close
Nuga Tekno

Microsoft Bikin Paswoord Sulit Ditebak

Microsoft membuat langkah bijak dengan memembuat password yang tidak gampang  ditebak dan meminta pengguna untuk bersedia sedikit  ribet dalam mengakses  internet.

Langkah ini dilakukan nMicrosoft agar pengguna tidak terus-menerus dijahili oleh para “hackers.”

Untuk langkah awal Microsoft berencana untuk membuat sebuah daftar berisikan password yang tidak boleh digunakan oleh pengguna.

Dalam postingan blog, sebagaimana ditulis Gizmodo, Sabtu, 28 Mei 2016, Microsoft menjelaskan bahwa pihaknya akan memanfaatkan daftar password yang banyak bocor di internet untuk meningkatkan keamanan.

“Kami melihat lebih dari 10 juta akun yang diserang setiap hari, jadi kami memiliki banyak data password yang digunakan untuk menyerang,” tulis

Daripada menggunakan peraturan wajib seperti harus panjang dan kombinasi dengan angka, Microsoft bakal membuat aturan berdasarkan daftar password yang bocor. Aturan tersebut nantinya akan terus diperbarui, berbasiskan daftar password yang bocor.

Nantinya, ketika pengguna membuat password yang masuk ke daftar tersebut, sistem akan menolak dan meminta pengguna memasukkan password baru.

“Pilih sebuah password yang lebih sulit untuk ditebak orang lain,” demikian peringatan yang muncul ketika pengguna memasukkan password yang tergolong gampang ditebak.

Microsoft berencana untuk merilis fitur tersebut ke layanan Microsoft Account Service, seperti Outlook, Xbox, One Drive, dan lain-lain. Layanan Azure AD Systems juga akan kedatangan fitur tersebut.

B erlainan dengan Microsof, raksasa saingannya Google melangkah lebih maju dengain membuat para pengguna Android melupakan password, yang terkadang memang bisa bikin ribet. Hal ini terbukti dari diperkenalkan ulang Project Abacus.

Apakah itu sebenarnya Project Abacus? Ini merupakan sebuah inovasi yang membuat pengguna Android bisa log in atau masuk ke berbagai aplikasi tanpa memakai password.

“Kita sama-sama memiliki ponsel yang dibekali dengan banyak sensor. Jadi kenapa tidak membuat ponsel tersebut mengenali pemiliknya sehingga kita tidak perlu memakai password?” ujar Daniel Kaufman, kepala divisi Advanced Technology and Projects (ATAP), di konferensi Google I/O 2016 beberapa waktu lalu.

ATAP sendiri merupakan divisi yang bertanggung jawab terhadap pengembangan Project Abacus tersebut.

Lebih lanjut, walau disebut tanpa password, sebenarnya tetap ada sistem pengamanan yang dibekali di ponsel.

Sistem pengamanan tersebut bekerja dengan memanfaatkan sensor yang ada. Ia bakal membaca sejumlah pola dan sinyal. Misalnya mengenali pola pengetikan, cara berjalan, lokasi pengguna secara real time, dan berbagai variabel lain. Pola-pola seperti itulah yang akan digunakan sebagai password.

Sederhananya, sebagaimana dilansir KompasTekno dari TechCrunch, Rabu (25/5/2016), Anda dapat membayangkan fitur Smart Lock yang saat ini sudah dipakai oleh Android 5.0 dan versi lain di atasnya.

Smart Lock merekam lokasi yang Anda tandai via Bluetooth sebagai wilayah aman. Saat fitur tersebut membaca bahwa ponsel berada di lokasi aman, maka kunci sistem akan otomatis terbuka.

Nah, proyek Abacus ini bekerja dengan cara yang mirip namun lebih canggih. Abacus berjalan secara tersembunyi dan mengumpulkan segala informasi mengenai Anda untuk membuat Trust Score, kunci pembuka aplikasi atau ponsel.

Google juga merancang agar Trust Score memiliki tingkatan. Tingkatan paling rendah akan disematkan sebagai kunci untuk mengunci aplikasi game dan sejenisnya, sedangkan tingkatan paling tinggi dibutuhkan untuk mengunci aplikasi perbankan.

Masih belum jelas kapan Google akan mengaplikasikan Project Abacus. Jika berjalan sesuai rencana developer sudah bisa mencobanya akhir tahun ini.