close
Nuganomics

Emas Global Naik, Domestik Bergerak Tipis

Harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, hari ini, Jumat 27 Februari 2015, kembali naik Rp 1.000 menjadi Rp 546 ribu per gram Sehari sebelumnya, harga emas Antam juga naik Rp 1.000 per gram.

Sementara harga pembelian kembali atau dikenal dengan “buyback” logam mulia Antam masih bertahan di Rp 487 ribu per gram.

Antam melalui unit bisnis Logam Mulia-nya menjual emas dari ukuran satu gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08.25 WIB, hanya ukuran dua gram saja yang tidak tersedia karena telah terjual habis.

Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Bersamaan dengan kenaikan harga itu makan setiap pecahan emas batangan yang dijual Logam Mulia menyesuaikan dengan harga terbaru. Untuk pPecahan 1 gram Rp 546.000, 5 gram Rp 2.585.000, 10 gram Rp 5.120.000, 25 gram Rp 12.725.000 dan 50 gram Rp 25.400.0000.

Untuk pecahan yang lebih berat, 100 gram di jual Rp 50.750.000, 250 gram Rp 126.750.000 dan 500 gram Rp 253.800.000.

Di pasar global harga emas meningkat pada Jumat, 27 Februari 2015, usai data ekonomi AS menguat di luar prediksi, mengangkat dolar serta didorong meredanya pembelian dari China.

Ini merupakan imbas dari Federal Reserve yang mengindikasikan tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.

Dolar naik terhadap sekeranjang mata uang sebagai data pesanan barang tahan lama AS pada bulan Januari mengalahkan perkiraan, mendorong kepercayaan dalam kegiatan usaha meskipun kekhawatiran lonjakan baru-baru ini dalam dolar menyakiti ekspor.

Harga emas di pasar spot naik menjadi US$ 1.208 per ounce. Sebelumnya harga emas mencapai sesi tinggi US$ 1.220 per ounce, di atas rata-rata 100-hari pada posisi US$ 1.216,20 per ounce, sebelum mundur karena penguatan dolar.

Emas untuk pengiriman April naik untuk menetap di US$ 1.210,10 per ounce.

“Pasar terasa agak berat. Kami sudah membeli baik emas fisik dari Timur Jauh China dibuka setelah libur Imlek Minggu di atas US$ 1.210-US$ 1.212, tapi berhenti,” ujar Kepala perdagangan MKS Afshin Nabavi melansir Reuters.

Harga emas telah jatuh sekitar sepuluh persen dibanding tahun lalu, sebagian besar karena prospek suku bunga AS yang lebih tinggi, yang akan meningkatkan biaya pada non yield, sementara dolar naik.

Harga logam sempat naik awal pekan ini setelah Gubernur Fed Janet Yellen menunjukkan bank sentral AS tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga, yang menyebabkan beberapa analis menggeser harapan untuk kenaikan suku bunga AS pertama sejak 2006 hingga September atau akhir tahun ini.

Harga premi emas di Shanghai Gold Exchange tetap kokoh sekitar US$ 4- US$ 5 per ounce setelah liburan Tahun Baru China pada 18-24 Februari.

Data terbaru, seperti dikutip “nuga” dari situs “bloomberg,” menjelang siang, Jumat, 27 Februari 2015, mengindikasikan emas kembali berhasil melakukan rebound ke harga tertinggi baru pada minggu ini karena didukung ekspektasi bahwa Fed tidak akan menaikkan suku dalam waktu dekat ini.

Tetapi akhirnya pergerakan logam emas melemah setelah data ekonomi AS yang dirilis pada hari Kamis berada dalam kondisi bercampur.

Chair’s the Fed, Yellen meyakinkan investor dalam pernyataannya di depan Kongres pada awal pekan ini bahwa bank sentral akan tetap bersabar untuk melakukan kebijakan moneter terbaru.

Pernyataan tersebut telah membawa indeks dolar berada di level 4 minggu tertinggi dan akhirnya membatasi pergerakan emas dengan terdorong ke harga rendah pada akhir-akhir ini.

The Fed belum menaikkan suku dalam hampir satu dekade, tetapi hanya memberikan petunjuk “sabar” sehingga menyebabkan dolar bergerak rally lebih dari dua puluh persen sejak Mei tahun lalu.

Tentu saja, fakta tersebut telah memberikan akses kepada bank-bank sentral utama lainnya untuk menurunkan suku bunga dan meluncurkan kebijakan stimulus tambahan yang telah memainkan peran penting dalam penguatan dolar.

Impor emas China dari Hong Kong naik pada bulan Januari dari bulan sebelumnya, menurut sebuah laporan pada hari Kamis, yang mencerminkan peningkatan permintaan menjelang Tahun Baru Imlek.

Para pengamat mengatakan permintaan impor dari konsumen emas terbesar kedua di dunia setelah India kemungkinan akan pulih pada tahun ini.

Permintaan perhiasan biasanya naik menjelang Tahun Baru Cina, yang jatuh pada bulan Februari tahun ini.