close
Nuga Tekno

Malware Ancam Penggemar Situs Porno

Rajin buka situs porno dari perangkat berbasis Android?

Awas. Perangkat Anda dalam bahaya.

Laman situs “engadget,” hari ini, Kamis, 28 April 2016, menguakkan tentang temuan ransomware jenis baru di perangkat Android yang  menyasar dari situs-situs dewasa atau “pron situs.”

Mengambil data dari sebuah riset, “engadget,” menulis pengguna Android  memang lebih banyak dalam hal mengakses situs-situs dewasa atau yang berbau pornografi ketimbang pengguna platform mobile lain.

Ransomware baru yang ditemukan ini akan menginjeksi kode tertentu ke dalam perangkat Android setiap kali penggunanya mengunjungi suatu situs porno.

Kode tersebut kemudian akan menampilkan peringatan yang seolah-olah resmi dari pemerintah, memberi tahu bahwa perangkat mereka telah diblokir dan tidak bisa digunakan lagi.

Agar bisa menggunakan peranti Android-nya, pengguna diminta membayar tebusan hingga dua ratus dollar AS atau sekitar dua setengah juta rupiah .

Anehnya, tebusan tersebut harus ditransfer dengan menggunakan gift code iTunes Stores, toko aplikasi milik Apple.

Setelah diselidiki, ini ternyata merupakan cara peretas memanfaatkan kelemahan di Android  untuk menambah pundi-pundi kredit di iTunes Store mereka.

Menurut Blue Coat, perusahaan di bidang keamanan Android, ransomware bernama “Cyber.Police” ini tidak membutuhkan APK agar bisa terpasang atau menyusup di ponsel.

Cyber.Police bakal mengunci semua aplikasi lain, mencegah aplikasi-aplikasi itu berjalan atau menghentikan ransomware.

Program tersebut juga akan menjadikan dirinya sebagai aplikasi pertama yang akan berjalan saat ponsel dinyalakan, selain membuat profil peranti yang diinfeksi, serta berkomunikasi dengan server command-and-control.

Sejauh ini, versi OS Android yang ditengarai menjadi target adalah Android  4.0 Ice Cream Sandwich hingga versi 4.3 Jelly Bean. Adapun Android 4.4 KitKat juga dicurigai mendapatkan serangan yang sama.

Ransomware ini dikatakan belum dapat diatasi.

Tidak diketahui juga apakah program jahat ini sudah tersebar di Indonesia atau belum.

Jumlah pengakses situs porno dari perangkat mobile ternyata meningkat.

Lalu lintas data dari perangkat mobile tersebut paling banyak dihasilkan oleh dua sistem operasi mobile populer, Android dan iOS.

Hal tersebut terungkap dari riset yang dilakukan oleh PornHub selama lima tahun terakhir dan  baru saja dipublikasikan di situsnya.

Menurut PornHub, sejak lima tahun lalu, pengakses situsnya yang menggunakan peranti Android baru tiga persen, sementara iOS baru sembilan persen. Sisanya, delapan puluh delapan persen berasal dari perangkat lain, termasuk PC.

Namun, pada tahun ini, pengguna Android yang mengakses PornHub mencapai tiga puluh dua persen

Untuk perangkat ponsel, Android mendominasi Sementara itu, untuk tablet, iOS lebih banyak.

Dalam hal jumlah waktu yang dihabiskan untuk membuka situs porno, pengguna Android ternyata memiliki waktu rata-rata lebih lama dibanding iOS

PornHub juga merilis data pengakses situsnya dari perangkat mobile berdasar pada jender.

Engadget, juga menulis, PornHub bisa mengetahui jender pengaksesnya, tetapi tidak mau membagi informasi tentang cara mereka dalam melakukannya.

Persentase tersebut juga memiliki jumlah yang lebih kurang sama jika dirinci lagi berdasarkan sistem operasi.

Sementara itu, untuk peranti iOS, pengakses situs porno berjenis kelamin pria lebih sebanyak dari wanita.

Generasi terbaru program jahat alias malware kini mengancam keamanan lima ratus juta ponsel Android yang beredar di muka bumi.

Bertajuk “Accesibility Clickjacking”, malware yang mengincar platform robot hijau tersebut menggunakan metode paling cerdas untuk menjebak pengguna dan mendapat akses ke perangkat pintar.

Hal tersebut diungkapkan pendiri perusahaan keamanan “Skycure”, Adi Sharabani dan Yair Amit, pada sebuah konferensi di San Francisco, AS.

Menurut keduanya, ancaman malware tipe baru ini sungguh nyata dan membahayakan industri perangkat pintar secara keseluruhan, sebagaimana dilaporkan DigitalTrend.

Secara sederhana, clickjacking merupakan teknik mengelabui korban agar mengklik sebuah elemen yang tak benar-benar muncul secara visual pada layar perangkat.

Ketika mengunjungi website berbahaya yang dijangkiti malware ini, misalnya, pengguna akan mengira sedang mengklik layar kosong tanpa reaksi apapun yang bakal timbul setelah itu. Kemudian, malware tersebut akan menggerogoti isi ponsel tanpa disadari pengguna.

Accessibility Clickjacking memungkinkan aplikasi-aplikasi berbahaya mengakses semua informasi sensitif berbasis teks pada perangkat Android yang terinfeksi,” Skycure menjelaskan.

“Ini termasuk e-mail pekerjaan dan pribadi, SMS, data dari aplikasi pesan singkat, data dari aplikasi bisnis seperti CRM, dan data-data lainnya,” Skycure menambahkan.

Tak cuma itu, Accesibility Clickjacking juga bisa semena-mena melancarkan aksi apapun pada smartphone via aplikasi dan sistem operasi.

Tags : slide