close
Nuga Tekno

Ngecas HP Sembarang Bisa Kena Malware

Apa Anda punya kebiasaan ngecas HP di temopat umum?

Kalau jawaban iya mulai sekarang hati-hati.

Ya, penyebabnya gadget Anda bias terkena malware.

Salah satu modus baru untuk menyebarkan malware ternyata bisa dilakukan jika pengguna melakukan pengisian daya alias “ngecas” baterai ponsel pada kabel yang tersedia di tempat umum.

Beberapa tempat umum, seringkali menyediakan kotak dan kabel-kabel untuk mengisi daya.

Menurut Yudhi Kukuh, analis keamanan dari ESET bahwa peretas bisa menginfeksi layanan itu agar kabel mengirimkan malware kepada korban. Hal-hal kecil seperti inilah yang menurut Kukuh banyak yang tidak disadari oleh masyarakat.

“Banyak orang saat ini tuh hanya sekedar pakai saja. Bisa dikatakan mereka hanya bisa pakainya saja. Padahal ketika sebuah perangkat yang dimiliki itu tidak diurus, tidak diupgrade (diperbarui software), maka hal itu bisa menyebabkan rentan terhadap ancaman malware,” ungkap

Berdasarkan studi Ponemon Institute, pada tahun ini terjadi  kerugian akibat pelanggaran data secara global pada

Melihat tingginya angka ancaman kejahatan siber, Yudhi menghimbau agar masyarakat tidak sembarangan untuk mengisi daya ponsel mereka di kotak untuk mengisi daya di tempat umum. Selain itu, ia juga mengimbau agar warga  mengambil langkah antisipasi berikut.

Perlu diingat bahwa sebuah layanan umum dapat digunakan oleh siapapun. Dalam hal ini, pelaku dapat memasukkan virus malware ke dalam router tersebut dan membuat siapapun yang menggunakannya dapat terserang virus.

Sama halnya seperti wifi umum, ketika pengguna menyimpan kode sandi pada perangkat miliknya dan terhubung dengan router yang sudah ditanamkan virus. Maka data-data tersebut dapat dilihat oleh pelaku.

Hal ini kerap terjadi ketika masyarakat menginginkan sebuah aplikasi tanpa memperdulikan sumber dari data tersebut. Padahal, pelaku juga dapat memasukkan virus ke dalam data aplikasi tersebut.

Yudhi menghimbau masyarakat untuk melakukan penyetelan ulang (reset) pada perangkat yang baru digunakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari malware yang sudah ditanam pelaku ke dalam perangkat tersebut.

Selain meminimalisirkan koneksi pada perangkat, Yudhi juga menegaskan bahwa sistem keamanan tidak dapat melindungi perangkat seratus persen. Setiap sistem keamanan pasti memiliki algoritma yang berbeda untuk mengidentifikasi virus. Maka dari itu, perlu adanya layering atau pengamanan berlapis dalam melindungi perangkat.

Selain itu Anda juga harus hati-hati terhadap peredaran aplikasi yang diisi dengan malware di Google Play Store. Pakar di perusahaan antivirus dan keamanan internet ESET menyebut setidaknya ada lebih dari 30 aplikasi Malware di Google Play Store.

Dilansir dari Express, aplikasi yang menyamar sebagai pembersih perangkat, manajer baterai, dan aplikasi horoskop menyembunyikan software yang berbahaya. Malware ini sangat kompleks canggih dan bersembunyi dalam aplikasi.

Berbeda dengan Malware lainnya yang menggunakan login palsu, perangkat lunak ini memungkinkan para hacker untuk mengirim dan menerima teks pada perangkat yang sudah terinfeksi.

Para hacker kemudian bisa menembus otentikasi multifaktor yang melindungi internet banking. Bahkan malware ini bisa secara otomatis mengunduh aplikasi tambahan yang diinginkan hacker.

“Oleh karena itu, jika pengguna telah memasang salah satu dari aplikasi ini, pengguna dapat dengan mudah menghapus di Settings > (General) > Application manager/Apps,” ujar pakar tersebut.

Pakar ESET menyarankan pengguna Android untuk menghapus aplikasi yang diduga berisi Malware secara berkala.

“Kami juga menyarankan untuk memeriksa rekening bank atas transaksi mencurigakan dan mempertimbangkan mengubah kata sandi  atau kode PIN internet banking,” kata pakar.

Untuk mengetahui aplikasi apa saja yang mengandung Malware, pengguna bisa melihatnya di tautan ini.

Semua aplikasi ini memang telah dihapus dari Google Play Store tetapi pastikan pengguna telah menghapus aplikasi tersebut apabila terlanjur mengunduh. ESET juga menyarankan agar mengunduh aplikasi Android hanya dari Google Play Store.

“Hanya unduh aplikasi dari Google Play memang tidak memastikan aplikasi tidak berbahaya, tetapi aplikasi seperti ini jauh lebih aman daripada di situs aplikasi pihak ketiga, di mana mereka tidak menghapus aplikasi malware meskipun telah diungkap, tidak seperti di Google Play,” ujar pakar.

Android adalah perangkat lunak yang paling banyak digunakan di dunia, dengan lebih dari dua miliar perangkat aktif yang menjalankan OS Google setiap bulan.

Tempat yang cocok untuk mengunduh aplikasi Android adalah di Google Play Store yang merupakan rumah bagi jutaan aplikasi.