuah catatan.

Sementara harga paladium mencapai level terkuatnya sejak September

Giovanni Staunovo mengatakan bahwa hal itu mungkin terjadi karena faktor teknis telah mendukung paladium dalam beberapa hari terakhir.

Pada pekan ini, harga emas masih berpotensi untuk terus menguat.

Mengutip Kitco,  harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus pada Jumat pekan lalu tercatat naik

Jika dilihat secara teknikal, dalam tiga pekan terakhir harga emas selalu menguat di akhir pekan. Tren penguatan tersebut kemungkinan akan juga terjadi pada pekan ini.

Kenaikan harga emas pada akhir pekan kemarin didukung oleh penurunan nilai tukar dolar Amerika Serikat ke level terendah dalam enam bulan terakhir karena laporan data tenaga kerja yang memburuh sehingga membuat pelaku pasar bertanya-tanya apakah Bank Sentral AS akan segera menaikkan suku bunga acuan.

Kepala Analis ICBC Standard Bank Tom Kendall menjelaskan, kenaikan ini bukan tanda-tanda bearish. Kebalikannya, harga emas masih akan berpotensi untuk menguat dalam beberapa minggu ke depan.

“Pekan lalu kami melihat harga emas masih berpotensi untuk diperdagangkan di atas US$ 1.300 per ounce hingga 4 Juli. Sekarang mungkin agak sedikit konservatif tapi masih di sekitar itu,” jelasnya.

Namun, jika angka inflasi mengalami kenaikan sesuai dengan target Bank Sentral AS di kisaran dua persen