close
Nuganomics

Dua Hari Harga Emas Antam Melambung

Dalam dua hari sesi perdagangan pekan terakhir di bulan April, Rabu, 29-05-2015, harga emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, melambung sebesar Rp 9.000 per gram. Setelah naik Rp 4.000 per gram hari Selasa kemarin, hari ini Antam kembali mencatatkan kenaikan Rp 5.000 per gram emas produksinya.

Dengan kenaikan harga sebesar Rp 9.000 dalam dua hari terakhir, hari ini, Rabu 29 April 2015, Antam menjual emas batangannya pada angka Rp 554.000 per gram.

Kenaikan harga ini selain di picu oleh lonjakan harga di tingkat global, juga disebabkan anjlioknya indek saham harga gabungan bursa Jakarta.

Penguatan harga logam mulia Antam sejalan dengan kenaikan harga emas di pasar internasional yang mencetak rekor tertinggi dalam tiga minggu.

Begitu pula harga pembelian kembali atau dikenal dengan sebutan “buyback” logam mulia Antam, juga naik Rp 5.000 menjadi Rp 494.000 per gram.

Kenaikan harga ini tidak mengubak kebijakan penjualan Antam yang menyediakan emas dari ukuran satu gram hingga 500 gram. Dan sebagaimana biasanya semua ukuran emas Antam masih tersedia.

Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.

Dengan kenaikan ini maka harga emas yang dijual Antam menyesuaikan dengan kalkulasi harga baru. Untuk pecahan 1 gram Antam menjual Rp 554.000, 5 gram Rp 2.625.000, 10 gram Rp 5.200.000, 25 gram Rp 12.925.000, 50 gram Rp 25.800.0000, 100 gram Rp 51.550.000, 250 gram Rp 18.750.000 dan pecahan 500 gram Rp 257.300.000.

Di pasar global, terutama pada perdagangan komoditi berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange harga emas naik untuk sesi kedua berturut-turut.

Emas mencoba mengambil posisi dolar Amerika Serikat yang melemah, menjelang penentuan kebijakan moneter the Federal Reserve.

Analis percaya bahwa penguatan emas didorong oleh dolar AS. Indeks dolar AS, turun terhadap enam mata uang utama dunia, di tengah harapan bahwa Fed akan mengisyaratkan untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol lebih lama lagi guna mendukung pemulihan ekonomi.

Dolar AS yang lebih lemah bisa menjadi positif untuk komoditas termasuk emas yang dihargakan dalam dolar, karena membuat mereka lebih murah bagi pengguna non-dolar, sementara dolar yang lebih kuat dapat menekan komoditas.

Pasalnya, kepercayaan konsumen AS turun pada April, jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Melansir Xinhua,

Kenaikan harga emas mencapai satu persen pada sesi sebelumnya setelah data ekonomi AS berada dalam tekanan ketika Federal Reserve mengisyaratkan bahwa kebijakan kenaikan suku bunga mungkin akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.

Kenaikan harga ini merupakan level tertinggi tiga minggu setelah data ekonomi AS menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS turun pada bulan April ke level terendah sejak Desember.

Pasar emas sedang menunggu panduan dari Federal Reserve ketika para pembuat kebijakan sedang melakukan pertemuan.

Pandangan bahwa The Fed akan menahan lebih lama kebijakan sebelumnya sebelum melakukan kebijakan pengetatan membuat pasar obligasi sedikit khawatir terhadap inflasi dan membuat dolar sedikit kehilangan momentum.

Data ekonomi AS yang melesu telah membuat pasar mengharapkan Fed mungkin tidak akan melakukan tindakan kebijakan hingga akhir tahun dan pasar sedang menunggu hasil pertemuan selama dua hari yang dilakukan oleh The Fed yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu.

Suku bunga yang lebih rendah telah membantu dan meningkatkan daya tarik emas, yang umumnya menawarkan pengembalian positif ketika harga naik. Logam emas juga digunakan sebagai lindung nilai tradisional terhadap biaya konsumen yang lebih tinggi dan sebagai alternatif untuk mata uang AS.

Pergerakan emas telah sangat sensitif terhadap suku bunga bank sentral pada tahun ini, tetapi ada juga faktor lain yang berperan yaitu pelemahan dolar. Komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang ini, dan depresiasi baru-baru ini di nilai telah membuatnya menjadi pilihan yang lebih menarik bagi investo

logam mulia.com, reuter dan bloomberg

Tags : slide