close
Nuga Tekno

Twitter Datang Lagi dengan Fitur Barunya

Twitter kembali melakukan uji coba fitur baru.

Kali ini, platform sedang menguji coba fitur yang membuat pengguna bisa menentukan urutan cuitan yang ingin dilihat di lini masa.

Pengguna bisa menentukan untuk melihat cuitan terbaru atau terpopuler.

Dilansir dari CNET, Twitter mengatakan beberapa pengguna iOS akan melihat tombol fitur terbaru ini dan bisa langsung mengubah tampilan cuitan yang ditentukan oleh algoritme.

Misalnya, cuitan paling penting atau yang paling baru diposting oleh pengguna yang diikuti.

“Terkadang pengguna ingin melihat tweet terbaru, pertama. Kami sedang menguji suatu cara bagi pengguna untuk mempermudah pengalihan timeline antara tweet terbaru dan teratas,” kata Twitter dalam akun resminya.

Uji coba ini dianggap sebagai langkah pertama dari Twitter yang berjanji akan memberikan pengguna beberapa opsi untuk menampilkan cuitan dalam urutan kronologis terbalik berdasarkan waktu cuitan tersebut diunggah.

Cuitan yang muncul teratas di timeline adalah cuitan yang sudah diunggah kemarin atau lusa kemarin.

Twitter memang telah memperbarui pengaturan “Show the best tweets first“. Ketika pengaturan ini dimatikan, maka cuitan yang ditampilkan bisa diurutkan sesuai dengan waktu. Akan tetapi, pengguna harus repot mengubah di pengaturan Twitter.

Nantinya, fitur baru ini ditempatkan di bagian home sehingga memberikan pengguna kemudahan untuk mengubah urutan cuitan dalam timeline.

Juru bicara Twitter mengatakan pengguna Android tidak perlu khawatir untuk menikmati fitur baru ini. Pasalnya Twitter juga berencana menguji fitur ini di Android.

Kendati demikian, saat ini fitur hanya tersedia untuk sekelompok kecil pengguna di iOS sebagai bagian dari tes.

Sebelumnya, peneliti dari New America Foundation dan Anti-Defamation League meluncurkan alat untuk memonitor perilaku akun-akun dengan konten ujaran kebencian.

Twitter dianggap merupakan lahan untuk menyebarkan ujaran-ujaran kebencian dan terus menerus Twitter berurusan dengan konten negatif ini.

Alat yang dinamakan Exploring Online Hate dashboard ini didedikasikan untuk melacak kelompok-kelompok yang mencuitkan ujaran kebencian di Twitter.

Alat ini menjadi tren dalam aktvitas kebencian melalui sampel 1000 akun Twitter yang diduga menunjukkan konten kebencian.

“Para peneliti memilih empat puluh akun yang menunjukkan perilaku konten negatif, kemudian secara algoritme menghasilkan data akun terkait yang lebih besar. Yakni 1000 akun,” kata peneliti.

Dengan mengolah data dari Twitter, peneliti dapat menyampaikan informasi tentang topik yang sedang tren secara real time. Oleh karena itu, alat ini bisa mendeteksi konten-konten negatif dengan cepat.

Tampilan dashboard alat ini disebut mirip dengan Hamilton yang merupakan alat untuk melacak operasi pengaruh Rusia secara online.

Namun alat ini gagal untuk memberikan performa baik karena mempublikasikan informasi akun yang dimonitor.

Dengan mempublikasikan informasi tersebut, akun-akun yang dimonitor bisa mengubah perilaku sehingga sulit untuk dilacak oleh alat.

Para peneliti akan mempublikasikan laporan per kuartal tentang hasil dari alat pemantau.

“Pendekatan kami dirancang untuk memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang tema, misinformasi, dan disinformasi disebarluaskan oleh jaringan ini,” kata peneliti seperti dilansir The Verge