close
Nuganomics

CT: Benar Kami Mau Beli TV One dan antv

Bos CT Corp Charul Tanjung membenarkan tentang sedang berlangsungnya proses pembelian PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) yang 51 sahamnya dikuasai oleh keluarga Bakrie. . Orang terkaya kelima di Indonesia ini mengaku, ingin membeli saham pengendali VIVA seorang diri secara tunai.

“Kami telah melakukan penawaran dan menjadi salah satu penawar utama. Kami mengajukan proposal untuk membeli semuanya, saku saya masih dalam,” ucap  pria berusia 51 tahun, sembari menambahkan “hanya kami yang bisa membayar tunai 100 persen, tapi masih belum ada kesepakatan.”

Jagat bisnis media Indonesia, selama sepekan ini dihebohkan oleh pembelian VIVA  oleh CT Corp. Heboh ini dimulai dari pemberitaan “Reuter” yang mendapat bocoran dari orang dekat Chairul Tanjung. Berita itu menyebar karena nilai transaksi itu mencapai  1, 8 milyar US dollar. Sebuah nilai yang hampir mencapai 17 trilyun, dan terbilang besar untuk sebuah pembelian tunai.

Chairul mengatakan, CT Corp akan mencari pinjaman baru untuk membeli tunai saham perusahaan media milik keluarga Bakrie itu. Namun, ia menolak menyebutkan berapa nilai yang akan dipinjamnya.

Keluarga Bakrie memasang valuasi VIVA 1,2 miliar dollar AS- 2 miliar dollar AS. Namun menurut sumber-sumber Reuters, tampaknya nilai penjualan VIVA sekitar 1,8 miliar dollar AS. Padahal, kapitalisasi pasar VIVA hingga pekan ini hanya sekitar 800 juta dollar AS.
Bila rencana akuisisi tersebut mulus, maka CT Corps bakal mengontrol 4 stasiun televisi, sehingga menguasai lebih dari 40 persen belanja iklan media televisi yang nilainya mencapai 1,7 miliar dollar AS pada tahun 2011. Saat ini CT Corp menguasai Trans TV dan Trans 7.

Sementara itu dikesempatan berbeda, Chief Executive Officer (CEO) Kompas Gramedia Group Agung Adiprasetyo mengatakan pihaknya sempat ditawari untuk membeli saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Namun, rencana tersebut urung dilanjutkan.

“Kami pernah ditawari. Namun, harganya memang kemahalan,” kata Agung kepada Kompas.com di Jakarta, beberapa waktu lalu. Namun, sayang, Agung enggan menjelaskan berapa harga saham yang ditawarkan VIVA. “Biarlah Pak Chairul Tanjung yang mau membeli,” tambahnya.

Pada akhir perdagangan pekan lalu harga saham VIVA naik 12 persen menjadi Rp 560 per saham dari hari sebelumnya. Volume perdagangan saham VIVA juga melonjak menjadi 264,91 juta saham, dari rata-rata volume perdagangan dalam tiga bulan terakhir sebanyak 26,74 juta saham.

Pergerakan saham VIVA yang atraktif tak lepas dari kabar kesepakatan penjualan saham media milik Grup Bakrie tersebut kepada sebuah konsorsium yang digawangi CT Corp dan MNC Group.

Tabloid ekonomi  Kontan,  pwkN Llu juga memberitakan Grup Bakrie  telah memasang harga  Rp 1.120 per saham untuk penjualan VIVA. Bahkan, semula mereka kukuh mempertahankan harga penawarannya di atas Rp 1.500 per saham, jauh di atas harga pasarnya saat ini.

Sebelumnya, lewat Aburizal Bakrie, pemilik VIVA membantah akan menjual bisnis medianya itu.  Aburizal ketika itu membantah rumor tentang rencan pihaknya melego perusahaan media itu. Tapi perkembangan yang muncul kemudian  sangat cepat. Keluarga Bakrie kesulitaan pendanaan untuk membeli kembali saham BUMI Plc.

Keluarga Bakrie mengakui, bisnis media merupakan prestise bagi keluarga itu. Mereka menganggap bisnis media, Tv One dan Anteve merupakan pilar dari citra keluarga. Sehingga penjualannya mengalami maju mundur.

Pemilik MNC, yang memiliki RCTI, MNCTV dan Global TV juga pernah ditawarkan dan berminat membeli stasion televise itu. Tapi Hary Tanoe tak melanjutkan negosiasinya karena keluarga Bakrie menarik pernyataan ingin menjual bisnis medianya itu.