close
Nuganomics

Emas Antam Hari Ini Bangkit Kembali

Setelah ambruk dalam pembukaan perdagangan awal pekan kemarin, sebesar Rp 6.000 per gram, hari ini, Selasa, 05 Mei 2015, emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, kembali bergerak naik sebesar Rp 2.000 per gram dan bertengger pada angka Rp 547.00 per gram.

Untuk harga pembelian kembali atau dikenal dengan “buyback” logam mulia Antam naik lebih besar Rp 3.000 menjadi Rp 488.000 per gram.

Antam menjual emas dari ukuran satu gram hingga 500 gram, dan tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Kenaikan ini menyebabkan semua pecahan emas yang dijual Antam menapak naik. Untuk pecahan 1 gram dijual Rp 547.000, 5 gram Rp 2.590.000, 10 gram Rp 5.130.000, 25 gram Rp 12.750.000, 50 gram Rp 25.450.0000, 100 gram Rp 50.850.000, 250 gram Rp 127.000.000 dan 500 gram Rp 253.800.000

Dampak kenaikan yang dirasakan oleh Antam ini berasal dari bertambah kenaikan harga emas di dunia sebesar satu persen yang didukung melemahnya data pabrik China serta pelemahan dolar sebelumnya

Harga spot emas naik menjadi US$ 1.189,65 per ounce, meski turun dari posisi tertingginya US$ 1.193 per barel.

Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup naik US$ 12,30 per ounce menjadi US$ 1.186,80 per ounce.

“Kami punya kabar baik untuk emas dari China. Penurunan PMI mengangkat emas dan dolar,” kata Eli Tesfaye, Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures di Chicago.

Pabrik China mengalami penurunan tercepat mereka dalam kegiatan dalam satu tahun pada bulan April. HSBC / Market Indeks Pembelian Manajer menunjukkan, adanya langkah-langkah stimulus baru untuk menghentikan perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Pada Jumat, harga spot emas jatuh ke posisi US$ 1.170,20 per ounce, masuk terendah sejak 20 Maret setelah Federal Reserve tidak menutup kemungkinan suku bunga naik tahun ini.

Kenaikan tingkat bunga dan menjadi yang pertama dalam hampir satu dekade – akan menghilangkan kesempatan harga emas, sementara meningkatkan dolar.

Investor masih akan memantau laporan non-farm payrolls di April pada pekan ini, untuk melihat dampaknya terhadap dolar dan prediksi suku bunga.

“Jika kita memiliki pelemahan data lain pada minggu ini … saya harapkan harga emas akan terangkat lebih tinggi,” kata analis ABN Amro Georgette Boele.

Sehari sebelumnya, dalam perdagangan hari Senin, 04 Mei 2015, harga emas mencetak harga terendahnya setelah sejumlah mata uang menguat.

Harga emas juga kian terpuruk setelah saham-saham di Inggris dan Amerika Serikat menguat di awal Meil.

Mengutip laman Bullion Desk, , harga masih akan melanjutkan keterpurukannya pekan ini.

Harga emas terus melemah selama enam pekan terakhir lantaran penguatan dolar AS. Penurunan tersebut menghapus penguatan sebelumnya sebesar tiga persen.

“Emas sekarang berada di kisaran yang lebih rendah, setelah terus menerus gagal bertahan di level 1.200 per ounce. Dan tentu saja akan muncul aksi beli, saya sendiri akan melakukannya melihat kondisi harga emas sekarang,” terang broker Leon Westgate di ICBC Standard Bank, London.

“Harga emas juga tampak sangat sensitif terhadap kejutan data ekonomi AS yang positif. Padahal harga emas sempat menguat menyusul pelemahan dolar AS di pekan yang sama,” ungkap para ekonom di bank Belanda, ABN Amro.

Para ekonom tersebut menjelaskan, itu sinyal bahwa risiko terhadap harga emas bisa datang dari mana saja. Kondisi tersebut membuat harga emas berpotensi semakin anjlok.

Westage menjelaskan, bahkan dengan pasar Eropa yang ditutup selama May Day, harga emas bahkan masih terkena dampak dari posisi penjualan emas di kawasan tersebut. Saat ini perak juga tampak mengikuti pergerakan tersebut, tapi itu lebih pada kebiasaannya mengikuti harga emas.

Sementara khusus di kawasan Eropa, emas mengalami penurunan harga mingguan terparah sejak September 2013. Sementara saat ini harga emas di kawasan euro diperdagangkan di level terendah sejak 15 Januari, menghapus penguatan bulanan yang hampir mencapai 20 persen.

bullion desk, logam mulia.com dan cnbc