close
Nuganomics

Emas Global Hari Ini Tersungkur Lagi

Setelah melambung selama dua pekan terakhir, hari ini, Selasa, 15 Agustus, harga emas dunia kembali tersungkur karena imbas penguatan dolar.

“Harga emas turun setengah persen, lebih rendah dari posisi tertingginya dalam dua bulan pada pekan lalu, terpicu penguatan dolar dan meredanya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara,” tulis laman “marketwatch,” hari ini, Selasa..

Emas di pasar Spot turun lebih setengah  persen untuk tiap ounce. Dan ini merupakan kejadian pertama setelah emas mencapai posisi tertinggi sejak 07 Juni.

Sementara harga emas berjangka untuk pengiriman Desember juga

Pasar emas turut dipengaruhi ketegangan politik antara AS dan Korut yang kini mereda.

Namun Perayaan Hari Pembebasan Korea Utara pada Selasa bisa kembali menaikkan tensi politik kedua negara.

Di sisi lain, dolar menguat usai minggu lalu berada pada posisi terendah dalam empat bulan terhadap yen dan  mata uang lainnya. Ini membuat harga emas lebih mahal.

“Banyak berita negatif karena dolar. Itu, antara lain gabungan eskalasi Korea Utara, yang menyebabkan harga emas lebih rendah, meskipun tidak berarti kita mengharapkan tren negatif.”

“Kami prediksi harga emas  di US$ 1.200 sampai US$ 1.300 setahun ini,” kata Georgette Boele dari ABN Amro.

Sementara Presiden Fed New York William Dudley, mengatakan ekspektasi pasar jika Bank sentral akan mulai memangkas neraca tidak masuk akal. Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga.

Sebelumnya, harga emas sempat berkibar usai pernyataan keras Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Korea Utara.

Ancaman terbaru Korea Utara untuk melancarkan serangan rudal di AS, telah meningkatkan aksi beli di pasar keuangan global.

Pernyataan Korea Utara itu mengikuti pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan melakukan tindakan seiring sikap Korea Utara yang mengancam.

“Ini benar-benar emas sebagai aset safe haven,” ujar Ross Norman, Chief Executive Officer Sharps Pixley Ltd, seperti dikutip dari laman Marketwatch

Norman menuturkan, kalau harga emas perlu bergerak di atas US$ 1.295 per ounce agar meyakinkan kalau harga emas itu telah memasuki fase penguatan yang signifikan.

“Saya selalu curiga terhadap pergerakan harga emas seperti ini karena isu menyebabkan ketegangan politik antara Korea Utara dan AS jarang bertahan,” ujar dia.

Sementara itu, indeks dolar AS cenderung bergerak mendatar

Dolar AS mendatar itu seiring sentimen harga komoditas menguat. Adapun aset investasi cenderung aman bergerak menguat.

Aset investasi itu mulai dari surat berharga dan mata uang franc Swiss.

Selain itu harga emas juga sempat naik karena dipicu oleh kekhawatiran suku bunga.

Harga emas naik di tengah melemahnya dolar Amerika Serikat seiring investor yang terus mencermati kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Harga emas dipengaruhi dolar yang beringsut lebih rendah, karena investor konsolidasi sebelum data inflasi keluar pekan ini yang menjadi sinyal turnaround dolar di tahun ini.

Biasanya melemahnya dolar AS mendukung harga komoditas seperti emas.

Sebab pelemahan greenback, menurunkan biaya pembelian emas di luar Amerika Serikat.

Di sisi lain, investor juga tetap mewaspadai data pekerjaan yang tak terduga menguat pada hari Jumat lalu.

“Kami pikir laporan pekerjaan cukup baik bagi Fed tapi pasar tetap skeptis bahwa akan ada kenaikan tarif di tahun ini, “kata Rob Haworth, Senior Strategi Investasi Bank Wealth Management.

Dalam minggu mendatang, harga emas bisa mendapatkan dorongan jika AS memilih untuk meningkatkan pengurangan plafon utang, tanpa menghubungkan ke belanja atau pajak, menurut Analis ICBC