close
Nuganomics

Emas Dunia Makin Berantakan Hari Ini

Harga emas dunia makin berantakan bersamaan dengan makin moncernya pasar saham dan tegarnya nilai tukar dollar terhadap sejumlah mata uang asing.

Hari ini, Sabtu, 23 Januari 2016, atau Jumat malam waktu New York, harga emas mengalami tekanan pada penutupan perdagangan di Comex.

Penyebab pelemahan harga emas adalah penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat dan juga reli yang dibukukan oleh Wall Street.

Mengutip Wall Street Journal, Sabtu, 23 Januari 2016, harga emas berjangka untuk pengiriman Februari, merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan, turun di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Harga emas sempat melonjak cukup tinggi pada perdagangan awal 2016 karena banyak investor ingin melindungi investasinya di tengah gejolak di perekonomian dunia sehingga berdampak kepada pasar saham global.

Para pelaku pasar khawatir dengan pelemahan ekonomi China akan menyeret aktivitas bisnis global dan menggagalkan pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang sebenarnya memang masih rapuh.

Tingkat pertumbuhan ekonomi China melambat ke level terendah dalam dua puluh lima tahun.

Pertumbuhan ekonomi China tercatat enam koma sembilan persen pada 2015. Di tahun-tahun sebelumnya, ekonomi China selalu tumbuh di atas sepuluh persen.

Emas dipandang oleh investor sebagai salah satu instrumen investasi yang mampu melindungi dana mereka di tengah gejolak ekonomi yang biasanya selalu menekan pasar saham dan juga pasar obligasi.

Pada perdagangan Jumat ini, nilai tukar dolar AS menguat sehingga memberikan tekanan terhadap emas. Selain itu, bursa saham AS juga membukukan reli sehingga tekanan terhadap emas semakin besar.

“Kekuatan di pasar saham dan dolar AS jelas menjadi penghalang bagi emas untuk bergerak le arah yang lebih tinggi,” kata Dave Meger, Direktur Perdagangan logam Mulia High Ridge Futures, Chicago, AS.

Ia melanjutkan, emas kehilangan kemilaunya sebagai instrumen investasi safe haven.

Harga logam mulia ini menghadapi tekanan karena beberapa pedagang mengalihkan dana investasi mereka ke instrumen lain. Sebelumnya, harga emas sempat menguat 4,5 persen pada pekan pertama di 2016 ini.

Ke depan harga emas emas diharapkan bisa kembali menguat mengingat dalam waktu dekat ini akan ada perayaan Tahun Baru China yang biasanya membuat permintaan akan emas naik.

Sebelumnya, dua hari lalu, Rabu, 19 Januari 2016, harga emas berjangka naik di atas US$ 1.100 per ounce

Harga ini tercatat sebagai yang tertinggi sejak dua pekan terakhir, karena harga miyak kembali menunjukkan kemerosotannya diikuti pasar saham. Ini mengangkat investasi logam mulia.

Emas untuk kontrak Februari naik di bursa Comex. Ini adalah harga yang paling tinggi sejak 7 Januari 2015 menurut Factset seperti dilansir dari Marketwatch.

Kala itu, emas berjangka naik kembali di atas US$ 1.100 per ounceu untuk menetap pada tingkat tertinggi, karena harga minyak baru kemerosotan mereka dan menyeret pasar saham global bersama dengan untuk naik, mengangkat daya tarik investasi logam.

Meningkatnya permintaan untuk aset ini dianggap sebagai investasi yang lebih aman, sementara investor tampak untuk menghindari sesuatu yang dipandang berisiko seperti ekuitas, membantu mengangkat emas dan surat berharga haven lainnya.

“Orang -orang berlari ke sesuatu yang aman. Emas bisa berakhir menjadi satu aset untuk lindung nilai terhadap penurunan saham,” ujar Presiden Libertas Wealth Management Group, Adam Koos.

Sebagai aset keras dan bernilai, mereka khwatir jika suatu saat ada gejolak di bursa saham maka larinya akan ke emas, instrumen tunai, dan semua investasi yang pasti lainnya,” imbuhnya.