close
Nuganomics

Emas Milik Antam Terus Terjungkal

Setelah menimbulkan harapan cerah di pembukaan perdagangan awal pekan, Senin, 13 April 2015, harga emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, justru melemah selama dua hari terakhir.

Selasa, 14 April harga emas Antam turun Rp 2.000 per gram dan dilengkapi dengan pelemahan Rp 1.000 pada hari ini, Rabu 15 April 2015, yang menjadikan harga emas batangan milik Antam jatuh Rp 3.000 per gram selama dua hari.

Harga jual emas Antam kini berada di posisi Rp 547.000 per gram.

Bersamaan dengan jatuhnya harga jual, harga pembelian kembali “buyback” logam mulia Antam juga ikut susut Rp 1.000 ke Rp 487.000 per gram.

Antam tetap menjual emas dari ukuran satu gram hingga 500 gram, dan menjelang siang, seperti di pantau “nuga” semua ukuran emas Antam masih tersedia.

Karena animo masyarakat selalu tinggi dalam bertransaksi, maka Antam menetapkan pembelian emas batangan miliknya dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari bagi mereka yang ingin datrang langsung

Turunnya harga ini menyebabkan seluruh pecahan emas Antam mulai dari satu gram hingga pecahan terbesar 500 gram menyesuai dengan harga baru.

Untuk pecahan satu gram Antam menjualnya dengan harga Rp 547.000, 5 gram Rp 2.590.000, 10 gram Rp 5.130.000, 25 gram Rp 12.750.000, 50 gram Rp 25.450.0000, 100 gram Rp 50.850.000, 250 gram Rp 127.000.000 dan 500 gram Rp 253.800.000.

Di perdagangan global, harga emas memangkas kerugian seiring pelemahan dolar Amerika Serikat setelah data penjualan ritel AS dan harga tercatat lebih lemah dari yang diharapkan.
Meski begitu, harga emas tetap di bawah US$ 1.200 per ounce.

Melansir laman Reuters, harga spot emas jatuh ke level terlemah dalam dua minggu di posisi US$ 1.183,68 per ounce dalam perdagangan sebelumnya, kemudian memotong perdagangan menjadi posisi US$ 1.193,16.
Harga emas untuk pengiriman Juni turun US$ 6,70 per ounce menjadi US$ 1.192,60 per ounce.

“Kami berharap harga emas lebih rendah, karena dolar yang lebih kuat dan sentimen risiko membaik di pasar keuangan … yang menyebabkan arus keluar dari emas dan ke aset berisiko,” kata Analis senior Danske Bank Jens Pedersen.

Kekuatan baru-baru ini dalam dolar AS, yang telah mendapatkan manfaat dari kemungkinan jika Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tahun ini, telah menjadi angin bagi emas batangan selama beberapa bulan terakhir.

Sebuah kenaikan tarif AS, yang akan menjadi yang pertama dalam hampir satu dekade, meredupkan daya tarik aset seperti emas yang tidak membayar bunga.

“Meskipun banyak investor yang tertarik dalam emas, terutama di negara-negara seperti Yunani, Venezuela, Argentina, dan Timur Tengah atau Eropa Timur, daya tarik aset lainnya lebih menarik,” kata George Gero, Ahli Strategi Logam Mulia RBC Capital di New York.

Harga Emas jatuh setelah mendapat tekanan dikarenakan ekspektasi bahwa Fed masih akan menaikkan suku bunga pada tahun ini. Namun, logam emas kembali sedikit menguasasi keadaan di pasar dengan menguat pada awal perdagangan AS.

Penjualan ritel yang masih jatuh dari perkiraan merupakan data ekonomi AS telah menimbulkan keraguan baru terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga. Dolar dan saham di bursa Wall Street jatuh setelah berita itu dirilis yang akhirnya membuat emas berhasil melakukan rebound.

Meskipun klaim bahwa ekonomi AS sudah mulai pulih tetapi perhatikan bahwa defisit perdagangan AS juga terus tumbuh dan perbandingan hutang pemerintah terhadap GDP juga ikut meningkat.

Saat ini, triliunan yen, pound, dolar dan euro telah dicetak sehingga permintaan besar-besaran untuk obligasi dan saham sudah undervalued. Survei Bank of America Merrill Lynch menunjukkan bahwa pergerakan saham dan obligasi sudah overvalued.

Overvaluasi yang simultan dari kedua pasar ini berlangsung dikarenakan kebijakan bank sentral dunia, yang membanjiri pasar dunia dengan likuiditas uang sejak krisis keuangan. Uang tersebut bergerak dan mengalir ke pasar saham dan pasar obligasi. Kedua pasar tersebut telah terdistorsi dan “bubble” terlihat pada pasar saham.

Sekarang mungkin waktu yang ideal dengan melihat kondisi di pasar saham dan di pasar obligasi dengan menambahkan beberapa perlindungan dalam bentuk emas fisik. Kondisi logam emas yang masih terkoreksi dan berada di harga termurah merupakan “kondisi yang menarik untuk diperhatikan dan dipergunakan”.

logam mulia.com, reuter dan cnbc