close
Nuga Tekno

Unggul Mana Open Vs Closed Source

Survei Black Duck Software dan North Bridge padadua tahun lalu memperlihatkan, sekitar tujuh puluh delapan persen bisnis menjalankan sebagian atau keseluruhan operasional software-nya dengan perangkat lunak open source.

Angka ini meningkat signifikan dari hanya empat puluh  persen di tujuh tahun silam.

Survei ini menemukan, lima puluh lima persen perusahaan percaya bahwa keamanan open source software lebih baik dibanding software berbayar atau closed source software, dan lima puluh delapan persen percaya skalabilitas open source software lebih baik dibanding software berbayar.

Beberapa merek open source software bahkan telah mendapat pengakuan dari perusahaan besar dan menggeser software berlisensi mahal.

Contoh paling mencolok adalah penggunaan sistem operasi mobile Android.

Open source software ini sekarang menguasai lebih dari sembilan puluh persen pasar sistem operasi mobile. Open source software lainnya, seperti Linux, Apache, PHP, FreeBSD, dan LibreOffice pun terus tumbuh.

Untuk sistem database, open source software PostgreSQL berkembang sebagai alternatif yang kian dilirik.

Meskipun sampai saat ini software berbayar populer masih mendominasi pasar, tetapi dengan sifat-sifat unggulnya, software ini berpeluang mengekor kesuksesan Android dan menjadi pemimpin pasar.

Penerapan database PostgreSQL dalam bisnis kelas enterprise menuntut penanganan tenaga ahli dan profesional, agar performa perusahaan yang menggunakan sistem ini dapat sebanding dengan sistem database berbayar

Ia menegaskan, pihaknya didukung oleh lima ahli bersertifikat Enterprise PostgreSQL Associate dan Enterprise PostgreSQL Professional. Selain fleksibilitas, keunggulan lain dari penerapan PostgreSQL adalah potensi penghematan biaya hingga miliaran rupiah.

Penyebabnya jelas, lisensi yang permisif membuat bisnis tak perlu mengeluarkan biaya lisensi seperti ketika memakai non-open source software berlisensi restriktif.

Untuk diketahui, sebuah software sistem database populer memungut biaya lisensi per core.

Apabila sebuah bank memerlukan tiga puluh enam core untuk menjalankan sistem database-nya, maka mereka harus mengeluarkan biaya modal atau capital expenditure , hanya untuk membeli lisensi.

Dalam praktiknya, bisnis memang membutuhkan jasa dukungan open source software untuk asistensi dan kustomisasi software.

Namun, dengan open source software, perusahaan hanya perlu mengeluarkan biaya operasional atau operating expenditure

Dibandingkan dengan memakai software berbayar, yang harus mengeluarkan Capex dan Opex.