close
Nuganomics

Analis: Pekan Depan Harga Emas Akan Naik Tipis

Terdongkraknya harga emas selama pekan lalu melegakan banyak investor logam mulia. Soalnya selama berbulan-bulan harga emas terus terjerembab sehingga mencapi harga terendah pekan kedua bulan Mei lalu. Kenikan harga emas pekan lalu, dikomentari para analis akan berlanjut dalam pekan mendatang walaupun agak tipis. Tapi, setiap kenaikan cukup untuk menghambat pelarian para investor ke komoditi lain.

Harga emas melandai pada perdagangan Jumat  lantaran sejumlah investor keluar pasar menjelang long weekend di Amerika Serikat. Meskipun begitu, selama sepekan lalu emas mencetak kenaikan mingguan terbesar dalam bulan ini. Kenaikan harga emas itu didukung oleh penurunan pasar saham dan pelemahan tipis dollar AS.

Harga emas spot turun 0,23 persen ke 1.387,51 dollar AS per ounce. Namun dalam sepekan ini, harganya masih naik 2,15 persen, yang terbaik sejak akhir April. Sementara itu, harga kontrak emas di bursa COMEX ditutup turun 0,37 persen pada 1.386,6 dollar AS per ounce.

Harga emas mendapat angin segar pekan ini dari penurunan pasar saham. Kamis lalu, bursa Eropa mengalami penurunan terbesarnya dalam satu tahun terakhir sedangkan Jumat kemarin, Wall Street tergerus untuk hari ketiga dan mencatat pekan negatif pertamanya sejak pertengahan April.

“Dollar yang lebih lemah dikombinasikan dengan kelanjutan QE, dan sejumlah pembelian fisik di harga yang lebih rendah terutama di China, semua faktor itu membantu emas dalam beberapa hari ini,” kata Robin Bhar, analis logam Societe Generale Group di London.

Pekan ini, dollar AS  melanjutkan penurunannya terhadap yen. Ini merupakan pelemahan mingguan terbesar dalam tiga tahun terakhir, sedangkan euro menguat 0,7 persen terhadap dollar AS, penguatan mingguan pertamanya dalam tiga pekan.

Pada perdagangan Jumat waktu setempat, emas merosot karena investor enggan memegang emas sepanjang libur Memorial Day di AS. Pasalnya, mereka merasakan ketidakpastian kebijakan Federal Reserve.

Pimpinan Fed Ben Bernanke telah mengatakan bank sentral bisa memulai pengurangan pembelian obligasi dalam beberapa rapat Fed ke depan.

Namun kemudian, gubernur Fed St Lois, James Bullard, mengatakan bahwa inflasi AS harus naik dulu sebelum ia memberi suara untuk mengerem stimulus.

“Masih ada banyak ketidakpastian. Tak ada yang lain daripada peluang 50/50 bahwa Fed akan membalikkan stimulus atas bahwa ekonomi bekerja seperti yang mereka harapkan,” tuturnya.

Selain itu, angka pesanan durable goods AS di April yang naik jauh melebihi prediksi juga memukul emas.

“Pekan ini menunjukkan sesuatu bagi semua orang. Para pendukung bears tak melihat bukti bahwa mereka salah, sementara para bulls mendapat sedikit safe haven dan keseimbangan dari Bernanke. Kesimpulannya, kita masih dalam teritori berbahaya, karena sejauh ini masih gagal menembus 1.414 dollar AS,” kata Vice President Saxo Bank Ole Hansen.

Aset emas pada SPDR Gold Trust, ETF terbesar dunia yang berbasis emas, kembali menyusut pada penutupan Kamis (23/5/2013). Kepemilikan emasnya turun 1,5 tom lagi sehingga total penjualan asetnya dalam sepekan ini mencapai 19,8 juta ton.

Sementara itu, dalam laporan risetnya Macquarie menyatakan penjualan emas ETF tahun ini totalnya sudah mencapai 450 ton.

“Jika ETF terus menjual emas, dan walau dengan penjualan itu masih ada lebih dari 2.200 emas tersisi, proyeksi harga emas akan tergantung pada pembeli ritel,” tulisnya.