close
Nuganomics

Emas Antam Ambruk Rp 4.000 Per Gram

Ditengah kabar baik tentang krisis utang Yunani, yang ditandai dengan geliat bursa Asia, harga jual emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, justru terpeleset hari ini, Selasa, 23 Juni 2015, sebesar Rp 4.000 per gram dan bertengger di angka Rp 555.000 per gram.

Penurunan itu membuat harga emas Antam susut Rp 5.000 dalam dua hari ini.

Sama dengan harga jual, harga pembelian kembali atau dikenal dengan sebutan “buyback,” juga turun Rp 5.000 menjadi Rp 498.000 per gram. Artinya, jika Anda menjual emas yang Anda miliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 498.000 per gram.

Antam menjual ukuran emas dari satu gram hingga 500 gram. Menjelang siang, sebagian besar ukuran emas Antam masih tersedia. Hanya ukuran emas 500 gram yang sudah habis terjual.

Tingginya animo masyarakat akan transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam, perusahaan tambang itu membatasi pengunjung hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Dengan penurunan harga emas di Logam Mulia Anta mini makan seluruh pecahan yang ada menyesuaikan dengan harga baru.

Untuk pecahan 1 gram di jual Rp 555.000, 5 gram Rp 2.630.000, 10 gram Rp 5.210.000, 25 gram Rp 12.950.000, 50 gram Rp 25.850.0000, 100 gram Rp 51.650.000, 250 gram Rp 129.000.000 dan pecahan 500 gram Rp 257.800.000.

Di pasar global harga emas cenderung melemah mengakhiri sesi perdagangan di awal pekan ini. Hal itu lantaran sejumlah risiko di pasar komoditas logam.

Harga emas di divisi Comex untuk pengiriman Agustus melemah US$ 17,70 menjadi US$ 1.184,20 per ounce. Sedangkan harga perak untuk pengiriman Juli naik tipis US$ 0,036 menjadi US$ 16.145 per ounce.
Kesepakatan Yunani dan Uni Eropa yang sangat dekat untuk merestrukturisasi utang mempengaruhi gerak harga emas.

Para pejabat Yunani dan Uni Eropa bertemu untuk menyelesaikan kesepakatan restukturisasi utang pada Senin pekan ini. Kedua belah pihak optimistis dapat mencapai kesepakatan pada pekan ini.

Namun, ada beberapa laporan yang mengatakan kalau pejabat Uni Eropa tidak percaya kesepakatan Yunani yang sudah dekat. Sementara itu, bank sentral Eropa harus meningkatkan mekanisme pinjaman darurat ke Yunani seiring kenaikan penarikan kas dari bank.

Selain sentimen Yunani, indeks dolar Amerika Serikat lebih tinggi juga telah mendorong harga emas dan minyak lebih rendah. Demikian mengutip laman Kitco, Selasa, 23 Juni 2015.

Kejatuhan emas ke level paling dalam empat minggu ini dipicu spekulasi bahwa kebuntuan pembicaraan Yunani dan pihak akan berakhir sehingga mengurangi permintaan untuk logam emas sebagai safe haven.

Emas kembali tertekan setelah sebelas jam pembicaraan Yunani yang diadakan di Brussels, telah embuat optimisme bahwa kesepakatan akan terjadi pada pekan ini.

Harga saham global menguat setelah Yunani mempresentasikan rencana baru untuk mencegah default, pergerakan Index Stoxx Europe enam ratus naik tajam dalam enam minggu. Pergerakan rally di bursa saham telah mengurangi minat investor di logam emas.

Namun, Yunani masih tampak enggan untuk melanjutkan poin kesepakatan pensiun seperti yang dituntut IMF. Yunani berutang kepada IMF sebanyak satu koma enam miliar pound yang harus dibayarkan seminggu lagi.

Setelah sebagian pembayaran telah ditangguhkan pada awal bulan dan Christine Lagarde mengatakan bahwa tidak ada tambahan “masa tenggang” yang akan diberikan kepada Yunani.

Pasar cepat bereaksi pada optimisme yang terlihat, meskipun tak seorang pun ingin Yunani untuk default. Pertanyaanya mengapa pihak kreditor tidak meminjamkan lebih banyak uang untuk membayar kembali uang yang mereka telah berikan sebelumnya?

Sedikit insentif untuk reformasi keuangan yang diperlukan untuk membuat Yunani sedikit kokoh. Perhatikan jika dana bailout tambahan diberikan, Yunani akan segera kembali masuk dalam kasus yang sama setelah pihak kreditor memberikan dana bantuan.

Untuk satu hal, krisis utang Yunani cenderung akan dilihat pada pembayaran tahap berikutnya di akhir bulan Juni tetapi secara tak terduga dari perkembangan di Eropa Timur ketika AS memberikan peralatan militer ke sejumlah

Negara sekutu di Eropa Timur, Rusia telah melawan dengan menyebarkan rudal balistik antar benua. Terlihat ketegangan yang kembali memanas akan kembali dimulai.