close
Nuganomics

Emas Antam Lesu Usai Libur Panjang

Libur panjang selama empat hari yang usai hari ini, Senin, 28 Desember 2015, tidak mengubah posisi harga jual emas batangan yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam.

Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Senin WIB harga emas masih tetap bertahan di level Rp 545 ribu per gram.

Untuk harga pembelian kembali atau dikenal dengan buyback emas Antam tercatat naik Rp 1.000 menjadi Rp 470 ribu per gram.

Harga pembelian kembali ini artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki, maka Antam akan membelinya di harga Rp 470 ribu per gram.

Antam masih tetap menjual emas dengan berbagai ukuran dimulai dari satu gram hingga lima ratus gram.

Menjelang siang sebagian besar ukuran emas Antam masih tersedia. Hanya emas dengan ukuran sepuluh gram saja yang sudah habis terjual.

Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Sebelumnya, menjelang Natal, harga emas dunia mengalami kenaikan seiring terjadinya pelemahan dolar Amerika Serikat.

Selain itu, pemulihan harga minyak ikut memberikan sentimen kenaikan harga ini.

Harga emas telah susut sembilan persen sepanjang tahun ini.

Ini menjadi tahun ketiga harga emas melemah sebagian besar karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve AS yang naik di bulan ini.

“Kenaikan suku bunga menjadi penentu, ada banyak sentimen negatif. Tapi sekarang hal itu seimbang, di mana harga emas mendukung dalam jangka pendek,” kata analis Warren Kreyszig Julius Baer.

Namun dia menambahkan, saat orang mulai fokus pada kondisi inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi di AS, akan berdampak lagi pada harga emas yang bisa kembali turun.

Kenaikan suku bunga yang tinggi akan membuat permintaan untuk investasi yang tak memberikan bunga kurang diminati seperti emas.

Bahkan, sebagian besar analis memprediksi harga emas akan berada di bawah US$ 1.000 per ounce pada akhir tahun depan karena suku bunga AS ini.

Nilai tukar dolar tergelincir nol koma tiga persen terhadap mata uang utama lainnya.

Dolar turun dalam empat dari lima sesi perdagangan, setelah data perekonomian AS tercatat mixed baru-baru ini.

Di mana, pesanan baru untuk barang modal manufaktur jatuh pada bulan November dari sebelumnya meningkat di bulan sebelumnya.

Sementara data lain seperti sentimen konsumen naik pada bulan Desember dan Pendapatan perorangan masyarakat AS meningkat pada bulan November.

Emas berkorelasi positif dengan minyak sebagai aset yang dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Pelemahan dolar yang biasanya memberi manfaat emas telah meningkatkan daya tarik logam emas sebagai aset alternatif dan membuat komoditi yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama, jatuh ke kisaran terendah yang membukukan keuntungan terhadap spekulasi

Kenaikan suku bunga AS yang pertama kali sejak sembilan tahun terakhir telah membuat pasar semakin fokus pada kenaikan suku bunga berikutnya di tahun depan. The Fed memperkirakan ada empat kenaikan suku bunga pada tahun depan.

Namun, the Fed funds futures saat ini menunjukkan hanya akan ada dua kenaikan suku bunga, satu di bulan Juni dan satu pada bulan Desember di tahun depan.

Bercampurnya laporan ekonomi AS yang dirilis di sepanjang minggu gagal menawarkan petunjuk tentang seberapa cepat bank sentral AS akan menaikkan suku bunga tahun depan.