close
Nuga Tekno

Nyawa Baru untuk Ponsel “Pas-pasan”

Google membuat terobosan jitu untuk “menghidupkan” ponsel lewat “nyawa” yang pas-pasan sebagai jawaban sistem operasi Android  dengan prinsip keterbukaan.

Langkah Google ini untuk memanfaatkan yang  tak maksimal.

Berdasarkan fenomena ini Google menghadirkan solusi dalam bentuk sistem operasi mobile baru yang dinamai “Android Go”.

Tujuan utama Android Go ada tiga, yakni menghadirkan ponsel Android yang lebih ramah kantong dengan performa smartphone flagship, meminimalisir konsumsi internet oleh pengguna, serta menghadirkan aplikasi yang efisien memori dan data.

Sasaran pasarnya jelas, yakni masyarakat di negara berkembang atau diistilahkan Google sebagai “Next Billion Users”.

Menurut VP of Product Management Google, Sameer Samat, Android Go dimungkinkan berkat optimalisasi di tiga sektor, yakni sistem operasi, aplikasi, dan Play Store.

“Kami akan mengoptimalkan Android O sehingga manufaktur bisa membuat ponsel murah dengan sistem operasi yang baik,” katanya, Kamis, 18 Mei di ajang Google  Shoreline Amphitheatre, Mountain View, AS.

Android O bahkan bisa terpatri pada ponsel dengan memori rendah

Android O bakal menghidupkan kembali ponsel-ponsel Android lawas dengan spesifikasi renda

Selain itu Google juga punya  fitur Quick Settings agar pengguna bisa mengetahui penggunaan data secara transparan dan mengaturnya secara lebih efektif.

Dari segi aplikasi, Google sedang mengembangkan aplikasi-aplikasinya dalam versi yang lebih hemat data dan memori tetapi tetap bagus performanya.

Misalnya saja, Google telah membuat aplikasi baru bertajuk “YouTube Go”.

Aplikasi ini memberikan gambaran bagi pengguna sebelum streaming video secara penuh. Selain itu, pengguna juga bisa mengunduh sebuah video ketika terhubung dengan WiFi, untuk kemudian dinikmati dalam keadaan offline.

Dari segi Play Store, Android Go bakal menampilkan highlight khusus bagi aplikasi-aplikasi hemat data.

Dengan begitu, pengguna bisa menemukan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan. Meski demikian, belum jelas kapan Android O akan disebar Google ke berbagai smartphone.

Machine Learning atau ML dan Artificial Intelligence dikenal dengan AI menjadi topik “seksi” di industri teknologi sejak beberapa tahun terakhir.

Perusahaan teknologi berbondong-bondong mengembangkannya dalam berbagai bentuk, sebut saja asisten digital, perabotan pintar, hingga robot-robot canggih yang membantu proses produksi manufaktur.

Mesin pencari Google sejatinya mulai menggembar-gemborkan soal machine learning pada “pesta” developer Google tahun lalu.

Tahun ini, di ajang yang sama, Google membeberkan kembali keseriusan mereka memperdalam implementasi ML dan AI.

CEO Google Sundar Pichai mengatakan, dunia sudah beralih dari “mobile first” ke “AI first” mengikuti perkembangan teknologi yang semakin maju.

“Tahun lalu kami mengatakan visi untuk menjadi perusahaan AI-first. Kini kami membawa manfaat AI untuk semua orang,” kata Pichai, Kmias, 18 Mei dalam Main Keynote Google

Artinya, AI yang dikembangkan Google dirancang lebih merakyat alias tak hanya berfungsi untuk developer saja, tetapi juga untuk korporasi dan pengguna umum.

Jika tahun lalu pembahasan soal AI mengerucut pada perkenalan Google Assistant, maka kini AI lebih merambah ke semua lini produk Google.

Aplikasi Google, seperti Gmail, Google Photos, Google Home, dan lainnya dibuat lebih pintar berkat kecerdasan buatan AI.

Artificial Intelligence di perangkat rumah pintar Google Home membuatnya bisa melakukan panggilan via WiFi, mengirim pesan, dan memberikan notifikasi untuk penundaan penerbangan atau peringatan macet lalu lintas.

Berkat AI diperkuat machine learning, Gmail pun menjadi lebih pintar.

Fitur “smart reply” yang sebelumnya ditujukan untuk aplikasi Allo kini diekspansi ke Gmail.

Dengan begitu, saling balas-membalas e-mail bisa lebih efisien waktu, terutama untuk jawaban-jawaban template seperti “terima kasih”, “ok”, dan sebagainya.

AI juga menjadikan Google Photos semakin nyaman dipakai. Pengguna akan dimudahkan dengan kemampuan Google Photos mengumpulkan foto secara otomatis berdasarkan acara, seperti liburan atau perayaan ulang tahun.

Seperti dilaporkan langsung oleh jurnalis KompasTekno Fatimah Kartini, Google Assistant yang sudah lebih dulu kebagian kemampuan IA juga disuntik kemampuan baru.

Google Assistant nantinya tak hanya bertengger secara terpisah di smartphone dan Google Home.

Fitur asisten digital Google Assistant ini mengolaborasikan berbagai perangkat sehingga bisa dibilang sebagai realisasi Internet of Things  Google Assistant bahkan hadir pula untuk iOS.

Hal-hal seru lainnya yang bakal diketahui selama tiga hari di ajang Google I/O menyangkut ekosistem Virtual Reality Google Daydream dan proyek Tango, sistem operasi anyar Android O dan Android Go, solusi untuk developer semacam Firebase dan Kotlin, serta peningkatan layanan-layanan seperti Photos.

Tags : slide