close
Nuganomics

Emas Berada Diposisi Harga Stabil

Di tengah menguatnya isu kenaikan harga minyak kenaikan kembali suku bunga The Federal pada awal tahun mendatang, harga emas menemukan titik kestabilannya dan membuat harga emas loka yang dijual PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, naik pada Kamis pagi WIB, 22 Desember 2016.

Harga emas Antam naik Rp 1.000 per gram menjadi Rp 584 ribu per gram.

Kemarin, harga emas Antam dibanderol Rp 583 ribu per gram.

Kenaikan harga jual ini diikuti  harga buyback emas Antam  yang naik Rp 3.000 menjadi Rp 489 per gram.

Itu berarti, jika Anda menjual emas yang Anda miliki, maka Antam akan membayar Rp 489 ribu per gram.

Pembayaran buyback dengan volume di atas satu kilogram akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga di hari transaksi.

Antam menjual emas dengan ukuran satu gram hingga 500 gram, dan sampai dengan menjelang siang WIB, beberapa ukuran emas Antam tidak tersedia.

Ukuran emas Antam yang tidak tersedia antara lain ukuran 1 gram, 2 gram, 3 gram, 50 gram, 100 gram dan 250 gram.

Di pasar global, harga minyak kembali melemah dan  menimbulkan kekhawatiran terhadap rencana bank sentral Amerika Serikat lebih cepat menaikkan suku bunga

Kondisi ini membuat harga emas stabil.

Harga emas untuk pengiriman Februari berada di level bagus pada di divisi Comex, New York Mercantile Exchange.

Sebelumnya harga emas sempat berada di level tertinggi, terutama  di awal sesi perdagangan.

Sementara itu, harga minyak turun

Harga minyak cenderung bervariasi.

Investor juga fokus apa bila harga logam cenderung tertekan lantaran the Federal Reserve akan lebih agresif untuk memperketat kebijakan moneternya.

Harga logam cenderung turun pada pekan lalu ketika bank sentral AS menyatakan akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun depan

Hal ini lebih agresif dari yang diperkirakan pasar.

Imbal hasil emas cenderung berkompetisi seiring suku bunga meningkat. Harga emas sudah turun hampir delapan belas persen dari level tertingginya.

Tekanan harga emas terjadi ketidakpastian usai pemilihan presiden AS. Pelaku pasar juga lebih optimistis terhadap pemerintahan baru akan mendorong kebijakan memangkas pajak dan meningkatkan fiskal.

“Emas kelihatan defensif. Harga emas mungkin bisa jadi jatuh di bawah US$ 1.100 per troy ounce dalam jangka pendek,” ujar James Steel, Strategist HSBC, seperti dikutip dari laman Wall Street Journal.

Sedangkan, permintaan fisik emas meningkat di tengah kenaikan dolar AS dan bunga meningkat. Ekspor emas ke Indonesia mencapai level tertinggi dalam 12 bulan. Bank sentral Rusia juga mengambil keuntungan dari harga emas rendah. Bank sentral Rusia impor 31 ton emas pada November.

Sehari sebelumnya, harga emas sempat berbalik ke bawah dan berada dalam kondisi defensif dalam kisaran terendah baru-baru ini, ditimbang oleh penguatan dolar.

Namun, kerugian di logam emas masih terhenti pada harga terendah minggu lalu di kisaran USD 1122.50 per troy ounce.

Dolar masih terangkat oleh pelemahan baru di mata uang euro, yang terkena serangan teror di Jerman dan kekhawatiran terus-menerus mengenai sistem perbankan di Italia.

Bank sentral Rusia, terus melakukan diversifikasi cadangan moneter dengan membukukan kenaikan cadangan emas bulanan terbesar dalam bulan kedua berturut-turut pada hari Selasa.

Yen juga ikut melemah sehingga mempunyai tambahan manuver untuk dolar setelah BoJ mempertahankan sikap kebijakan moneter di ultra-akomodatif.

Tidak ada indikasi hawkish pada ekonomi, meskipun “tren pemulihan bergerak secara moderat.”

Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda pada hari Selasa lalu memberikan pandangan ekonomi yang optimis tetapi berusaha untuk menenangkan pasar agar tidak berbicara mengenai potensi kenaikan suku bunga.

Perlu diingat bahwa bagaimana emas relatif cukup tangguh terhadap penguatan dolar dan pergerakan saham yang terus menciptakan rekor tertinggi.

Perdagangan akan menjadi semakin tipis ketika libur panjang akhir tahun semakin dekat. Hal itu dapat menyebabkan beberapa volatilitas pergerakan yang tampaknya masih seperti pergerakan tahun lalu.

Pasar harus menunggu untuk melihat apakah ada pemulihan harga di awal tahun baru, seperti yang telah terlihat dalam beberapa tahun terakhir terakhir.