close
Nuga Tekno

Twitter Kini Punya “Conversation Ranking”

Twitter kembali membuat kejutan dengan manfaatkan kekuatannya pada obrolan penggunanya tentang berbagai topik.

Pengguna bisa berperan sebagai pembuka obrolan, orang yang menimpali atau meramaikan obrolan, serta hanya mengamati obrolan alias onlooker.

Namun, ada topik-topik tertentu yang pembahasannya sangat ramai sehingga pengguna sulit menimpali atau bahkan memahami akar obrolan. Twitter menyediakan solusi untuk keruwetan tersebut.

Melalui fitur “Conversation Ranking”, pengguna diharapkan bisa memahami suatu topik yang sedang viral dengan cepat.

Mekanisme Conversation Ranking terbilang simpel. Twitter akan menunjukkan kicauan-kicauan paling populer dari sebuah topik obrolan, sehingga pengguna paham konteksnya.

Popularitas itu diukur dari dua hal, yakni banyaknya reply yang dihimpun dari pengguna lain, maupun reply balik dari sang pembuka obrolan.

Selain dari segi popularitas, Conversation Ranking juga menitikberatkan pada reply dari pengguna yang Anda kenal. Intinya, Anda akan diperlihatkan reply paling bermakna dan kontekstual dari sebuah obrolan di Twitter.

Selain Conversation Ranking, Twitter juga memboyong tool baru bertajuk “Direct Reply Count”. Tool tersebut akan menghitung berapa banyak reply langsung yang dihimpun suatu kicauan.

Sebelumnya, informasi jumlah penghitungan cuma untuk RT dan love. Dengan begitu tool baru ini, Anda bisa lebih cepat mengidentifikasi kicauan populer atau obrolan yang sedang ramai.

Conversation Ranking dan Direct Reply Count diluncurkan secara bertahap untuk semua pengguna. Pastikan Anda memperbarui aplikasi Twitter di Android maupun iOS.

Sebelum conversation ranking ini, Twitter telah mengizinkan pengguna mengicaukan kembali alias retweet kicauan sendiri.

Sebelumnya, fitur itu hanya boleh digunakan untuk kicauan orang lain.

Pasalnya, fungsi retweet  sejatinya untuk meramaikan diskusi soal satu kicauan.

Ini yang kerap membuat satu topik menjadi viral di jagat Twitter.

Lalu, dengan adanya RT kicauan sendiri, akankah orang-orang bakal bersikap individual dan narsis?

Beberapa orang memprediksi fitur ini bakal membuat hasrat untuk me-retweet kicauan orang lain berkurang karena lebih memilih me-retweet kicauan sendiri, sebagaimana dilaporkan Mashable .

Hal inilah yang diperbincangkan para pengguna setelah Twitter mengumumkan fitur “RT diri sendiri” melalui sebuah kicauan.

Mereka mengatakan lebih membutuhkan fitur yang memungkinkan mereka mengedit kicauan lama. Mereka tak butuh RT kicauan sendiri.

Meski begitu, tak sedikit pula yang senang dengan fitur baru Twitter.

Mereka menganggap kicauan-kicauan mereka paling relevan dengan hidup mereka, sehingga cenderung ingin mengicaukannya kembali.

Selama ini, pengguna internet kesusahan dalam mencari kicauan akun Twitter seseorang melalui mesin pencari seperti Google.

Twitter mengubah kebijakan ini dengan memungkinkan postingan timeline-nya mudah ditemukan.

Twitter telah bersepakat dengan Google agar postingan di jejaring sosial seratus empat puluh karakter itu bisa lebih mudah dicari.

Kebijakan tersebut akan mulai diterapkan mulai paruh pertama tahun ini.

Dengan kesepakatan tersebut, kicauan di Twitter akan bisa dilihat melalui mesin pencari Google. Menurut sumber dalam yang dekat dengan permasalahan ini, situs microblogging Twitter itu saat ini melayani 284 juta pengguna setiap harinya.

Sebelumnya, Google hanya bisa mengumpulkan informasi dari Twitter secara setengah-setengah, dan secara tidak langsung. Kini informasi tersebut bisa didapat Google secara otomatis dari Twitter.

Twitter sendiri diuntungkan dengan memungkinkan konten-kontennya bisa dilihat lebih banyak audiens, termasuk konten iklan di dalamnya, mengingat pertumbuhan jumlah pengguna Twitter kini semakin melambat.

Sebelumnya, Twitter juga menyediakan data untuk raksasa teknologi Microsoft dan Yahoo, serta situs pencari, Bing.

Persetujuan antara Twitter dan Google tersebut sebenarnya sempat terjalin selama empat tahun