close
Nuganomics

Emas Milik Antam Ambruk Hari Ini

Dampak dari meliuknya harga emas global yang tumbang pada hari Senin waktu New York atau Selasa pagi WIB, 29 September 2015, langsung menyentuh penjualan emas batangan yang milik l PT Aneka Tambang Tbk atau Antam.

Hari ini Antam menjual emasnya lebih murah Rp 7.000 per gram dibanding harga kemarin. Emas Antam yang dijual pada di level Rp 579.000 per gram, sementara kemarin emas Antam dihargai Rp 586.000 per gram.

Sementara harga buyback atau pembelian kembali hari ini sebesar Rp 505.000 per gram, anjlok sekitar Rp 5.000 per gram dibanding harga buyback kemarin.

Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 505.000 per gram.

Saat ini Antam menjual ukuran emas dari satu gram hingga 500 gram. Tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal serratus lima puluh nomor antrean per hari.

Di pasar dunia, terutama pusat penjualan emas di New York, logam mulia itu terlihat bergerak stabil pada hari Selasa di sesi Asia setelah pada sesi sebelumnya jatuh tajam ketika beberapa pernyataan kebijakan moneter terkait kenaikan suku bunga The Fed yang masih dapat dilakukan pada tahun ini telah membebani pasar.

Beberapa anggota the Fed menyatakan bahwa kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun ini masih dapat dilakukan.

Emas, yang tidak memberikan bunga atau dividen sedang berjuang untuk bersaing dengan aset investasi yang berhasil tinggi.

Pernyataan-pernyataan ini keluar dua minggu setelah bank sentral gagal membuat kebijakan terbaru pada pertemuan FOMC bulan September.

Presiden the Fed San Francisco, John Williams mengatakan pada hari Senin di AS bahwa ia melihat kebijakan moneter di AS akan mulai dilakukan pada tahun ini.

Secara terpisah, Presiden the Fed New York, William Dudley mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Senin bahwa the Fed masih berada dalam jalur untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun ini dan tujuan inflasi dapat tersentuh di beberapa titik pada tahun 2016.

Dalam perkiraan inflasi sebelumnya, the Fed memperkirakan inflasi akan mencapai 1,7% pada akhir tahun depan dan akan menyentuh dua persen hingga 2018.

Pertanyaannya sekarang, apakah the Fed berani mengambil keputusan menaikkan suku bunga setelah beberapa kali ditunda ?

Apakah the Fed berani mengambil keputusan menaikkan suku bunga ketika negara negara lain sedang mengalami tekanan perekonomian ?

Apakah the Fed berani mengambil keputusan menaikkan suku bunga pada saat hari Natal ?

Semua pertanyaan di atas masih tergantung dengan data ekonomi yang muncul sehingga dapat memberikan umpan balik kepada para pengambil keputusan the Fed.