close
Nuga Tekno

WhatsApp? Akan Gratis Selamanya

WhatsApp, di blog resminya, hari ini, Selasa, 19 Januari 2016, menjawab kekhawatiran pengguna Aplikasi pesan instan ini dengan menyatakan akan menggratiskan semua akses yang dimiliknya.

Kebijakan gratis ini akan diikuti dengan strategi monetize baru yang ditujukan untuk pengguna tingkat perusahaan.

Selama ini, WhatsApp memang hanya gratis untuk satu tahun pertama.

Setelah masa tersebut habis maka pengguna mesti memperpanjang masa pakai dengan membayar dua belas ribu rupiah per tahun.

WhatsApp menyadari bahwa banyak pengguna yang tak punya kartu kredit untuk membayar biaya langganan dan mereka khawatir kehilangan akses komunikasi.

Chief Executive Officer WhatsApp Jan Koum mengumumkan rencana menggratiskan aplikasi tersebut dan mulai menguji sejumlah layanan komersil baru.

“Kami akan berhenti meminta biaya berlangganan.”

“ Saat ini kami belum memasukkan kode apapun untuk mewujudkannya, tapi kami ingin memastikan bahwa orang-orang paham rencana tersebut tak terkait dengan menampilkan iklan di dalam WhatsApp,” terangnya.

Dari laman situs “techcrunch,” Selasa, 19 Januari 2016, jumlah pengguna aplikasi pesan instan ini sudah mendekati satu miliar orang.

September tahun lalu, WhatsApp sudah memiliki sembilan ratus juta orang pengguna dan kini diperkirakan sudah berkembang.

Koum memang mengatakan rencana masa depan WhatsApp tidak terkait dengan iklan.

Namun tak bisa dipungkiri bahwa jumlah pengguna sebanyak itu merupakan lahan garapan yang menarik bagi para pengiklan digital.

Di sisi lain, sulit untuk mengukur berapa banyak pemasukan WhatsApp dari biaya berlangganan per tahun.

Lagipula hingga saat ini masih ada saja orang yang masih bisa menggunakan WhatsApp meski tidak membayar sepeserpun.

Informasi mengenai biaya WhatsApp untuk rencana layanan komersil business-to-consumer pun belum jelas. Koum hanya mengatakan akan mulai uji coba pada thaun ini.

“Kami akan menguji alat yang membuat Anda bisa memakai WhatsApp sebagai sarana komunikasi dengan bisnis dan organisasi yang diinginkan,” ujarnya.

“Kami ingin membangun sesuatu yang utilitarian, yang membuat perusahaan seperti American Airlines atau Bank of America berkomunikasi lebih efisien melalui aplikasi pesan instan,” imbuh Koum.

WhatsApp akan memulai eksperimen menyasar segmen korporasi agar mereka dapat berinteraksi dengan pengguna WhatsApp.

Koum berkata, ia akan membuat fitur yang memungkinkan sebuah restoran, maskapai penerbangan, bahkan penyedia kartu kredit, dalam memberi pesan kepada konsumen.

“Itu berarti bisa berkomunikasi dengan bank Anda tentang apakah transaksi terakhir adalah penipuan, atau dengan sebuah maskapai penerbangan tentang penerbangan yang tertunda,” tulis WhatsApp dalam blog perusahaan.

Model bisnis ini mungkin hampir serupa dengan yang dilakoni Line.

Aplikasi pesan instan tersebut memungkinkan korporasi atau pemegang merek membuat akun resmi berbayar, sebagai saluran menyebar pesan promosi kepada pengguna Line yang mengikuti akun resmi tersebut.

Akun resmi merupakan salah satu sumber pemasukan yang besar bagi Line, selain pendapatan dari konten digital di game dan stiker

WhatsApp di awal tahun ini, atau di penanggalan tahun baru, sempat “tumbang”. Kejadian ini berlangsung sekitar satu jam, sebelum layanannya kembali normal.

Saat itu banyak pengguna Twitter yang mengeluhkan lambatnya pesan WhatsApp terkirim dengan menggunakan tagar #WhatsappCrash dan #WhatsAppError.

Tagar #WhatsApp juga menempati daftar trending topic dunia, saat beberapa wilayah di dunia merayakan tahun baru.

Tagar tersebut berisi banyak keluhan dan informasi tentang layanan pesan instan tersebut yang “down.”

Disinyalir server WhatsApp mengalami kesulitan dalam menangani pengiriman pesan.

Pihak WhatsApp belum mengeluarkan pernyataan resminya terkait sulitnya pesan dikirim melalui layanannya itu.

Tags : slide