close
Nuga Tekno

Zuckerberg Investigasi Aplikasi di Facebook

CEO Facebook, Mark Zuckerberg menyatakan akan melakukan investigasi terhadap tiap aplikasi di Facebook yang mengoleksi data pengguna dalam jumlah besar.

Selain itu, Zuck juga menyebut bahwa pihaknya telah menghentikan sejumlah aplikasi lain yang mengumpulkan data pengguna dalam jumlah besar.

Pernyataan tersebut diterbitkan Zuck di selembar penuh halaman koran di Amerika Serikat dan Inggris.

Munculnya pernyataan ini merupakan kelanjutan dari kasus penyalahgunaan data pengguna yang dikumpulkan dari aplikasi kuis di Facebook.

Aplikasi itu dibuat oleh seorang profesor di sebuah universitas yang menjual lima puluh juta data pengguna Facebook itu ke perusahaan analisa data, Cambridge Analityca  atau CA.

CA lantas disebut memanfaatkan data ini untuk memengaruhi Pemilu di AS.

Zuck lantas menyebut bahwa kuis yang dibuat oleh peneliti universitas itu adalah pelanggaran kepercayaan.

“Ini adalah pelanggaran kepercayaan, dan saya minta maaf kami tidak melakukan lebih jauh saat itu. Kami sekarang membuat langkah-langkah untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi,” tulis Zuck dalam iklan yang terbit Minggu  lalu.

Selain itu, Zuck juga menyebut ada kemungkinan orang lain yang juga melakukan hal-hal serupa dengan aplikasi serupa.

Zuck berjanji untuk menemukan aplikasi-aplikasi seperti ini dan akan melarang aplikasi itu di platform Facebook begitu mereka menemukannya.

Jika ada pengguna yang data pribadinya disalahgunakan aplikasi tersebut, Facebook berjanji akan memberitahu mereka yang terdampak.

“Kami bertanggung jawab untuk melindungi informasi Anda. Jika kami gagal, maka kami tidak pantas mendapatkannya,” tulis judul iklan tersebut.

Tak lupa Zuck juga meningatkan kepada seluruh pengguna Facebook agar meninjau ulang aplikasi apa saja yang bisa mendapat akses informasi pribadi mereka di Facebook.

Jika ada aplikasi yang tak diinginkan, pengguna bisa mematikannya lewat pengaturan di laman Facebook.

Caranya, dengan mengakses halaman Pengaturan Aplikasi, atau secara manual melalui

Menu Pengaturan > lanjut ke Aplikasi > pilih Aplikasi, Situs Web, dan Plugin > Edit > lalu klik Nonaktifkan Platform.

“Terimakasih telah mempercayai komunitas ini. Saya berjanji akan melakukan yang lebih baik untuk Anda,” tutup Zuck. Pernyataan ini lantas diakhiri dengan pembubuhan tanda tangan Zuckerberg.

Facebook menolak dituduh telah menyimpan data telepon dan teks pengguna tanpa izin.

Menurut pernyataan resmi Facebook, pilihan untuk menyimpan data telepon dan SMS ini dilakukan Facebook hanya jika pengguna telah menyepakati hal tersebut.

“Anda mungkin telah melihat beberapa laporan bahwa Facebook telah menyimpan data telepon dan SMS tanpa izin. Kenyataannya tak seperti itu,” tulis pernyataan di blog Facebook itu.

“Pengguna harus menyatakan persetujuannya agar Facebook bisa mengaktifkan menggunakan fitur ini. “

“Kapan saja, pengguna yang tak ingin menggunakan fitur ini lagi bisa mematikannya dengan di setting, atau disini untuk pengguna Facebook Lite, dan semua data telepon dan teks yang dibagikan di aplikasi akan dihapus.”

Perekaman data ini atau fitur contact importer ini disebut Facebook sebagai praktek yang lazim dilakukan aplikasi media sosial untuk memudahkan pengguna menemukan orang-orang yang mereka kenal.

Sebelumnya Arstechnica melaporkan bahwa seorang pengguna Facebook menemukan bahwa Facebook merekam metadata teleponnya selama bertahun-tahun.

Lebih lanjut, Facebook menyebut bahwa pihaknya tidak menyimpan konten dari SMS dan telepon yang mereka simpan. Selain itu, mereka juga mengklaim tidak menjual data ini ke pihak ketiga.

Dalam beberapa minggu terakhir, Facebook tengah dilanda skandal setelah perusahaan analisa data yang bekerja untuk kampanye Donald Trump menyalahgunakan data pengguna Facebook dalam Pemilu AS .

Perusahaan yang bernama Cambridge Analytica itu dituduh meneksploitasi data pribadi pengguna dari lima puluh juta pengguna Facebook.

Data ini kemudian digunakan untuk memanipulasi pemiliih di AS dalam kampanye Presiden.

Meski demikian, CA menolak menggunakan informasi tersebut dalam kampanye Trump