close
Nuganomics

Emas Global dan Lokal Kembali Terpuruk

Setelah sempat memberi harapan untuk mengembalikan harga emas pada kondisi enam bulan lalu, hari ini, Jumat, 27 Januari 2017, logam mulia itu terhempas baik di pasar global maupun lokal.

Di tingkat lokal, domestik, terutama emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk  atau Antam kembali merosot.

Kali ini anjloknya emas Antam itu mencapai  Rp 5.000 per gram  dan berada di posisii Rp 582 ribu per gram

Kemarin Antam menjual emas di harga Rp 597 ribu per gram setelah jatuh sebesar Rp 3.000 per gram.

Harga pembelian kembali atau buyback juga turun. Malah lebih besar.  Rp 6.000 per gram untuk kemudian bertengger pada angka Rp 508 ribu per gram.

Artinya, jika Anda menjual emas yang Anda punya, Antam akan membayar Rp 508 ribu per gram.

Harga jual dan pembelian kembali ini merupakan harga patokan di butik emas Logam Mulia Antam Pulogadung, Jakarta. Harga di butik emas logam mulia lainnya bisa berbeda.

setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.

Antam menyediakan emas ukuran 1 gram sampai 500 gram. Hingga menjelang siang WIB, sebagian besar ukuran emas Antam tersedia.

Hanya ukuran 3 gram dan 250 gram yang tak tersedia.

Di tingkat perdagangan global, terutama di New York, Comec Axchange, harga emas kembali tertekan di penutupan perdagangan sesi ketiga Jumat pagi WIB

Kekawatiran bahwa kestabilan politik dan ekonomi bakal tertanggu mereda.

Seperti ditulis laman situs Wall Street Journal, Jumat pagi, harga emas untuk pengiriman Februari ditutup turun di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Sesaat setelah Donald Trump dilantik menjadi presiden AS, kekhawatiran muncul di kalangan pelaku pasar bahwa kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh konglomerat tersebut akan mengganggu kestabilan ekonomi dan politik.

Namun saat ini kekhawatiran tersebut telah menghilang dan berganti dengan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi bakal melaju yang terdorong dengan beberapa kebijakan yang pro pertumbuhan.

Harapan akan percepatan pertumbuhan ekonomi, kenaikan angka inflasi dan juga suku bunga mengangkat nilai tukar dolar AS, imbal hasil obligasi dan pasar saham.

Hal tersebut melemahkan permintaan akan logam mulia sehingga menekan harga emas.

Meskipun di awal tahun ini terjadi tren pelemahan harga emas, para analis tetap memperkirakan bahwa harga emas akan kembali merangkak naik seiring dengan belum stabilnya ekonomi global dan masih terjadinya konflik di beberapa wilayah.

Analis U.K. stockbroker Panmure Gordon meramalkan bahwa harga logam mulia akan pulih dan bakal menjadi surga bagi para pelaku pasar.

Hal tersebut berdasarkan dari hasil analisis bahwa masih akan ada ketidakpastian pada kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh Presiden Trump.